Naufal’s POV--------------------------------
Naufal hanya melirik ponselnya yang berbunyi dari Niall. Jujur Naufal
sebenarnya Nufal bingung untuk menjawab telponnya atau tidak. Naufal
tidak mengangkat telpon dari Niall tersebut. Setelah ponsel Naufal
berhenti berdering. Naufal berniat untuk mematikan ponselnya. Tetapi
ponselnya berdering kembali dan refleks Naufal menjawab telpon tersebut,
“Hallo Naufal” kata Niall di ujung sana.
“Ya?”
“Sorry it’s not her fault” kata Niall. Naufal tidak menjawab.
“I remember what you said to me” kata Niall. “What?” tanya Naufal.
“Dont make her sad. But, you made her sad” kata Niall. Naufal tidak menjawab.
“You can blame me. She avoid me. She wont talk with me. It’s kill me”
kata Niall. Naufal tidak menjawab. Naufal mematikan sambungan telpon.
Niall benar. Seharusnya Naufal tidak berbuat seperti itu. Naufal sendiri
yang mengingatkan Niall dan sekarang dia sendiri yang ternyata
melakukannya. Naufal memejamkan matanya mencoba menenangkan dirinya.
Semua masalah ini membuat dadanya sesak. Seharusnya Naufal tidak boleh
berada dalam masalah karena akan memperburuk keadaannya.
Naufal mengambil ponselnya. Callista itu berada dinomor 3 di speed
diallnya. Naufal sudah menekan nomor 3 tetapi dia mengurungkan niatnya.
Naufal masih butuh waktu. Lagipula ia juga ingin memikirkan kata-kata
untuk meminta maaf pada Callista.
Callista’s POV------------------------------
Sudah lebih dari 1 minggu ini Callista hanya memandang ponselnya
berharap ada pesan atau telpon dari Naufal. Tetapi Naufal masih belum
menghubungi Callista. Natasha pun tidak mengabari Callista mengenai
Naufal. Natasha. Callista menyalakan laptopnya dan langsung membuka
skype. Beruntung, Natasha sedang online skype. Callista kemudian
mem-video call Natasha.
“Kak” ucap Callista.
“Hei, Cal. Sorry akhir-akhir ini gue lagu sibuk jadi gak sempet hubungin loe” kata Natasha.
“Gak apa-apa. Gue cuman pengen tau kabar Naufal” kata Callista.
“Naufal. Dia masih belum hubungin loe?” tanya Natasha. Callista menggeleng.
“Naufal gue denger dia lagi dirawat dirumah sakit” kata Natasha.
“Dirawat? Dia sakit apa?” tanya Callista panik.
“Gue juga gak tau Cal. Gue lagi diluar kota soalnya” kata Natasha.
“Kenapa loe baru kasih tau gue?” tanya Callista.
“Gue lagi sibuk Call ngerjain TA. Sekarang, gue lagi diluar kota dan belum sempet nengok Naufal” kata Natasha.
“Loe lagi sibuk ya udah kalo gitu udah dulu deh. Byeee kak” kata Callista. Natasha hanya tersenyum, Sambungan terputus.
Naufal dirawat. Naufal sakit apa? Itulah yang ada dipikiran Callista.
Pantas saja selama satu minggu ini ponsel Naufal jika dihubungi tidak
aktif. Callista duduk dan memegangi lututnya. Sekarang Callista khawatir
sekali.
“Fal, apa gue udah gak dibutuhin lagi sama loe” gumam Callista dengan berlinang air mata.
Callista baru saja pulang sekolah bahkan ia hampir melompat karena
kegirangan Naufal menelponnya. Sudah 1 minggu lebih dan sekarang Naufal
menghubunginya. Callista senang sekali bukan main. Tanpa menunggu
apa-apa lagi Callista langsung menjawab telpon tersebut.
“Naufal” ucap Callista lirih dia sudah rindu sekali pada kekasihnya ini.
“Hei, sweetheart” sapa Naufal.
“Terakhir nelpon marah-marah sekarang bilang sweetheart” omel Callista. Naufal hanya tertawa.
“Apa kabar?” tanya Callista.
“Baik” jawab Naufal. Suara Naufal terdengar serak apa Naufal masih sakit?
“Kata kak Natasha kamu dirawat kemarin sakit apa?” tanya Callista langsung. Hening sebentar.
“Oh, itu aku keracunan makanan” kata Naufal.
“Keracunan makanan?” tanya Callista.
“Disini jajanan kan udah banyak yang gak steril tau-tau pake formalin dan zat berbahaya lainnya” kata Naufal.
“Iya sih. Makanya jajan itu pilih-pilih. Tapi, kenapa dirawatnya lama
banget kan cuman keracunan makanan itu paling 2 atau 3 hari juga udah
boleh pulang?” tanya Callista.
“Ah, oh itu jadi abis keracunan tubuh gue nolak makanan gitu Cal. Jadi, gue makan malah dikeluarin lagi” kata Naufal.
“Sekarang, kamu udah pulang?” tanya Callista.
“Udah. Kemarin aku baru pulang” kata Naufal.
“Oh ya. Bulan depan aku balik ke Indonesia” kata Callista girang.
“Ah, bagus dong” kata Naufal terdengar datar dari suaranya.
“Bagus doang? Emang kamu gak kangen sama aku?” tanya Callista.
“I miss you. Cal, aku harus istirahat nih. jadi, udah dulu telponnya nanti aku telpon lagi” kata Naufal.
“Oh, oke. Byee Fal. Love you” kata Callista. Sambungan terputus tanpa Naufal yang membalas ‘love you’ Callista.
Callista ingin cepat-cepat sekali kembali ke Indonesia. Callista yakin
ada sesuatu terjadi pada Naufal. Naufal berubah sekali, ini bukan Naufal
yang Callista kenal. Callista harus cepat kembali ke Indonesia untuk
mencari tahu penyebabnya.
Setelah Naufal menelpon Callista tadi. Callista tidak bisa berhenti
tersenyum. Dia bahagia sekali. Memang terkadang Naufal atau Callista
tidak berhubungan tetapi itu paling hanya 1 atau 2 hari. Callista juga
baru ingat, selama satu minggu ini juga dia tidak berhubungan dengan the
boys. Callista merasa rindu juga pada the boys. Callista sudah lama
tidak bermain dengan the boys terakhir saat dipantai itu. Callista
mengirim pesan pada Harry.
To: Harry
Hi Harry
2 jam kemudian baru ada balasan dari Harry.
From: Harry
Hi. I’m in New York now.
New York. Jadi sekarang mereka sekarang berada di New York. Ah, iya.
Callita ingat saat Niall mengajak pergi ke pantai Niall bilang dia akan
pergi. Padahal Callista ingin sekali mengajak Harry pergi entah mengapa
tapi Callista suka bercerita pada Harry. Harry sudah seperti kakak
Callista sendiri.
Beberapa menit dari situ ada sebuah pesan dari Harry.
From: Harry
Hi, we’re on twitcam now.
Callista segera menyalakan laptopnya membuka twitter Harry dan mengklik
link twitcam tersebut. Disana ada Harry dan Niall yang sedang twitcam.
Entahlah tapi mereka berdua terlihat semakin tampan. Callista ‘start
chatting’ ditwitcam tersebut.
Callista mengetik: Hi, lads. I’m watching your twitcam.
Callista hanya memperhatikan mereka sesekali Callista tertawa oleh
tingkah konyol mereka. Niall masih membacakan tweets dari fans dan Harry
entahlah dia sedang sibuk dengan ponselnya. Saat twitcam mereka
memasang musik. Niall sedang memilih playlist. Tiba-tiba saja lagu
Vanilla Twilight – Owl City terdengar. Suara itu dari twitcam. Callista
jadi ingat saat Niall di Amerika juga Niall mengirim Callista sebuah
video dia sedang bernyanyi lagu Vanilla Twilight (baca part 11).
“Callista, watching us” kata Harry.
“Uh, really?” tanya Niall. “Yeah, look” kata Harry. Niall melihat ke
ponsel Harry ya itu tweet Callista tadi. Harry kemudian memperlihatkan
kepada kamera.
“Callista, we miss you” kata Niall.
“No, Niall miss you” kata Harry. Niall tidak menghiraukan Harry. Niall kembali membaca tweets dari fans.
Callista membuka twitternya. Benar saja yang dipikirkannya. Banyak
sekali followers baru dan mention twitter Callista terus berdatangan
setiap detiknya. Callista kembali menonton twitcam. Tumben sekali, saat
di New York Niall tidak mengabari Callista sama sekali. Padahal setiap
Harry Niall selalu mengirim pesan pada Callista.
“Oh yeah. Tomorrow we’ll back to UK” kata Niall ditwitcam tersebut.
Callista tidak menonton twitcam sampai selesai karena dia harus
menyelesaikan tugas-tugasnya yang harus dikumpulkan besok. Setelah
Callista selesai mengerjakan tugasnya. Callista bercerita pada Naya
tentang Naufal yang keracunan makanan. Naya hanya tertawa mendengarkan
Callista.
“Cal, Naufal itu gak bego. Dia udah gede gak mungkin jajan gak karuan”
kata Naya. Callista diam dan berfikir benar apa yang dikatakan Naya.
Naufal sudah besar tidak mungkin dia jajan sembarangan.
“Bener juga sih. Tapi Naufal bilangnya dia keracunan makanan ke gue” kata Callista. Naya tertawa kembali.
“Iya, udah. Mungkin dia emang keracunan makanan. Kita gak tau, mungkin
dia lagi main sama temennya dan salah makan” kata Naya. Callista hanya
tertawa hambar.
Harry menelpon Callista. Harry menyuruh Callista untuk menjemput the
boys dibandara. Besok hari jumat hanya sekolah setengah hari. Callista
pun mengiyakan. Lagipula Callista tidak sabar untuk bertemu dengan the
boys. Tetapi mengapa Harry yang telpon? Mengapa bukan Niall? Apakah
Niall sudah bersama Annete? Itulah yang ada dipikiran Callista saat ini.
Callista mengirim pesan pada Niall.
To: Niall
Hi, do you miss me? Well, see you tomorrow at airport.
Sambil menunggu balasan pesan dari Niall. Callista membaca novel yang
belum dibacanya. Hanya 3 jam dan Callista sudah selesai membaca novel
tersebut. Callista memeriksa ponselnya siapa tahu Niall sudah membalas
pesannnya. Ada 1 pesan baru. Callista segara membuka pesan tersebut.
Ternyata itu pesan dari mamanya yang menanyakan kapan Callista akan
pulang.
Saat Callista bangun ada 2 pesan baru. Callista berharap salah satu
pesan tersebut dari Niall. Callista membuka pesan yang pertama dari
Naufal yang mengucapkan selamat pagi pada Callista dan pesan yang ke dua
dari Liam bukan Niall. Liam memberitahu jika Callista ingin menjemput
the boys datang pukul 4 sore nanti.
Callista datang setengah jam lebih awal dari pada yang Liam beri tahu.
Callista tidak mau terlambat. Karena bosan Callista berjalan-jalan
disekitar bandara. Tiba-tiba saja ada 3 orang anak remaja seumur dengan
Callista menghampiri Callista. Jujur Callista merasa takut jika ingat
Callista pernah mendapat death treath dari fans the boys.
“You Callista right?” tanya seseorang yang berambut blonde.
“Yeah” kata Callista.
“Are you here to pick up the boys?” tanya temannya yang berambut brunette.
“Nope. I pick up my friend” kata Callista bohong.
“Nah, what I said she isn’t pick up the boys because the boys back here tomorrow” kata temannya yang paling tinggi.
“Tomorrow?” tanya Callista.
“I think you know. Some fanbase on twitter said tomorrow the boys back to UK” katanya lagi.
“Oh, thankyou. I’ve got to go bye” kata Callista meninggalkan mereka.
Besok. Tapi the boys bilang mereka kembali ke UK hari ini. Tapi kenapa
mereka bilang besok. Astaga Callista benar-benar bingung sekali.
Callista menelpon Liam tetapi tidak diangkat. Callista menelpon semua
the boys juga tidak diangkat. Kenapa tidak diangkat? Tanya Callista
dalam hati. Tak lama ada telpon dari Harry.
“Where are you lads?” tanya Callista panik.
“We’re here” Callista menoleh dan ternyata itu the boys. Callista lega sekali. Berarti dia tidak sia-sia datang ke sini.
“But, some girls said you’ll come here tomorrow” kata Callista.
“We’re just arrived. You wont hug us?” kata Liam. Callista memeluk satu-satu the boys.
“I miss you lads” kata Callista.
“Yeah, we miss you too” kata Louis.
“Lets go home” kata Paul. Callista ikut bersama the boys. Tetapi
sepertinya ada yang aneh dengan Niall mulai dari Niall yang tidak
membalas pesan Callista dan dari tadi Niall tidak berkata apa-apa pada
Callista. Niall hanya diam saja dan saat Callista memeluk Niall juga
Niall tidak memeluk Callista balik.
Saat dirumah the boys. Callista bosan sekali. Ini tidak biasanya
Callista didiamkan seperti ini oleh the boys. Niall dan Louis sedang
bermain xbox. Harry sedang menelpon seseorang dan Liam sedang skype
bersama Danielle karena Danielle sedang berada di Toronto. Zayn, dia
sedang tidur di sofa.
Callista melihat jam pukul setengah 6 tapi rasanya Callista sudah berada
5 jam disini. Callista bosan. Jika dia tau begini dia tak akan
menjemput the boys dibandara. Callista ingin pulang. Callista memainkan
game di ponselnya tetapi tiba-tiba saja ponselnya habis batre. Mengapa
the boys melakukan ini padanya? Memang Callista salah apa? Air mata
Callista keluar. Callista paling tidak bisa di tak acuhkan seperti itu.
Callista tidak mau the boys melihatnya menangis. Callista pergi ke
toilet. Callista melap mukanya yang basah karena air mata.
“Aaaaaaah” teriak Callista.
“Gue salah apa? Kenapa gue di cuekkin begini?” dumel Callista.
“Aaaaaaaah” teriak Callista dan mengacak-acak rambutnya. Callista menangis kembali.
“Aaaa. Cukup 1 minggu Naufal cuekin gue. Jangan cuekkin gue lads” kata Callista yang berbicara pada dirinya sendiri dicermin.
Callista mencuci mukanya tapi tetap saja dia terlihat jelas sudah
menangis. Agar tidak terlihat sudah menangis Callista memakai
kacamatanya. Biasanya Callista memakai kacamatanya saat belajar, membaca
dan menonton. Setelah selesai Callista kembali tetapi the boys tidak
ada disana hanya ada Paul yang sedang makan apel.
Callista mencari the boys ke seluruh ruangan tetapi the boys tetap tidak
ada. Callista kesal sekali. Air mata keluar dari matanya. Callista
menangis kembali.
Kamis, 28 Juni 2012
NLS part 25
Naufal’s POV----------------
Naufal melihat jam dirumahnya pukul 6 pagi. Jika untuk waktu Inggris itu pukul 12 malam. Naufal menelpon Callista. Naufal ingin sekedar menyapa Callista saja. Naufal tau zona waktu antara London dan Indonesia. Tetapi Naufal ingin sekali menelponnya. Saat Naufal menelpon Callista yang mengangkat adalah Niall. Naufal tau Niall suka pada Callista. Tapi, meskipun Naufal tau Niall tidak akan macam-macam pada Callista. Tetapi pergalauan disana dan di Indonesia itu berbeda sangatlah berbeda. Saat Naufal menelpon tadi yang menjawab Niall. Naufal sudah tak bisa berkata-kata lagi makanya Naufal langsung memutuskan sambungan telfon tanpa mendengar penjelasan dari Niall.
Naufal bingung sekali harus berbuat apa. Naufal marah tetapi dia tidak tahu harus bagaimana. Saat Naufal mendengar suara Niall saat menjawab telpon entahlah hanya sesak yang terasa. Naya. Benar, Naufal bisa meminta bantuan Naya. Tanpa pikir panjang lagi. Naufal langsung menelpon Naya. Nada sambung sudah terdengar, tetapi Naya tidak mengangkat telponnya. Naufal mencoba menelpon Naya lagi kali ini diangkat.
“Hallo Nay. Ini gue Naufal” kata Naufal.
“Gila loe. Gue lagi tidur ada apa sih telpon gue?” kata Naya memang terdengar dari suaranya dia seperti baru bangun tidur.
“Callista ada Callista disitu?” tanya Naufal.
“Cal, ini ada telpon dari Naufal” terdengar Naya memberi tahu Callista. Ponsel sudah berpindah tangan karena Naufal bisa mendengar suara Callista.
“Naufal, ada apa?” tanya Callista langsung. Naufal hanya diam.
“Fal” panggil Callista.
“Loe abis ngapain sama si Niall? Kenapa hp loe bisa ada di dia?” tanya Naufal langsung. Callista tidak menjawab.
“Lho, kok pertanyaan gue gak dijawab?” pojok Naufal.
“Fal, aku sama Niall tadi abis main ke pantai. Kita ke pantai gak cuman berdua ada the boys sama yang lain juga. hp aku ketinggalan di mobil Niall. Cuman itu doang ko Fal.” jelas Callista.
“Cuman itu? Yakin?” tanya Naufal. “Yakin” jawab Callista.
“Cal, bukannya gue gak suka loe sama idola loe itu. Cuman please loe tau gue pacar loe. Jadi, loe hargain ada gue disini. Meskipun kita jauh juga. Selama loe disana gue nggak pernah deket-deket sama cewek lain” kata Naufal yang meluapkan emosinya. Callista hanya diam tak menjawab apa-apa.
“Fal, maafin aku” kata Callista terdengar suaranya lirih.
“Loe nggak pernah ngerasain Cal gimana jadi gue. Sekarang, gue cuman butuh waktu. Mungkin buat sementara gue nggak bakal hubungin loe” kata Naufal langsung mematikan sambungan telpon.
Naufal memandang ke layar ponselnya. Wallpaper handphone-nya adalah foto Callista. Benar, Naufal butuh waktu. Naufal membanting ponselnya.
“Sorry Cal” ucapnya lirih.
Callista’s POV--------------------------------
“Fal, sorry. Fal. Fal” tetapi sayang sambungan telpon sudah terputus.
“Loe nggak pernah ngerasain Cal gimana jadi gue. Sekarang, gue cuman butuh waktu. Mungkin buat sementara gue nggak bakal hubungin loe”
Itulah kata-kata Naufal yang masih jelas dipikiran Callista. Callista menyesal seharusnya dia tidak memaafkan Niall. Seharusnya Callista tidak ikut saat Niall mengajaknya pergi tadi. Lagipula sekarang sudah ada Annete.
Callista menangis. Dia benar-benar menyesal rasanya ingin cepat-cepat untuk kembali ke Indonesia. Jarang sekali Callista bertengkar dengan Naufal. Apalagi Naufal sampai bilang ‘loe’ pada Callista. Untuk orang-orang mungkin itu wajar tetapi tidak dengan Callista. Ini pertama kalinya Naufal meyebutkan kata ‘loe’ pada Callista. Sekarang, Naufal benar-benar marah padanya. Callista tidak tahu harus berbuat apa.
Naya yang sudah tidur sepertinya mendengar tangisan Callista. Karena Naya bangun dan menghampiri Callista. Naya memeluk Callista dan mencoba menenangkannya. Callista memeluk Naya erat sekali.
“Naufal” ucap Callista sesenggukan.
“Sshhh. Loe nggak perlu cerita sekarang. Sekarang tenangin diri loe Cal” kata Naya.
Pukul 2 baru Callista berhenti menangis. Sekarang dia sudah tertidur. Sebenarnya kasihan Naya karena dia sudah tidur tetapi terbangun gara-gara Callista.
“Cal, loe serius mau sekolah?” tanya Naya setelah melihat Callista yang nampak seperti mayat hidup.
“Gue serius” kata Callista terdengar suaranya serak.
“Loe nggak usah sekolah dulu. Liat mata loe Cal, gue mah takut liatnya juga” kata Naya.
Callista melihat matanya lewat cermin. Benar, mata Callista terdapat kantung mata dan bawahnya hitam sekali. Mata Callista benar-benar bengkak.
“Gue mau sekolah Nay” kata Callista.
“Oke. Kalau itu mau loe” kata Naya.
Disekolah Callista tidak bisa konsen sepenuhnya pada pelajaran. Naufal masih terbayang-bayang dipikiran Callista. Baru kali ini Naufal marah besar pada Callista. Niall, sepertinya harus menjauh dari Niall.
“Callista” teriak seseorang memanggil namanya saat Callista keluar dari sekolah. Josh. Itu Josh ada apa Josh datang kesini?
Callista segera menghampiri Josh.
“Whats up Josh?” tanya Callista.
“Followed me” kata Josh. Callista mengikuti Josh dan akhirnya sampai disebuah mobil. Keluar Niall dari dalam mobil. Callista mematung. Mengapa saat keadaan seperti ini dia harus bertemu dengan Niall?
“Hi” sapa Niall. Callista hanya tersenyum.
“Yours” kata Niall sambil mengembalikkan ponsel Callista.
“Thanks Niall. But, I’ve gotta go” kata Callista dan langsung meninggalkan Josh dan Niall.
Saat dikamar Callista mencoba menghubungi Naufal tetapi Naufal tidak mengangkat telponnya. Callista mencoba mengirim pesan padanya tetapi tidak dibalas. Akhirnya Callista menyerah dan meminta bantuan pada bantuan pada kakaknya Natasha. Callista menghubungi Natasha lewat skype.
“Kak, gue harus gimana?” tanya Callista setelah menceritakan semuanya.
“Cal, sorry. Kalau masalah ini gue nggak bisa bantu loe, tapi gue ntar coba deh bilang ke Naufal” kata Natasha. Callista hanya mengangguk.
“Thanks kak. Gue mau belajar nih. Bye” kata Callista memutuskan sambungan dan mematikan laptopnya.
Callista melihat ponselnya. Naufal benar-benar tidak menghubunginya. Callista membaca buku kembali. Tiba-tiba saja ponsel Callista berdering. Tanpa melihat display penelponnya Callista langsung menjawabnya.
“Naufal” kata Callista.
“It’s me Harry” kata penelpon tersebut. Harry? Callista segera melihat display penelpon tersebut. Benar, ternyata Harry.
“Oh, hi Harry” kata Callista malas.
“Cal, I want talk to you” kata Harry.
“Sorry Harry, I’m bussy” kata Callista.
“Cal, please” pinta Harry.
“Oke, skype” kata Callista.
Callista menyalakan laptopnya kembali Harry sudah online. Baru saja Callista akan chat pada Harry. Harry sudah ask untuk video call. Callista menerimanya.
“Cal, what happened? Tell me please” kata Harry.
“Niall, he told me. You looked so different. I know there’s something happened. Tell me” kata Harry.
“Is Niall there?” tanya Callista.
“Nope. He isn’t here. So, just tell me” pinta Harry. Callista menceritakan semuanya bahkan Callista sampai menangis menceritakannya.
“Please, don’t tell Niall about this” kata Callista.
“Oke. Don’t be sad. Everything gonna be alright” kata Harry. Callista mengelap airmatanya.
“Harry, I should study. Bye” kata Callista.
“Bye” kata Harry. Callista langsung mematikan laptopnya.
Niall’s POV---------------------------------
“You heard?” tanya Harry. Setelah menyadari Niall ternyata mendengar semunya.
“So, that’s why she avoid me” kata Niall. Itulah yang dipikirkan Niall.
Sekarang Niall tahu alasan mengapa Callista menjauhinya. Mengapa mata Callista begitu bengkak. Ternyata semuanya karena Naufal. Niall tahu ia salah. Dia sadar sekali, tetapi perasaanya tidak bisa ditahan. Niall tidak bisa jika hanya sekedar menelpon atau mengirim pesan pada Callista. Niall tidak bisa. Niall tidak tahu sekarang apa yang harus dilakukannya.
“Maybe” kata Harry.
Niall mencoba menelpon Callista. Tetapi tidak diangkat. Mengirim pesan pun tidak balas. Callista, jika dia terus seperti ini. Lama-lama Niall bisa menjadi gila.
“What’s your plan?” tanya Harry. Niall memandang Harry dan berfikir.
“I know what I have to do” kata Niall sambil menepuk pundak Harry. Kemudian berlari.
Naufal melihat jam dirumahnya pukul 6 pagi. Jika untuk waktu Inggris itu pukul 12 malam. Naufal menelpon Callista. Naufal ingin sekedar menyapa Callista saja. Naufal tau zona waktu antara London dan Indonesia. Tetapi Naufal ingin sekali menelponnya. Saat Naufal menelpon Callista yang mengangkat adalah Niall. Naufal tau Niall suka pada Callista. Tapi, meskipun Naufal tau Niall tidak akan macam-macam pada Callista. Tetapi pergalauan disana dan di Indonesia itu berbeda sangatlah berbeda. Saat Naufal menelpon tadi yang menjawab Niall. Naufal sudah tak bisa berkata-kata lagi makanya Naufal langsung memutuskan sambungan telfon tanpa mendengar penjelasan dari Niall.
Naufal bingung sekali harus berbuat apa. Naufal marah tetapi dia tidak tahu harus bagaimana. Saat Naufal mendengar suara Niall saat menjawab telpon entahlah hanya sesak yang terasa. Naya. Benar, Naufal bisa meminta bantuan Naya. Tanpa pikir panjang lagi. Naufal langsung menelpon Naya. Nada sambung sudah terdengar, tetapi Naya tidak mengangkat telponnya. Naufal mencoba menelpon Naya lagi kali ini diangkat.
“Hallo Nay. Ini gue Naufal” kata Naufal.
“Gila loe. Gue lagi tidur ada apa sih telpon gue?” kata Naya memang terdengar dari suaranya dia seperti baru bangun tidur.
“Callista ada Callista disitu?” tanya Naufal.
“Cal, ini ada telpon dari Naufal” terdengar Naya memberi tahu Callista. Ponsel sudah berpindah tangan karena Naufal bisa mendengar suara Callista.
“Naufal, ada apa?” tanya Callista langsung. Naufal hanya diam.
“Fal” panggil Callista.
“Loe abis ngapain sama si Niall? Kenapa hp loe bisa ada di dia?” tanya Naufal langsung. Callista tidak menjawab.
“Lho, kok pertanyaan gue gak dijawab?” pojok Naufal.
“Fal, aku sama Niall tadi abis main ke pantai. Kita ke pantai gak cuman berdua ada the boys sama yang lain juga. hp aku ketinggalan di mobil Niall. Cuman itu doang ko Fal.” jelas Callista.
“Cuman itu? Yakin?” tanya Naufal. “Yakin” jawab Callista.
“Cal, bukannya gue gak suka loe sama idola loe itu. Cuman please loe tau gue pacar loe. Jadi, loe hargain ada gue disini. Meskipun kita jauh juga. Selama loe disana gue nggak pernah deket-deket sama cewek lain” kata Naufal yang meluapkan emosinya. Callista hanya diam tak menjawab apa-apa.
“Fal, maafin aku” kata Callista terdengar suaranya lirih.
“Loe nggak pernah ngerasain Cal gimana jadi gue. Sekarang, gue cuman butuh waktu. Mungkin buat sementara gue nggak bakal hubungin loe” kata Naufal langsung mematikan sambungan telpon.
Naufal memandang ke layar ponselnya. Wallpaper handphone-nya adalah foto Callista. Benar, Naufal butuh waktu. Naufal membanting ponselnya.
“Sorry Cal” ucapnya lirih.
Callista’s POV--------------------------------
“Fal, sorry. Fal. Fal” tetapi sayang sambungan telpon sudah terputus.
“Loe nggak pernah ngerasain Cal gimana jadi gue. Sekarang, gue cuman butuh waktu. Mungkin buat sementara gue nggak bakal hubungin loe”
Itulah kata-kata Naufal yang masih jelas dipikiran Callista. Callista menyesal seharusnya dia tidak memaafkan Niall. Seharusnya Callista tidak ikut saat Niall mengajaknya pergi tadi. Lagipula sekarang sudah ada Annete.
Callista menangis. Dia benar-benar menyesal rasanya ingin cepat-cepat untuk kembali ke Indonesia. Jarang sekali Callista bertengkar dengan Naufal. Apalagi Naufal sampai bilang ‘loe’ pada Callista. Untuk orang-orang mungkin itu wajar tetapi tidak dengan Callista. Ini pertama kalinya Naufal meyebutkan kata ‘loe’ pada Callista. Sekarang, Naufal benar-benar marah padanya. Callista tidak tahu harus berbuat apa.
Naya yang sudah tidur sepertinya mendengar tangisan Callista. Karena Naya bangun dan menghampiri Callista. Naya memeluk Callista dan mencoba menenangkannya. Callista memeluk Naya erat sekali.
“Naufal” ucap Callista sesenggukan.
“Sshhh. Loe nggak perlu cerita sekarang. Sekarang tenangin diri loe Cal” kata Naya.
Pukul 2 baru Callista berhenti menangis. Sekarang dia sudah tertidur. Sebenarnya kasihan Naya karena dia sudah tidur tetapi terbangun gara-gara Callista.
“Cal, loe serius mau sekolah?” tanya Naya setelah melihat Callista yang nampak seperti mayat hidup.
“Gue serius” kata Callista terdengar suaranya serak.
“Loe nggak usah sekolah dulu. Liat mata loe Cal, gue mah takut liatnya juga” kata Naya.
Callista melihat matanya lewat cermin. Benar, mata Callista terdapat kantung mata dan bawahnya hitam sekali. Mata Callista benar-benar bengkak.
“Gue mau sekolah Nay” kata Callista.
“Oke. Kalau itu mau loe” kata Naya.
Disekolah Callista tidak bisa konsen sepenuhnya pada pelajaran. Naufal masih terbayang-bayang dipikiran Callista. Baru kali ini Naufal marah besar pada Callista. Niall, sepertinya harus menjauh dari Niall.
“Callista” teriak seseorang memanggil namanya saat Callista keluar dari sekolah. Josh. Itu Josh ada apa Josh datang kesini?
Callista segera menghampiri Josh.
“Whats up Josh?” tanya Callista.
“Followed me” kata Josh. Callista mengikuti Josh dan akhirnya sampai disebuah mobil. Keluar Niall dari dalam mobil. Callista mematung. Mengapa saat keadaan seperti ini dia harus bertemu dengan Niall?
“Hi” sapa Niall. Callista hanya tersenyum.
“Yours” kata Niall sambil mengembalikkan ponsel Callista.
“Thanks Niall. But, I’ve gotta go” kata Callista dan langsung meninggalkan Josh dan Niall.
Saat dikamar Callista mencoba menghubungi Naufal tetapi Naufal tidak mengangkat telponnya. Callista mencoba mengirim pesan padanya tetapi tidak dibalas. Akhirnya Callista menyerah dan meminta bantuan pada bantuan pada kakaknya Natasha. Callista menghubungi Natasha lewat skype.
“Kak, gue harus gimana?” tanya Callista setelah menceritakan semuanya.
“Cal, sorry. Kalau masalah ini gue nggak bisa bantu loe, tapi gue ntar coba deh bilang ke Naufal” kata Natasha. Callista hanya mengangguk.
“Thanks kak. Gue mau belajar nih. Bye” kata Callista memutuskan sambungan dan mematikan laptopnya.
Callista melihat ponselnya. Naufal benar-benar tidak menghubunginya. Callista membaca buku kembali. Tiba-tiba saja ponsel Callista berdering. Tanpa melihat display penelponnya Callista langsung menjawabnya.
“Naufal” kata Callista.
“It’s me Harry” kata penelpon tersebut. Harry? Callista segera melihat display penelpon tersebut. Benar, ternyata Harry.
“Oh, hi Harry” kata Callista malas.
“Cal, I want talk to you” kata Harry.
“Sorry Harry, I’m bussy” kata Callista.
“Cal, please” pinta Harry.
“Oke, skype” kata Callista.
Callista menyalakan laptopnya kembali Harry sudah online. Baru saja Callista akan chat pada Harry. Harry sudah ask untuk video call. Callista menerimanya.
“Cal, what happened? Tell me please” kata Harry.
“Niall, he told me. You looked so different. I know there’s something happened. Tell me” kata Harry.
“Is Niall there?” tanya Callista.
“Nope. He isn’t here. So, just tell me” pinta Harry. Callista menceritakan semuanya bahkan Callista sampai menangis menceritakannya.
“Please, don’t tell Niall about this” kata Callista.
“Oke. Don’t be sad. Everything gonna be alright” kata Harry. Callista mengelap airmatanya.
“Harry, I should study. Bye” kata Callista.
“Bye” kata Harry. Callista langsung mematikan laptopnya.
Niall’s POV---------------------------------
“You heard?” tanya Harry. Setelah menyadari Niall ternyata mendengar semunya.
“So, that’s why she avoid me” kata Niall. Itulah yang dipikirkan Niall.
Sekarang Niall tahu alasan mengapa Callista menjauhinya. Mengapa mata Callista begitu bengkak. Ternyata semuanya karena Naufal. Niall tahu ia salah. Dia sadar sekali, tetapi perasaanya tidak bisa ditahan. Niall tidak bisa jika hanya sekedar menelpon atau mengirim pesan pada Callista. Niall tidak bisa. Niall tidak tahu sekarang apa yang harus dilakukannya.
“Maybe” kata Harry.
Niall mencoba menelpon Callista. Tetapi tidak diangkat. Mengirim pesan pun tidak balas. Callista, jika dia terus seperti ini. Lama-lama Niall bisa menjadi gila.
“What’s your plan?” tanya Harry. Niall memandang Harry dan berfikir.
“I know what I have to do” kata Niall sambil menepuk pundak Harry. Kemudian berlari.
NLS part 24
Niall’s POV----------------------------
Saat Niall kembali dia tidak melihat Harry dan Callista. Niall pergi menuju mobilnya untuk menelpon Callista. Ternyata ponsel Callista tertinggal dimobil Niall. Niall melihat tidak ada mobil Harry. Apa mereka sudah pulang? Bagaimana dengan Callista? Pakaian Callista basah. Callista memakai baju siapa? Padahal Niall sudah menyiapkan pakaian untuk Callista.
“Niall” panggil Annete. Niall menoleh.
“Dinner time” kata Annete. “Oh, well” kata Niall kemudian merangkul Annete.
Saat makan malam entahlah tapi makanan terasa hambar. Niall khawatir pada Callista apalagi Callista tidak membawa ponselnya. Setelah makan Niall kembali ke pantai. Pantai terlihat indah meskipun malam hari. Desiran ombak membuat Niall tenang.
“NIALLER” teriak Zayn. Niall menoleh dan Zayn berlari menghampiri Niall.
“Yeah Zayn” kata Niall. “She said tomorrow she should go to school. So, she go home with Harry” kata Zayn.
“She left her mobile in my car” kata Niall.
“So, how about Annete?” tanya Zayn.
“Annete?” tanya Niall. Zayn mengangguk. “You so close with her. She is your first girlfriend. Are you have feeling for her?” tanya Zayn. Niall menjadi salah tingkah. Muka Niall memerah untung saja langit sudah gelap jadi Zayn tidak bisa melihat muka Niall yang sudah seperti kepiting rebus.
“Admit it Niall you still have a feeling for her” kata Zayn.
“Yeah. A lil bit” kata Niall.
“Yeah. I can see that. How about Callista? You still love her right?” tanya Zayn.
“I think. I don’t need to answer your question. You know Zayn” kata Niall.
“Interesting. So, Callista or Annete?” tanya Zayn.
“I don’t know Zayn. Callista has a boyfriend” kata Niall.
“So, you chose Annete” kata Zayn. “Nope. I didn’t said that” kata Niall.
“Niall, tell me how your feeling now!” kata Zayn.
Niall menceritakan perasaannya pada Zayn. Niall menceritakan perasaannya yang tidak berubah pada Callista tetapi perasaan Niall pada Annete entahlah. Jika Niall bersama Annete Niall merasa senang bersama Annete tetapi jika tidak perasaan Niall biasa saja. Tidak seperti dengan Callista. Callista tidak membalas pesan atau menangkat telfon Niall. Niall sudah uring-uringan.
“Is she still dating with Naufal?” tanya Zayn. Niall mengangguk.
“Niall, she has a boyfriend. I think you better with Annete. She single, right?” tanya Zayn.
“NIALL” teriak Annete. Niall dan Zayn menoleh.
“She is lovely. Isn’t she?” goda Zayn kemudian pergi meninggalkan Niall.
“Hi” sapa Annete. Niall hanya tersenyum.
“So, what you’re doing here?” tanya Annete.
“Enjoy the beautiful night” kata Niall.
“Well, Niall. I want talk something to you” kata Annete. Niall memandang Annete. Annete melanjutkan pembicaraannya.
“Niall...” Niall hanya memandang Annete meminta melanjutkan.
“I love you Niall. I’m here Niall. I want back to the time while we were together” kata Annete. Niall kaget mendengar pengakuan Annete. Jujur perasaan Niall pada Annete tidak lebih besar pada perasaannya pada Callista.
“Well....uh” Niall gugup.
“I know Niall. You love her. I’m not fool, I can see Niall” kata Annete. Niall hanya diam.
“Please, give me a chance Niall! I know she has a boyfriend his name is Naufal, right?” kata Annete. Niall terdiam kembali.
“How Niall?” tanya Annete.
“I can’t answer it now” kata Niall. “Well, I see” kata Annete. Niall melihat Annete dia bisa melihat kekecewaan di mata Annete. Niall mengacak-acak rambut Annete.
“Niall” teriak Annete. Niall tertawa dan Annete ikut tertawa.
“Nah, don’t be sad. You look more beautiful when you laugh. I didn’t said ‘no’ right. Maybe, I just need time” kata Niall.
“Thanks Niall” kata Annete kemudian memeluk Niall. Niall memeluk Annete kembali.
Callista’s POV-----------------------
Harry bercerita hal-hal yang kadang Callista tidak mengerti. Jika Harry tertawa Callista ikut tertawa. Callista menguap. Callista mengantuk mungkin karena lelah bermain tadi.
“Harrold” kata Callista.
“Yeah” kata Harry sambil tetap fokus menyetir.
“I’m hungry” kata Callista.
“Yeah. Me too. What do you want? McDonalds? Pizza?” tanya Harry.
“Pizza” pekik Callista. Harry tersenyum. Harry berhenti di restoran pizza.
Callista menunggu dimobil saat Harry membeli pizza. Callista ingin mengirim pesan pada Naya. Callista baru ingat ponselnya tertinggal dimobil Niall. Callista melihat ponsel Harry, mungkin setelah Harry kembali Callista meminta izin untuk mengirim pesan pada Naya. Tiba-tiba saja ponsel Harry berdering ada telpon. Callista mengambil ponsel Harry. Telpon tersebut dari Niall. Callista mengangkatnya.
“Hello” kata Callista. “Callista?” kata Niall yang terdengar seperti orang yang kaget.
“Yeah” kata Callista. “You left your mobile in my car” kata Niall.
“I know Niall” kata Callista. “Why you didn’t tell me you go home with Harry”?” tanya Niall.
“Remember, I left my mobile in your car” kata Callista. “Oh yeah. So, take care” kata Niall kemudian memutuskan sambungan. Niall agak berbeda. 15 menit kemudian Harry datang membawa pizza.
“Pizza comin” kata Harry. “Thanks Harry” kata Callista.
Harry membuka kardus pizza. Saat Callista akan mengambil sepotong pizza. Harry menjauhkan pizza nya. Seterusnya pun begitu yang dilakukan Harry. Callista ngambek dia diam memandang lurus ke depan. Harry menyuapkan pizza pada Callista. Callista awalnya kaget tapi Callista menerima suapan pizza dari Harry. Callista mengambil sepotong pizza lagi. Callista memakannya dan menyuapkan pada Harry.
Setelah selesai makan. Callista dan Harry melanjutkan perjalanan. Setelah selesai makan. Callista menjadi ngantuk. Callista menguap. Harry melihat Callista menguap.
“Go sleep” kata Harry. “But...”
Harry menyela “It’s ok. I’m fine” kata Harry.
Callista menurut bukan apa-apa karena memang Callista sudah benar-benar mengantuk. Apalagi besok dia harus sekolah.
“Cal, wake up” terdengar sayup-sayup suara Harry.
“Wake up Callista” kata Harry. Callista terbangun ternyata dia sudah sampai.
“Oh, thanks Harrold” kata Callista. “Yeah, dear” kata Harry.
“Bye Harrold” kata Callista.
Callista baru saja memasuki kamar. Naya sudah menyerang Callista.
“Cal, loe dari mana? Loe gila apa pulang jam segini” omel Naya.
“Gue capek Nay, gue mau tidur” kata Callista.
“Eh, loe jawab dulu pertanyaan gue. Loe abis dari mana? Terus itu loe pake baju siapa?” tanya Naya.
“Ah, ya. Gue mau mandi dulu” kata Callista.
“Yeee, nih anak ya” teriak Naya.
Niall’s POV------------------
Ponsel Callista sekarang berada ditangan Niall.Niall dari tadi hanya memandang ponsel Callista. Selama ini baru kali ini Niall memegang ponsel Callista. Niall menjadi penasaran apa isi ponsel Callista. Niall membuka galeri. Ada beberapa folder. Niall tertarik pada folder yang bernama ‘1D’ dan ‘me and Naufal”.
Niall membuka folder ‘1D’ tersebut. Niall membuka itu kumpulan foto-foto dan video the boys. Niall tertawa sendiri mengingat Callista ternyata dia seorang ‘Directioner’. Bahkan terdapat foto-foto the boys yang sedang shirtless. Niall tertawa. Callista ternyata suka dengan foto-foto shirtless the boys. Di folder ini lebih banyak foto Niall yang sendiri. Niall jadi berpikir apakah Callista mempunyai ‘crush’ pada Niall.
Niall kemudian membuka folder ‘me and Naufal’. Niall sudah tahu sebelum membuka folder tersebut. Niall pasti akan cemburu melihat isi folder tersebut. Difoto-foto tersebut kebanyakan foto Naufal yang sedang merangkul Callista. Tetapi ada 2 foto yang membuat hati Niall mencelos. Difoto yang pertama Callista sedang mencium pipi Naufal dan di foto yang kedua gantian Naufal yang mencium pipi Callista.
Andai saja Niall mengenal Callista terlebih dahulu daripada Naufal. Mungkin Niall yang seharusnya berada difoto itu. Niall yang seharusnya dicium Callista. Niall kembali ke galeri. Niall melihat-lihat foto-foto Callista. Callista entahlah badan Callista yang mungil membuatnya seperti anak kecil. Niall tahu dia dan Callista hanya berbeda 3 tahun tetapi diumurnya yang sekarang ini Callista masih nampak seperti anak kecil. Niall suka itu. Niall mengirimkan foto-foto Callista ke ponselnya lewat bluetooth. Jadi, jika Niall rindu pada Callista. Niall bisa melihat foto-fot Callista.
Niall juga melihat foto-foto Callista dengan Natasha. Callista dan Natasha mereka berbeda sekali. Natasha itu lebih dewasa mungkin memang karena Natasha yang sudah beranjak dewasa. Sementara, Callista masih remaja menuju dewasa.
Omong-omong soal ponsel Callista.Niall tidak tahu kapan akan mengembalikan ponsel ini padanya. Karena setelah liburan the boys dan managemant akan berangkat ke Amerika. Saat Niall telah selesai melihat-lihat isi ponsel Callista. Niall kembali ke home screen ponsel tersebut. Wallpaper diponsel tersebut itu foto Callista dan Naufal sedang berpelukan disungai Thames. Niall tidak mengerti mengapa dia masih tetap mencintai Callista yang jelas-jelas sudah mempunyai pacar dan secara tidak langsung itu benar-benar membuat hati Niall rapuh.
Tiba-tiba saja ponsel Callista berdering. Nial bisa melihat telpon tersebut dari Naufal. Niall harus menjawab apa tentang ponsel Callista yang berada di Niall apalagi sekarang sudah hampir tengah malam. Niall tidak mengangkat telpon tersebut. Ponsel Callista sudah berhenti berdering. Tiba-tiba berdering kembali dari Naufal. Niall memberanikan diri mengangkat telpon tersebut.
“Cal, sorry kamu udah tidur ya” kata Naufal setelah Niall mengangkat telpon tersebut. Niall hanya diam tak mengerti apa yang Naufal katakan.
“Sorry” kata Niall. Hening. Naufal tidak menjawab.
“Niall?” tanya Naufal dengan nada tak yakin.
“Yeah. Wait, I can explain” kata Niall. Tiba-tiba sambungan terputus. Naufal pasti dia salah sangka. Niall merutuki dirinya.
Bagaimana ini, Niall takut Naufal berpikir macam-macan mengenai dirinya dan Callista. Bukan apa-apa pacar pasti akan curiga ketika menelpon pacarnya tengah malam dan yang mengangkat bukan dirinya melainkan seorang laki-laki lain.
Saat Niall kembali dia tidak melihat Harry dan Callista. Niall pergi menuju mobilnya untuk menelpon Callista. Ternyata ponsel Callista tertinggal dimobil Niall. Niall melihat tidak ada mobil Harry. Apa mereka sudah pulang? Bagaimana dengan Callista? Pakaian Callista basah. Callista memakai baju siapa? Padahal Niall sudah menyiapkan pakaian untuk Callista.
“Niall” panggil Annete. Niall menoleh.
“Dinner time” kata Annete. “Oh, well” kata Niall kemudian merangkul Annete.
Saat makan malam entahlah tapi makanan terasa hambar. Niall khawatir pada Callista apalagi Callista tidak membawa ponselnya. Setelah makan Niall kembali ke pantai. Pantai terlihat indah meskipun malam hari. Desiran ombak membuat Niall tenang.
“NIALLER” teriak Zayn. Niall menoleh dan Zayn berlari menghampiri Niall.
“Yeah Zayn” kata Niall. “She said tomorrow she should go to school. So, she go home with Harry” kata Zayn.
“She left her mobile in my car” kata Niall.
“So, how about Annete?” tanya Zayn.
“Annete?” tanya Niall. Zayn mengangguk. “You so close with her. She is your first girlfriend. Are you have feeling for her?” tanya Zayn. Niall menjadi salah tingkah. Muka Niall memerah untung saja langit sudah gelap jadi Zayn tidak bisa melihat muka Niall yang sudah seperti kepiting rebus.
“Admit it Niall you still have a feeling for her” kata Zayn.
“Yeah. A lil bit” kata Niall.
“Yeah. I can see that. How about Callista? You still love her right?” tanya Zayn.
“I think. I don’t need to answer your question. You know Zayn” kata Niall.
“Interesting. So, Callista or Annete?” tanya Zayn.
“I don’t know Zayn. Callista has a boyfriend” kata Niall.
“So, you chose Annete” kata Zayn. “Nope. I didn’t said that” kata Niall.
“Niall, tell me how your feeling now!” kata Zayn.
Niall menceritakan perasaannya pada Zayn. Niall menceritakan perasaannya yang tidak berubah pada Callista tetapi perasaan Niall pada Annete entahlah. Jika Niall bersama Annete Niall merasa senang bersama Annete tetapi jika tidak perasaan Niall biasa saja. Tidak seperti dengan Callista. Callista tidak membalas pesan atau menangkat telfon Niall. Niall sudah uring-uringan.
“Is she still dating with Naufal?” tanya Zayn. Niall mengangguk.
“Niall, she has a boyfriend. I think you better with Annete. She single, right?” tanya Zayn.
“NIALL” teriak Annete. Niall dan Zayn menoleh.
“She is lovely. Isn’t she?” goda Zayn kemudian pergi meninggalkan Niall.
“Hi” sapa Annete. Niall hanya tersenyum.
“So, what you’re doing here?” tanya Annete.
“Enjoy the beautiful night” kata Niall.
“Well, Niall. I want talk something to you” kata Annete. Niall memandang Annete. Annete melanjutkan pembicaraannya.
“Niall...” Niall hanya memandang Annete meminta melanjutkan.
“I love you Niall. I’m here Niall. I want back to the time while we were together” kata Annete. Niall kaget mendengar pengakuan Annete. Jujur perasaan Niall pada Annete tidak lebih besar pada perasaannya pada Callista.
“Well....uh” Niall gugup.
“I know Niall. You love her. I’m not fool, I can see Niall” kata Annete. Niall hanya diam.
“Please, give me a chance Niall! I know she has a boyfriend his name is Naufal, right?” kata Annete. Niall terdiam kembali.
“How Niall?” tanya Annete.
“I can’t answer it now” kata Niall. “Well, I see” kata Annete. Niall melihat Annete dia bisa melihat kekecewaan di mata Annete. Niall mengacak-acak rambut Annete.
“Niall” teriak Annete. Niall tertawa dan Annete ikut tertawa.
“Nah, don’t be sad. You look more beautiful when you laugh. I didn’t said ‘no’ right. Maybe, I just need time” kata Niall.
“Thanks Niall” kata Annete kemudian memeluk Niall. Niall memeluk Annete kembali.
Callista’s POV-----------------------
Harry bercerita hal-hal yang kadang Callista tidak mengerti. Jika Harry tertawa Callista ikut tertawa. Callista menguap. Callista mengantuk mungkin karena lelah bermain tadi.
“Harrold” kata Callista.
“Yeah” kata Harry sambil tetap fokus menyetir.
“I’m hungry” kata Callista.
“Yeah. Me too. What do you want? McDonalds? Pizza?” tanya Harry.
“Pizza” pekik Callista. Harry tersenyum. Harry berhenti di restoran pizza.
Callista menunggu dimobil saat Harry membeli pizza. Callista ingin mengirim pesan pada Naya. Callista baru ingat ponselnya tertinggal dimobil Niall. Callista melihat ponsel Harry, mungkin setelah Harry kembali Callista meminta izin untuk mengirim pesan pada Naya. Tiba-tiba saja ponsel Harry berdering ada telpon. Callista mengambil ponsel Harry. Telpon tersebut dari Niall. Callista mengangkatnya.
“Hello” kata Callista. “Callista?” kata Niall yang terdengar seperti orang yang kaget.
“Yeah” kata Callista. “You left your mobile in my car” kata Niall.
“I know Niall” kata Callista. “Why you didn’t tell me you go home with Harry”?” tanya Niall.
“Remember, I left my mobile in your car” kata Callista. “Oh yeah. So, take care” kata Niall kemudian memutuskan sambungan. Niall agak berbeda. 15 menit kemudian Harry datang membawa pizza.
“Pizza comin” kata Harry. “Thanks Harry” kata Callista.
Harry membuka kardus pizza. Saat Callista akan mengambil sepotong pizza. Harry menjauhkan pizza nya. Seterusnya pun begitu yang dilakukan Harry. Callista ngambek dia diam memandang lurus ke depan. Harry menyuapkan pizza pada Callista. Callista awalnya kaget tapi Callista menerima suapan pizza dari Harry. Callista mengambil sepotong pizza lagi. Callista memakannya dan menyuapkan pada Harry.
Setelah selesai makan. Callista dan Harry melanjutkan perjalanan. Setelah selesai makan. Callista menjadi ngantuk. Callista menguap. Harry melihat Callista menguap.
“Go sleep” kata Harry. “But...”
Harry menyela “It’s ok. I’m fine” kata Harry.
Callista menurut bukan apa-apa karena memang Callista sudah benar-benar mengantuk. Apalagi besok dia harus sekolah.
“Cal, wake up” terdengar sayup-sayup suara Harry.
“Wake up Callista” kata Harry. Callista terbangun ternyata dia sudah sampai.
“Oh, thanks Harrold” kata Callista. “Yeah, dear” kata Harry.
“Bye Harrold” kata Callista.
Callista baru saja memasuki kamar. Naya sudah menyerang Callista.
“Cal, loe dari mana? Loe gila apa pulang jam segini” omel Naya.
“Gue capek Nay, gue mau tidur” kata Callista.
“Eh, loe jawab dulu pertanyaan gue. Loe abis dari mana? Terus itu loe pake baju siapa?” tanya Naya.
“Ah, ya. Gue mau mandi dulu” kata Callista.
“Yeee, nih anak ya” teriak Naya.
Niall’s POV------------------
Ponsel Callista sekarang berada ditangan Niall.Niall dari tadi hanya memandang ponsel Callista. Selama ini baru kali ini Niall memegang ponsel Callista. Niall menjadi penasaran apa isi ponsel Callista. Niall membuka galeri. Ada beberapa folder. Niall tertarik pada folder yang bernama ‘1D’ dan ‘me and Naufal”.
Niall membuka folder ‘1D’ tersebut. Niall membuka itu kumpulan foto-foto dan video the boys. Niall tertawa sendiri mengingat Callista ternyata dia seorang ‘Directioner’. Bahkan terdapat foto-foto the boys yang sedang shirtless. Niall tertawa. Callista ternyata suka dengan foto-foto shirtless the boys. Di folder ini lebih banyak foto Niall yang sendiri. Niall jadi berpikir apakah Callista mempunyai ‘crush’ pada Niall.
Niall kemudian membuka folder ‘me and Naufal’. Niall sudah tahu sebelum membuka folder tersebut. Niall pasti akan cemburu melihat isi folder tersebut. Difoto-foto tersebut kebanyakan foto Naufal yang sedang merangkul Callista. Tetapi ada 2 foto yang membuat hati Niall mencelos. Difoto yang pertama Callista sedang mencium pipi Naufal dan di foto yang kedua gantian Naufal yang mencium pipi Callista.
Andai saja Niall mengenal Callista terlebih dahulu daripada Naufal. Mungkin Niall yang seharusnya berada difoto itu. Niall yang seharusnya dicium Callista. Niall kembali ke galeri. Niall melihat-lihat foto-foto Callista. Callista entahlah badan Callista yang mungil membuatnya seperti anak kecil. Niall tahu dia dan Callista hanya berbeda 3 tahun tetapi diumurnya yang sekarang ini Callista masih nampak seperti anak kecil. Niall suka itu. Niall mengirimkan foto-foto Callista ke ponselnya lewat bluetooth. Jadi, jika Niall rindu pada Callista. Niall bisa melihat foto-fot Callista.
Niall juga melihat foto-foto Callista dengan Natasha. Callista dan Natasha mereka berbeda sekali. Natasha itu lebih dewasa mungkin memang karena Natasha yang sudah beranjak dewasa. Sementara, Callista masih remaja menuju dewasa.
Omong-omong soal ponsel Callista.Niall tidak tahu kapan akan mengembalikan ponsel ini padanya. Karena setelah liburan the boys dan managemant akan berangkat ke Amerika. Saat Niall telah selesai melihat-lihat isi ponsel Callista. Niall kembali ke home screen ponsel tersebut. Wallpaper diponsel tersebut itu foto Callista dan Naufal sedang berpelukan disungai Thames. Niall tidak mengerti mengapa dia masih tetap mencintai Callista yang jelas-jelas sudah mempunyai pacar dan secara tidak langsung itu benar-benar membuat hati Niall rapuh.
Tiba-tiba saja ponsel Callista berdering. Nial bisa melihat telpon tersebut dari Naufal. Niall harus menjawab apa tentang ponsel Callista yang berada di Niall apalagi sekarang sudah hampir tengah malam. Niall tidak mengangkat telpon tersebut. Ponsel Callista sudah berhenti berdering. Tiba-tiba berdering kembali dari Naufal. Niall memberanikan diri mengangkat telpon tersebut.
“Cal, sorry kamu udah tidur ya” kata Naufal setelah Niall mengangkat telpon tersebut. Niall hanya diam tak mengerti apa yang Naufal katakan.
“Sorry” kata Niall. Hening. Naufal tidak menjawab.
“Niall?” tanya Naufal dengan nada tak yakin.
“Yeah. Wait, I can explain” kata Niall. Tiba-tiba sambungan terputus. Naufal pasti dia salah sangka. Niall merutuki dirinya.
Bagaimana ini, Niall takut Naufal berpikir macam-macan mengenai dirinya dan Callista. Bukan apa-apa pacar pasti akan curiga ketika menelpon pacarnya tengah malam dan yang mengangkat bukan dirinya melainkan seorang laki-laki lain.
Selasa, 19 Juni 2012
NLS part 23
Callista’s POV----------------
“Loe kenapa sih Cal uring-uringan mulu dari tadi?” tanya Naya.
“Gue nggak apa-apa Nay. Cuman Niall” kata Callista.
“Niall kenapa emang?” tanya Naya.
“Gue bingung bales sms dari dia” kata Callista. Naya hanya mengerutkan keningnya. Callista menghela napas.
“Jadi gini, Niall udah tau gue maafin dia. Gue bingung mau bales apa dan gue masih gengsi ceritanya gue ngambek gitu” kata Callista.
“Gengsi? Niall kayak gitu lagi tau rasa loe Cal” kata Naya.
“Loe jadi ngedoain gue kaya gitu?”
“Gue bercanda Cal. Sekarang, loe bilang aja ke Niall loe udah maafin dia. Gampangkan?” saran Naya. Callista mengerutkan keningnya. Tiba-tiba saja ponselnya berdering. Naufal.
“Hei, Cal. I’m on skype” kata Naufal langsung mematikan sambungan telfon. Callista makin mengerutkan keningnya. Callista menyalakan laptopnya dan mulai video call bersama Naufal.
Callista benar-benar rindu sekali pada pacarnya ini. Sepertinya yang orang-orang katakan mengenai LDR itu tidak benar bagi Callista. Justru semakin lama Callista semakin rindu pada Naufal yang berarti perasaan Callista pada Naufal semakin bertambah. Tangan Callista sudah gatal sekali ingin memeluk Naufal.
“Hi love” sapa Naufal ketika mereka sudah tersambung.
“Hei. Miss me?” tanya Callista. Naufal tertawa, Callista ikut tertawa.
“You kidding me? I miss you so bad” kata Naufal. Callista tertawa.
“Gimana kabar kamu?” tanya Callista.
“Biasa aja soalnya gak ada kamu disini” kata Naufal sambil tertawa. “Kabar kamu disana gimana?”
“Engga baik soalnya nggak ada kamu disini” gombal Callista.
Naufal tertawa “Masa sih? Disana kan ada the boys terutama Niall” sindir Naufal. Callista menjadi salah tingkah. Naufal hanya tertawa.
“Kamu ada masalah apa sama Niall? Kemarin Niall telpon aku nanyain apa arti ‘naafin’ awalnya aku gak tau. Tapi aku mikir mungkin yang dimaksud Niall itu maafin. Aku kasih tau dia apa artinya. Emang ada masalah apa sih?” tanya Naufal.
“Jadi, waktu itu aku udah janji mau ketemu sama Niall. Tapi dia nggak datang. Aku udah nunggu dia hamper 3 jam. Bayangin. Kesel banget tau” jelas Callista.
“Oh, karena itu. Tapi kamu udah maafin Niall?” tanya Naufal.
Callista menganggukkan kepalanya “udah”.
“Kata Niall apa?” tanya Naufal.
“Eh, kalo itu aku belum bilang aku maafin Niall” kata Callista.
“Gengsi iya kan?” tanya Naufal. Callista cemberut. Naufal sepertinya sudah benar-benar tahu Callista.
“Cepetan dong balik ke Indo” kata Naufal.
“Soon love” kata Callista.
“Cal, aku off duluan. Bye” ucap Naufal sambil melambaikan tangannya.
“Bye love”
Baru saja Callista mematikan laptopnya. Ponselnya berdering kembali. Kali ini dari Niall. Callista dengan enggan mengangkat telpon tersebut.
“Hello” kata Callista.
“Thanks god. She pick up the phone” teriak Niall dari sana. Callista menjauhkan ponselnya dari telinganya.
“Sup Niall?” tanya Callista. Hening.
“Are you there Niall?” tanya Callista.
“Go outside!” kata Niall. Callista pun mengikuti perintah Niall. Callista bisa melihat mobil Niall.
“Niall where are you?” tanya Callista lewat telpon.
“I’m here” bisik Niall ditelinga Callista. Jantung Callista berdegup kencang sekali. Callista kaget sekali.
“Gosh, you scared me Niall” kata Callista.
“Sorry babe. c’mon join with us” kata Niall sambil menarik tangan Callista menuju mobilnya.
“Niall, I think I should change my clothes” kata Callista.
“You don’t have to” kata Niall.
Callista bingung sebenarnya dia dibawa kemana? Callista masih memakai celana pendek, kaos dan juga sandal jepit. Semoga Niall tidak membawa Callista ke tempat umum.
“Niall, where we’re going?” tanya Callista.
“Beach. I think the boys already there” kata Niall.
Pantai. Callista tidak membawa baju sama sekali. Dia hanya membawa ponselnya. Pergi ke pantai sementara besok sekolah. Callista benar-benar kacau.
“Niall but…?”
“What?” tanya Niall.
“Nope” kata Callista kemudian mengacak-acak rambutnya. Niall melihat Callista dan ikut mengacak-acak rambut Callista.
Perjalanan menuju pantai cukup lama. Berulang kali Callista menguap. Niall dia sedang mendengarkan lagu di iPod miliknya. Lama-lama Callista menjadi bosan. Niall juga sibuk sendiri mendengarkan lagu. Callista menguap kembali.
“You sleepy?” tanya Niall. Callista mengangguk. Niall mencabut earphone-nya sebelah dan memberikannya pada Callista. Niall mendekat mungkin karena Niall sadar kabel earphone-nya pendek. Jadi Niall dan Callista harus berdekatan.
“Niall” ucap Callista. Niall menengok dan tersenyum. Senyumannya membuat jantung Callista berkerja lebih cepat.
“Soon I’ll back to Indonesia” kata Callista. Callista melihat Niall untuk melihat ekspresi Niall. Callista bisa melihat ekspresi sedih dimata biru Niall itu. Niall hanya diam tidak menjawab. Callista menguap kembali. Dia benar-benar mengantuk. Callista tertidur.
“Hai, wake up” kata Niall sambil menepuk-nepuk pipi Callista. Callista membuka matanya. Callista tertidur dibahu Niall. Sudah berapa lama Callista tertidur dibahu Niall? Selama itu pula Niall tidak bergerak karena posisi Callista tetap seperti itu. Callista dengan segera membenarkan duduknya.
“Sorry Niall” kata Callista.
“It’s okay. C’mon” ajak Niall. Callista dan Niall turun dari mobil the boys sepertinya sudah sampai karena sudah ada beberapa mobil.
“HAI BOYS” teriak Niall dari kejauhan. The boys dan yang lain ikut berteriak. Disana ada juga Danielle dan Eleanor.
Niall dan Callista berlari menghampiri mereka. Tiba-tiba saja seseorang dari belakang menggendong Callista. Harry yang menggendong Callista. Harry menggendong Callista dan menceburkan Callista. Begitu pun dengan Niall. Niall diangkat the boys dan the boys menceburkan Niall. Baju Callista basah semua. Saat Harry menceburkan Callista. Callista masih memakai sandal jepitnya sehingga satu sandal jepitnya lepas dan hanyut terbawa ombak. Harry hanya tertawa puas.
“My sandal” teriak Callista. The boys dan yang lain ikut tertawa. Niall menuntun Callista untuk kembali ke pantai.
“Now, I’m a Cinderella” kata Callista kemudian tertawa. Niall ikut tertawa.
“You always be my Cinderella” kata Niall. Wajah Callista menjadi panas. Callista yakin wajahnya pasti sudah semerah tomat. Callista dan Niall duduk dipinggir pantai. Niall menuliskan nama Callista dipasir. Callista-pun menuliskan nama Niall setelah itu Callista melempar pasir pada Niall. Niall membalas Callista. Kemudian Niall menggendong Callista dan menceburkan Callista lagi sandal Callista lepas lagi.
“My sandals gone” kata Callista. Niall hanya tertawa. Callista mencipratkan air ke wajah Niall. Niall membalas Callista. Callista mencipratkan air ke wajah Harry. Akhirnya mereka saling menciprat-cipratkan air.
“I’m thirsty” kata Niall.
“Drink it Niall” kata Louis sambil menunjuk air laut. Niall mendengus kemudian berjalan menuju pantai.
“Wait Niall” teriak Callista.
Setelah selesai minum Callista dan Niall duduk dipinggir pantai.
“NIALLLLL” tiba-tiba saja terdengar suara perempuan yang meneriaki nama Niall. Callista dan Niall menoleh ternyata Annete. Annete ngapain disini? Rutuk Callista. Callista melihat Niall berdiri dan menyambut Annete. Callista dengan enggan menyambut Annete. The boys dan yang lain pun ikut menyambut Annete.
Hari sudah petang sekarang Callista sedang menyaksikan sunset bersama dengan Harry dan Zayn. Niall tentu saja dia bersama Annete. Callista bisa melihat Annete dan Niall mesra sekali. Annete bersandar pada bahu Niall dan Niall merangkul Annete.
“Harry, Zayn I should go home now” kata Callista.
“Now?” tanya Zayn.
“Tomorrow I should go to school” kata Callista.
“Oke but I want to see the sun goes down” kata Harry. Callista menurut dan menonton matahari terbenam bersama dengan Harry dan Zayn.
“Harry, but my clothes wet. I didn’t bring my clothes” kata Callista ketika melihat Harry sudah mandi dan ganti baju.
“I think Annete brought some clothes. You can borrow from her” kata Harry.
Pertama Callista tidak tahu Annete dan Niall berada dimana dan kedua Callista tidak mau meminjam apapun dari Annete. Tapi sejak awal Callista memang tidak menyukainya tidak tahu kenapa.
“Harry, can I borrow your stuff?” tanya Callista.
“What?” tanya Harry.
“Your shirt maybe. I don’t know where is she now” kata Callista.
“Wait but your…is wet too” kata Harry.
“I know Harry but…” kata Callista. Harry mengalah akhirnya dia memberikan kaosnya pada Callista. Callista memakai kaos Harry yang kebesaran. Callista dan Harry menuju mobil Harry tetapi sebelum menuju mobil Harry.
“Harry” kata Callista. Harry hanya menaikkan alisnya. Callista menunjuk ke kedua kakinya yang telanjang. Harry melihat yang ditunjuk Callista. Harry kemudian berdiri didepan Callista membungkukkan badannya. Callista naik dipunggung Harry. Sebenarnya ini canggung sekali pertama Callista memakai kaos Harry dan sekarang Harry menggendong Callista.
Harry menggendong Callista sampai mobil Harry. Callista merasa tidak enak karena jarak ke mobil Harry itu cukup jauh. Sekarang Callista dan Harry sudah berada dimobil menuju London.
“Harrold” kata Callista.
“Yeah?” tanya Harry dan melihat Callista.
“Sorry, I’m bothering you Harrold” kata Callista.
“It’s ok Cal. Cause, you’re my lil sister for me” kata Harry.
“Thanks Harrold” kata Callista. Harry menyalakan lagu agar saat dia menyetir tidak mengantuk. Callista juga mengajak ngobrol Harry agar Harry tidak mengantuk.
Niall’s POV----------------------------
Saat Niall kembali dia tidak melihat Harry dan Callista. Niall pergi menuju mobilnya untuk menelpon Callista. Ternyata ponsel Callista tertinggal dimobil Niall. Niall melihat tidak ada mobil Harry. Apa mereka sudah pulang? Bagaimana dengan Callista? Pakaian Callista basah. Callista memakai baju siapa? Padahal Niall sudah menyiapkan pakaian untuk Callista.
“Loe kenapa sih Cal uring-uringan mulu dari tadi?” tanya Naya.
“Gue nggak apa-apa Nay. Cuman Niall” kata Callista.
“Niall kenapa emang?” tanya Naya.
“Gue bingung bales sms dari dia” kata Callista. Naya hanya mengerutkan keningnya. Callista menghela napas.
“Jadi gini, Niall udah tau gue maafin dia. Gue bingung mau bales apa dan gue masih gengsi ceritanya gue ngambek gitu” kata Callista.
“Gengsi? Niall kayak gitu lagi tau rasa loe Cal” kata Naya.
“Loe jadi ngedoain gue kaya gitu?”
“Gue bercanda Cal. Sekarang, loe bilang aja ke Niall loe udah maafin dia. Gampangkan?” saran Naya. Callista mengerutkan keningnya. Tiba-tiba saja ponselnya berdering. Naufal.
“Hei, Cal. I’m on skype” kata Naufal langsung mematikan sambungan telfon. Callista makin mengerutkan keningnya. Callista menyalakan laptopnya dan mulai video call bersama Naufal.
Callista benar-benar rindu sekali pada pacarnya ini. Sepertinya yang orang-orang katakan mengenai LDR itu tidak benar bagi Callista. Justru semakin lama Callista semakin rindu pada Naufal yang berarti perasaan Callista pada Naufal semakin bertambah. Tangan Callista sudah gatal sekali ingin memeluk Naufal.
“Hi love” sapa Naufal ketika mereka sudah tersambung.
“Hei. Miss me?” tanya Callista. Naufal tertawa, Callista ikut tertawa.
“You kidding me? I miss you so bad” kata Naufal. Callista tertawa.
“Gimana kabar kamu?” tanya Callista.
“Biasa aja soalnya gak ada kamu disini” kata Naufal sambil tertawa. “Kabar kamu disana gimana?”
“Engga baik soalnya nggak ada kamu disini” gombal Callista.
Naufal tertawa “Masa sih? Disana kan ada the boys terutama Niall” sindir Naufal. Callista menjadi salah tingkah. Naufal hanya tertawa.
“Kamu ada masalah apa sama Niall? Kemarin Niall telpon aku nanyain apa arti ‘naafin’ awalnya aku gak tau. Tapi aku mikir mungkin yang dimaksud Niall itu maafin. Aku kasih tau dia apa artinya. Emang ada masalah apa sih?” tanya Naufal.
“Jadi, waktu itu aku udah janji mau ketemu sama Niall. Tapi dia nggak datang. Aku udah nunggu dia hamper 3 jam. Bayangin. Kesel banget tau” jelas Callista.
“Oh, karena itu. Tapi kamu udah maafin Niall?” tanya Naufal.
Callista menganggukkan kepalanya “udah”.
“Kata Niall apa?” tanya Naufal.
“Eh, kalo itu aku belum bilang aku maafin Niall” kata Callista.
“Gengsi iya kan?” tanya Naufal. Callista cemberut. Naufal sepertinya sudah benar-benar tahu Callista.
“Cepetan dong balik ke Indo” kata Naufal.
“Soon love” kata Callista.
“Cal, aku off duluan. Bye” ucap Naufal sambil melambaikan tangannya.
“Bye love”
Baru saja Callista mematikan laptopnya. Ponselnya berdering kembali. Kali ini dari Niall. Callista dengan enggan mengangkat telpon tersebut.
“Hello” kata Callista.
“Thanks god. She pick up the phone” teriak Niall dari sana. Callista menjauhkan ponselnya dari telinganya.
“Sup Niall?” tanya Callista. Hening.
“Are you there Niall?” tanya Callista.
“Go outside!” kata Niall. Callista pun mengikuti perintah Niall. Callista bisa melihat mobil Niall.
“Niall where are you?” tanya Callista lewat telpon.
“I’m here” bisik Niall ditelinga Callista. Jantung Callista berdegup kencang sekali. Callista kaget sekali.
“Gosh, you scared me Niall” kata Callista.
“Sorry babe. c’mon join with us” kata Niall sambil menarik tangan Callista menuju mobilnya.
“Niall, I think I should change my clothes” kata Callista.
“You don’t have to” kata Niall.
Callista bingung sebenarnya dia dibawa kemana? Callista masih memakai celana pendek, kaos dan juga sandal jepit. Semoga Niall tidak membawa Callista ke tempat umum.
“Niall, where we’re going?” tanya Callista.
“Beach. I think the boys already there” kata Niall.
Pantai. Callista tidak membawa baju sama sekali. Dia hanya membawa ponselnya. Pergi ke pantai sementara besok sekolah. Callista benar-benar kacau.
“Niall but…?”
“What?” tanya Niall.
“Nope” kata Callista kemudian mengacak-acak rambutnya. Niall melihat Callista dan ikut mengacak-acak rambut Callista.
Perjalanan menuju pantai cukup lama. Berulang kali Callista menguap. Niall dia sedang mendengarkan lagu di iPod miliknya. Lama-lama Callista menjadi bosan. Niall juga sibuk sendiri mendengarkan lagu. Callista menguap kembali.
“You sleepy?” tanya Niall. Callista mengangguk. Niall mencabut earphone-nya sebelah dan memberikannya pada Callista. Niall mendekat mungkin karena Niall sadar kabel earphone-nya pendek. Jadi Niall dan Callista harus berdekatan.
“Niall” ucap Callista. Niall menengok dan tersenyum. Senyumannya membuat jantung Callista berkerja lebih cepat.
“Soon I’ll back to Indonesia” kata Callista. Callista melihat Niall untuk melihat ekspresi Niall. Callista bisa melihat ekspresi sedih dimata biru Niall itu. Niall hanya diam tidak menjawab. Callista menguap kembali. Dia benar-benar mengantuk. Callista tertidur.
“Hai, wake up” kata Niall sambil menepuk-nepuk pipi Callista. Callista membuka matanya. Callista tertidur dibahu Niall. Sudah berapa lama Callista tertidur dibahu Niall? Selama itu pula Niall tidak bergerak karena posisi Callista tetap seperti itu. Callista dengan segera membenarkan duduknya.
“Sorry Niall” kata Callista.
“It’s okay. C’mon” ajak Niall. Callista dan Niall turun dari mobil the boys sepertinya sudah sampai karena sudah ada beberapa mobil.
“HAI BOYS” teriak Niall dari kejauhan. The boys dan yang lain ikut berteriak. Disana ada juga Danielle dan Eleanor.
Niall dan Callista berlari menghampiri mereka. Tiba-tiba saja seseorang dari belakang menggendong Callista. Harry yang menggendong Callista. Harry menggendong Callista dan menceburkan Callista. Begitu pun dengan Niall. Niall diangkat the boys dan the boys menceburkan Niall. Baju Callista basah semua. Saat Harry menceburkan Callista. Callista masih memakai sandal jepitnya sehingga satu sandal jepitnya lepas dan hanyut terbawa ombak. Harry hanya tertawa puas.
“My sandal” teriak Callista. The boys dan yang lain ikut tertawa. Niall menuntun Callista untuk kembali ke pantai.
“Now, I’m a Cinderella” kata Callista kemudian tertawa. Niall ikut tertawa.
“You always be my Cinderella” kata Niall. Wajah Callista menjadi panas. Callista yakin wajahnya pasti sudah semerah tomat. Callista dan Niall duduk dipinggir pantai. Niall menuliskan nama Callista dipasir. Callista-pun menuliskan nama Niall setelah itu Callista melempar pasir pada Niall. Niall membalas Callista. Kemudian Niall menggendong Callista dan menceburkan Callista lagi sandal Callista lepas lagi.
“My sandals gone” kata Callista. Niall hanya tertawa. Callista mencipratkan air ke wajah Niall. Niall membalas Callista. Callista mencipratkan air ke wajah Harry. Akhirnya mereka saling menciprat-cipratkan air.
“I’m thirsty” kata Niall.
“Drink it Niall” kata Louis sambil menunjuk air laut. Niall mendengus kemudian berjalan menuju pantai.
“Wait Niall” teriak Callista.
Setelah selesai minum Callista dan Niall duduk dipinggir pantai.
“NIALLLLL” tiba-tiba saja terdengar suara perempuan yang meneriaki nama Niall. Callista dan Niall menoleh ternyata Annete. Annete ngapain disini? Rutuk Callista. Callista melihat Niall berdiri dan menyambut Annete. Callista dengan enggan menyambut Annete. The boys dan yang lain pun ikut menyambut Annete.
Hari sudah petang sekarang Callista sedang menyaksikan sunset bersama dengan Harry dan Zayn. Niall tentu saja dia bersama Annete. Callista bisa melihat Annete dan Niall mesra sekali. Annete bersandar pada bahu Niall dan Niall merangkul Annete.
“Harry, Zayn I should go home now” kata Callista.
“Now?” tanya Zayn.
“Tomorrow I should go to school” kata Callista.
“Oke but I want to see the sun goes down” kata Harry. Callista menurut dan menonton matahari terbenam bersama dengan Harry dan Zayn.
“Harry, but my clothes wet. I didn’t bring my clothes” kata Callista ketika melihat Harry sudah mandi dan ganti baju.
“I think Annete brought some clothes. You can borrow from her” kata Harry.
Pertama Callista tidak tahu Annete dan Niall berada dimana dan kedua Callista tidak mau meminjam apapun dari Annete. Tapi sejak awal Callista memang tidak menyukainya tidak tahu kenapa.
“Harry, can I borrow your stuff?” tanya Callista.
“What?” tanya Harry.
“Your shirt maybe. I don’t know where is she now” kata Callista.
“Wait but your…is wet too” kata Harry.
“I know Harry but…” kata Callista. Harry mengalah akhirnya dia memberikan kaosnya pada Callista. Callista memakai kaos Harry yang kebesaran. Callista dan Harry menuju mobil Harry tetapi sebelum menuju mobil Harry.
“Harry” kata Callista. Harry hanya menaikkan alisnya. Callista menunjuk ke kedua kakinya yang telanjang. Harry melihat yang ditunjuk Callista. Harry kemudian berdiri didepan Callista membungkukkan badannya. Callista naik dipunggung Harry. Sebenarnya ini canggung sekali pertama Callista memakai kaos Harry dan sekarang Harry menggendong Callista.
Harry menggendong Callista sampai mobil Harry. Callista merasa tidak enak karena jarak ke mobil Harry itu cukup jauh. Sekarang Callista dan Harry sudah berada dimobil menuju London.
“Harrold” kata Callista.
“Yeah?” tanya Harry dan melihat Callista.
“Sorry, I’m bothering you Harrold” kata Callista.
“It’s ok Cal. Cause, you’re my lil sister for me” kata Harry.
“Thanks Harrold” kata Callista. Harry menyalakan lagu agar saat dia menyetir tidak mengantuk. Callista juga mengajak ngobrol Harry agar Harry tidak mengantuk.
Niall’s POV----------------------------
Saat Niall kembali dia tidak melihat Harry dan Callista. Niall pergi menuju mobilnya untuk menelpon Callista. Ternyata ponsel Callista tertinggal dimobil Niall. Niall melihat tidak ada mobil Harry. Apa mereka sudah pulang? Bagaimana dengan Callista? Pakaian Callista basah. Callista memakai baju siapa? Padahal Niall sudah menyiapkan pakaian untuk Callista.
Sabtu, 09 Juni 2012
NLS part 22
Niall’s POV-------------------------
Saat Niall sudah berada di mobil. Niall sudah bilang pada sopirnya dia akan menuju Hyde Park. Tetapi tiba-tiba saja ponsel Niall bordering. Niall segera mengangkat telpon tersebut. Dari Annete awalnya Niall mengerutkan keningnya. Ada apa Annete menelpon Niall?
“Hello…” baru saja Niall bilang kata hallo terdengar suara isakan dari sana. Annete menangis.
“What happened?” Tanya Niall panik. Annete tidak menjawab dia hanya menangis.
“Where are you now?” Tanya Niall.
“I’m at my flat” kata Annete sambil terisak.
“Ok. I’ll be there” kata Niall kemudian langsung memutuskan sambungan telpon.
Niall kemudian langsung memberikan alamat Annete kepada sopirnya.Ternyata Annete sudah menunggu didepan apartemennya. Niall tak tega melihat Annete menangis seperti itu. Mata Annete merah dan Annete terlihat pucat sekali. Niall membawa Annete kedalam mobilnya.
“So, what happened?” tanya Niall pada Annete.
“Kelvyn. Kelvyn cheated on me then he dumbed me” kata Annete sambil sesenggukan.
Kemudian Annete menangis kembali. Niall bingung sekali cara untuk menenangkan Annete. Niall kemudian memeluk Annete. Annete membalas pelukan Niall. Annete membenamkan kepalanya didada Niall. Niall mengusap-usap kepala Annete mencoba menenangkannya.
Annete terus menangis sampai-sampai Niall bingung sekali cara menenangkan Annete. Tapi akhirnya Annete berhenti menangis sepertinya dia terlalu lelah dan sekarang Annete sudah tertidur di flatnya. Saat Niall sedang kembali pulang. Niall capek sekali menenangkan Annete sampai Annete tertidur. Saat dijalan menuju pulang. Niall memeriksa ponselnya dan terdapat banyak missed call dan pesan baru dari Callista dan juga dari the boys.
Niall baru ingat Callista. Niall mempunyai janji dengan Callista pukul 7 malam dan sekarang sudah hampir jam setengah sebelas. Astaga, Niall benar-benar lupa. Niall hanya membaca satu pesan terakhir dari Harry.
From: Harry
Where are you Niall? She waited you for 3 hours. But dont worry she already home. I just took her home.
Setelah membaca pesan tersebut. Niall langsung menelpon Callista. Sudah tersambung. Tapi, Callista tidak mengangkat telpon tersebut. Niall tahu Callista pasti kecewa sekali. Bagaimana cara meminta maaf pada Callista? Jujur Niall sudah kehabisan akal.
“I’m sorry Callista” ucap Niall lirih.
Callista’s POV-----------------
Callista menutup pintu dengan kesal. Dia kesal sekali menunggu Niall selama 3 jam lebih tetapi orang yang ditunggu tidak datang. Malah Harry yang datang. Callista menelpon Harry menanyakan keberadaan Niall. Tetapi Harry tidak tahu dan Harry langsung menemui Callista di Hyde Park. Harry yang tidak tega melihat Callista akhirnya mengantar Callista pulang.
“Loe kenapa sih?” tanya Naya yang melihat Callista marah-marah.
“Niall” kata Callista ketus.
“Kenapa Niall?” tanya Naya.
“Kesel gue. Gue nunggu dia 3 jam lebih tapi dia gak dateng dan gak ngasih kabar ke gue lagi. Padahal dia udah bilang mau ketemu gue jam 7 tapi aaaargh kesel banget gue” kata Callita yang terlihat hampir menangis. Callista menutupi mukanya dengan kedua tangannya. Naya menghampiri Callista dan menepuk-nepuk pundak Callista.
“Bukan cuman ini aja lagi Nay. Waktu itu gue lagi dirumah the boys. Disitu gue dikacangin Niall malah asik-asikan sama Annete. Sementara gue? Akhirnya Harry antar gue pulang bahkan Niall gak tau gue pulang” Callista meluapkan emosinya dan mulai menangis. Naya hanya memandang Callista. Naya siap mendengarkan Callista bercerita.
“Niall berubah semenjak dia ketemu lagi sama cinta lama dia” kata Callista.
“Cinta lama?” tanya Naya.
“Annete. Itu pacar pertama Niall” kata Callista.
Callista menceritakan semuanya. Awal mereka bertemu dengan Annete pacar Annete dan semuanya. Tidak ada kata yang keluar dai mulut Naya. Naya mendengarkan cerita Callista dengan seksama hingga Callista selesai bercerita.
“Cal, loe mau denger pendapat gue?” tanya Naya. Callista hanya mengangguk menandakan iya.
“Menurut gue, loe udah lupain aja kejadian yang tadi. Mungkin Tuhan punya maksud lain buat loe. Loe ingetkan Niall juga pernah nunggu loe lama Cal, waktu itu Niall ngajak loe keluar tapi loe nggak tau karena hp loe mati dan waktu loe kesana Niall masih setia nunggu loe (baca part 10). Loe inget?”
Ingat Callista ingat sekali mana mungkin Callista tidak ingat. Mungkin sekarang ini karma sedang datang pada Callista. Ponsel Callista kemudian berdering dari Niall. Callista tidak mau mengangkat telpon tersebut. Callista tahu Niall pasti akan meminta maaf padanya. Callista akhirnya mematikan ponselnya dia pun mencoba untuk tidur.
Callista terbangun dia langsung mengaktifkan ponselnya. Ada 1 MMS dari Niall. Niall mengirim sebuah foto dirinya yang sedang memegang kertas bertuliskan “Sorry :(”
Callista mendapat pesan dari Harry.
From: Harry
Are you mind to accompany me lunch this noon?
Tumben sekali Harry mengajak Callista untuk makan siang bersama. Tapi, Callista mau menerima ajakan Harry. Semoga Harry bisa menghibur Callista dan Callista bisa melupakan kejadian kemarin. Callista pun membalas pesan dari Harry.
To: Harry
I don’t mind Harrold.
Tak lama ada balasan dari Harry.
From: Harry.
Ok, then. I’ll pick you up at 1 pm.
Setelah membaca pesan tersebut dari Harry. Ponsel Callista berdering ada sebuah telpon dari Niall. Callista mencoba mengangkatnya. Setelah diangkat Callista tidak mengucapkan apa-apa. Callista bisa mendengar Niall berkata “Hallo”
“Cal, I’m sorry for last night” kata Niall. Callista tidak menjawab.
“Cal, are you there? I feel terrible. I’m sorry Cal” kata Niall.
“You’re not sorry Niall” kata Callista cepat. Kemudian langsung menutup telponnya.
Jahat. Callista pun merasa dirinya jahat sekali tetapi jujur Callista tidak bermaksud berkata seperti itu. Mungkin itu refleks karena Callista masih marah pada Niall dan sudah Callista merasa dirinya sangat bodoh sekali. Callista menyesal sekali.
Harry sudah menunggu Callista diluar. Callista pun segera keluar menghampiri Harry. Callista pun memasuki Audi milik Harry.
“How bout we lunch at Nandos?” tanya Harry.
“No, Harry please dont” kata Callista.
“Ah, you still mad at him” kata Harry. Callista tidak menjawab.
“For this time I rather McDonald than Nandos” ketus Callista.
Tanpa disangka ternyata Harry benar-benar mengikuti Callista. Harry berhenti di drive thru McDonald mereka memesan Angus Bacon & Cheese dan Quarter Founder with Cheese. Setelah itu Harry bilang dia ingin makan ditaman. Tanpa disangka Harry membawa Callista ke Hyde Park. Hyde Park mengingatkan pada Niall. Terlalu banyak kenangan ditaman ini bersama Niall.
Saat ditaman Callista mencoba untuk tidak mengingat-ingat kenagan bersama Niall ditaman ini. Callista berusaha fokus saat Harry berbicara yang sebenarnya pikirannya mengingat memori bersama Niall ditaman ini. Saat sedang mengobrol bersama Harry. Tiba-tiba Harry berdiri dia bilang dia ingin ice cream dan meminta Callista untuk menunggunya disini.
Saat sedang menunggu Harry. Tiba-tiba ada seorang anak laki-laki sekitar 9 tahun memberi Callista sebuah surat.
Surat tersebut hanya berisi satu kata “sorry” dan tak ada nama pengirim. Tetapi Callista sudah tahu Niall yang mengirimnya siapa lagi?
Surat tersebut hanya Callista letakkan dikursi. Tak lama ada sebuah pesawat kertas yang dilempar ke arah Callista. Sebuah pesan lagi. Pesan tersebut berisi kata “sorry”.
Ponsel Callista bergetar. Ada sebuah pesan dari Harry.
From: Harry
Sorry Cal, but meet me at London Eye.
Callista pun pergi menuju London Eye tanpa membawa surat-surat yang berisi “Sorry” tersebut.
Saat sedang melihat pemandangan sungai Thames ada seseorang yang menutup mata Callista.
“Guess who?” kata orang tersebut yang sudah jelas Callista itu adalah suara Harry.
“Harrold” kata Callista. Tetapi saat orang tersebut melepaskan tangannya dari mata Callista. Callista berbalik dan saat melihat bukanlah Harry melainkan Niall.
“Please, forgive me” kata Niall. Callista bisa melihat mata Niall berkaca-kaca. Callista mengalihkan pandangannya. Callista tidak mau melihat Niall seperti itu.
“Please, forgive me Cal. I’m sorry” kata Niall dia menggenggam tangan Callista.
“I can tell you the reason why I didn’t come” kata Niall.
“No, you dont have to” kata Callista.
“So, you forgive me?” tanya Niall.
“Am I said that I forgive you?” tanya Callista.
“No. But I beg Cal” kata Niall memohon.
“Iya dimaafin” kata Callista.
“Wait, what? What did you say? Is it Indonesian right? So, what does it mean?” kata Niall yang bertanya dengan pertanyaan yang bertubi-tubi.
“i just said ‘dimaafin’ find it the meanings and you’ll know am I forgive you or not. Well, I’ve gotta go. Bye Horan” kata Callista.
Niall’s POV------------------------------
‘Dimaafin’ apa itu artinya? Niall tahu itu bahasa Indonesia dan tetapi Niall tidak tahu apa itu artinya dan apakah Callista memaafkannya atau tidak. Satu lagi Callista memanggil dengan Horan tidak biasanya. Callista sepertinya marah sampai Callista tidak memanggil Niall tetapi dengan Horan.
“Harry, what does ‘naafin’ meaning?” tanya Niall yang mendengar kata maaf itu seperti naaf.
“You can ask to Callista” kata Harry.
“She ask me to find it by myself. So, she won’t tell me” kata Niall.
“You can ask it to Callista’s Indonesia boyfriend” kata Harry. Niall memandang Harry sebentar dan berkata.
“Harry, thanks. You genius” kata Niall.
“I know Niall” kata Harry. Niall kemudian menelpon Naufal yang kebetulan Niall mempunyai nomor Naufal.
“Hello, Naufal. What’s up bro?”
“Niall is that you?” tanya Naufal diujung sana.
“Yeah. I’m Niall. Anyway, I need your help” kata Niall.
“I’ll help you if i can” kata Naufal.
“I know you can help me. I wanna ask you what does ‘naafin’ meaning?” tanya Niall.
“Naafin?” tanya Naufal balik.
“So, you don’t know the meaning?” tanya Niall. Naufal tidak menjawab sepertinya Naufal masih berfikir.
“I thought it is Indonesian languange so you understand” kata Niall.
“Naafin? Are you mean maafin?” tanya Naufal.
“I don’t know but probably” kata Niall.
“So, what does naafin mean?” tanya Niall.
“To be honest I confused when you said ‘naafin’ because it must be ‘maafin’ and ‘maafin’ it means someone forgive you” kata Naufal.
“Thanks Naufal. So, Callista forgive me” kata Niall girang.
“You have a problem with Callista?” tanya Naufal.
“Yep. But I’ll tell you later, anyway thanks” kata Niall kemudian menutup telponnya.
Niall langsung mengirim pesan pada Callista.
To: Callista
I know that you forgive me.
1 menit,1 jam, bahkan sudah 1 hari Callista tidak membalas pesan tersebut. Niall menjadi bingung sebenarnya Callista memaafkannya atau tidak.
Saat Niall sudah berada di mobil. Niall sudah bilang pada sopirnya dia akan menuju Hyde Park. Tetapi tiba-tiba saja ponsel Niall bordering. Niall segera mengangkat telpon tersebut. Dari Annete awalnya Niall mengerutkan keningnya. Ada apa Annete menelpon Niall?
“Hello…” baru saja Niall bilang kata hallo terdengar suara isakan dari sana. Annete menangis.
“What happened?” Tanya Niall panik. Annete tidak menjawab dia hanya menangis.
“Where are you now?” Tanya Niall.
“I’m at my flat” kata Annete sambil terisak.
“Ok. I’ll be there” kata Niall kemudian langsung memutuskan sambungan telpon.
Niall kemudian langsung memberikan alamat Annete kepada sopirnya.Ternyata Annete sudah menunggu didepan apartemennya. Niall tak tega melihat Annete menangis seperti itu. Mata Annete merah dan Annete terlihat pucat sekali. Niall membawa Annete kedalam mobilnya.
“So, what happened?” tanya Niall pada Annete.
“Kelvyn. Kelvyn cheated on me then he dumbed me” kata Annete sambil sesenggukan.
Kemudian Annete menangis kembali. Niall bingung sekali cara untuk menenangkan Annete. Niall kemudian memeluk Annete. Annete membalas pelukan Niall. Annete membenamkan kepalanya didada Niall. Niall mengusap-usap kepala Annete mencoba menenangkannya.
Annete terus menangis sampai-sampai Niall bingung sekali cara menenangkan Annete. Tapi akhirnya Annete berhenti menangis sepertinya dia terlalu lelah dan sekarang Annete sudah tertidur di flatnya. Saat Niall sedang kembali pulang. Niall capek sekali menenangkan Annete sampai Annete tertidur. Saat dijalan menuju pulang. Niall memeriksa ponselnya dan terdapat banyak missed call dan pesan baru dari Callista dan juga dari the boys.
Niall baru ingat Callista. Niall mempunyai janji dengan Callista pukul 7 malam dan sekarang sudah hampir jam setengah sebelas. Astaga, Niall benar-benar lupa. Niall hanya membaca satu pesan terakhir dari Harry.
From: Harry
Where are you Niall? She waited you for 3 hours. But dont worry she already home. I just took her home.
Setelah membaca pesan tersebut. Niall langsung menelpon Callista. Sudah tersambung. Tapi, Callista tidak mengangkat telpon tersebut. Niall tahu Callista pasti kecewa sekali. Bagaimana cara meminta maaf pada Callista? Jujur Niall sudah kehabisan akal.
“I’m sorry Callista” ucap Niall lirih.
Callista’s POV-----------------
Callista menutup pintu dengan kesal. Dia kesal sekali menunggu Niall selama 3 jam lebih tetapi orang yang ditunggu tidak datang. Malah Harry yang datang. Callista menelpon Harry menanyakan keberadaan Niall. Tetapi Harry tidak tahu dan Harry langsung menemui Callista di Hyde Park. Harry yang tidak tega melihat Callista akhirnya mengantar Callista pulang.
“Loe kenapa sih?” tanya Naya yang melihat Callista marah-marah.
“Niall” kata Callista ketus.
“Kenapa Niall?” tanya Naya.
“Kesel gue. Gue nunggu dia 3 jam lebih tapi dia gak dateng dan gak ngasih kabar ke gue lagi. Padahal dia udah bilang mau ketemu gue jam 7 tapi aaaargh kesel banget gue” kata Callita yang terlihat hampir menangis. Callista menutupi mukanya dengan kedua tangannya. Naya menghampiri Callista dan menepuk-nepuk pundak Callista.
“Bukan cuman ini aja lagi Nay. Waktu itu gue lagi dirumah the boys. Disitu gue dikacangin Niall malah asik-asikan sama Annete. Sementara gue? Akhirnya Harry antar gue pulang bahkan Niall gak tau gue pulang” Callista meluapkan emosinya dan mulai menangis. Naya hanya memandang Callista. Naya siap mendengarkan Callista bercerita.
“Niall berubah semenjak dia ketemu lagi sama cinta lama dia” kata Callista.
“Cinta lama?” tanya Naya.
“Annete. Itu pacar pertama Niall” kata Callista.
Callista menceritakan semuanya. Awal mereka bertemu dengan Annete pacar Annete dan semuanya. Tidak ada kata yang keluar dai mulut Naya. Naya mendengarkan cerita Callista dengan seksama hingga Callista selesai bercerita.
“Cal, loe mau denger pendapat gue?” tanya Naya. Callista hanya mengangguk menandakan iya.
“Menurut gue, loe udah lupain aja kejadian yang tadi. Mungkin Tuhan punya maksud lain buat loe. Loe ingetkan Niall juga pernah nunggu loe lama Cal, waktu itu Niall ngajak loe keluar tapi loe nggak tau karena hp loe mati dan waktu loe kesana Niall masih setia nunggu loe (baca part 10). Loe inget?”
Ingat Callista ingat sekali mana mungkin Callista tidak ingat. Mungkin sekarang ini karma sedang datang pada Callista. Ponsel Callista kemudian berdering dari Niall. Callista tidak mau mengangkat telpon tersebut. Callista tahu Niall pasti akan meminta maaf padanya. Callista akhirnya mematikan ponselnya dia pun mencoba untuk tidur.
Callista terbangun dia langsung mengaktifkan ponselnya. Ada 1 MMS dari Niall. Niall mengirim sebuah foto dirinya yang sedang memegang kertas bertuliskan “Sorry :(”
Callista mendapat pesan dari Harry.
From: Harry
Are you mind to accompany me lunch this noon?
Tumben sekali Harry mengajak Callista untuk makan siang bersama. Tapi, Callista mau menerima ajakan Harry. Semoga Harry bisa menghibur Callista dan Callista bisa melupakan kejadian kemarin. Callista pun membalas pesan dari Harry.
To: Harry
I don’t mind Harrold.
Tak lama ada balasan dari Harry.
From: Harry.
Ok, then. I’ll pick you up at 1 pm.
Setelah membaca pesan tersebut dari Harry. Ponsel Callista berdering ada sebuah telpon dari Niall. Callista mencoba mengangkatnya. Setelah diangkat Callista tidak mengucapkan apa-apa. Callista bisa mendengar Niall berkata “Hallo”
“Cal, I’m sorry for last night” kata Niall. Callista tidak menjawab.
“Cal, are you there? I feel terrible. I’m sorry Cal” kata Niall.
“You’re not sorry Niall” kata Callista cepat. Kemudian langsung menutup telponnya.
Jahat. Callista pun merasa dirinya jahat sekali tetapi jujur Callista tidak bermaksud berkata seperti itu. Mungkin itu refleks karena Callista masih marah pada Niall dan sudah Callista merasa dirinya sangat bodoh sekali. Callista menyesal sekali.
Harry sudah menunggu Callista diluar. Callista pun segera keluar menghampiri Harry. Callista pun memasuki Audi milik Harry.
“How bout we lunch at Nandos?” tanya Harry.
“No, Harry please dont” kata Callista.
“Ah, you still mad at him” kata Harry. Callista tidak menjawab.
“For this time I rather McDonald than Nandos” ketus Callista.
Tanpa disangka ternyata Harry benar-benar mengikuti Callista. Harry berhenti di drive thru McDonald mereka memesan Angus Bacon & Cheese dan Quarter Founder with Cheese. Setelah itu Harry bilang dia ingin makan ditaman. Tanpa disangka Harry membawa Callista ke Hyde Park. Hyde Park mengingatkan pada Niall. Terlalu banyak kenangan ditaman ini bersama Niall.
Saat ditaman Callista mencoba untuk tidak mengingat-ingat kenagan bersama Niall ditaman ini. Callista berusaha fokus saat Harry berbicara yang sebenarnya pikirannya mengingat memori bersama Niall ditaman ini. Saat sedang mengobrol bersama Harry. Tiba-tiba Harry berdiri dia bilang dia ingin ice cream dan meminta Callista untuk menunggunya disini.
Saat sedang menunggu Harry. Tiba-tiba ada seorang anak laki-laki sekitar 9 tahun memberi Callista sebuah surat.
Surat tersebut hanya berisi satu kata “sorry” dan tak ada nama pengirim. Tetapi Callista sudah tahu Niall yang mengirimnya siapa lagi?
Surat tersebut hanya Callista letakkan dikursi. Tak lama ada sebuah pesawat kertas yang dilempar ke arah Callista. Sebuah pesan lagi. Pesan tersebut berisi kata “sorry”.
Ponsel Callista bergetar. Ada sebuah pesan dari Harry.
From: Harry
Sorry Cal, but meet me at London Eye.
Callista pun pergi menuju London Eye tanpa membawa surat-surat yang berisi “Sorry” tersebut.
Saat sedang melihat pemandangan sungai Thames ada seseorang yang menutup mata Callista.
“Guess who?” kata orang tersebut yang sudah jelas Callista itu adalah suara Harry.
“Harrold” kata Callista. Tetapi saat orang tersebut melepaskan tangannya dari mata Callista. Callista berbalik dan saat melihat bukanlah Harry melainkan Niall.
“Please, forgive me” kata Niall. Callista bisa melihat mata Niall berkaca-kaca. Callista mengalihkan pandangannya. Callista tidak mau melihat Niall seperti itu.
“Please, forgive me Cal. I’m sorry” kata Niall dia menggenggam tangan Callista.
“I can tell you the reason why I didn’t come” kata Niall.
“No, you dont have to” kata Callista.
“So, you forgive me?” tanya Niall.
“Am I said that I forgive you?” tanya Callista.
“No. But I beg Cal” kata Niall memohon.
“Iya dimaafin” kata Callista.
“Wait, what? What did you say? Is it Indonesian right? So, what does it mean?” kata Niall yang bertanya dengan pertanyaan yang bertubi-tubi.
“i just said ‘dimaafin’ find it the meanings and you’ll know am I forgive you or not. Well, I’ve gotta go. Bye Horan” kata Callista.
Niall’s POV------------------------------
‘Dimaafin’ apa itu artinya? Niall tahu itu bahasa Indonesia dan tetapi Niall tidak tahu apa itu artinya dan apakah Callista memaafkannya atau tidak. Satu lagi Callista memanggil dengan Horan tidak biasanya. Callista sepertinya marah sampai Callista tidak memanggil Niall tetapi dengan Horan.
“Harry, what does ‘naafin’ meaning?” tanya Niall yang mendengar kata maaf itu seperti naaf.
“You can ask to Callista” kata Harry.
“She ask me to find it by myself. So, she won’t tell me” kata Niall.
“You can ask it to Callista’s Indonesia boyfriend” kata Harry. Niall memandang Harry sebentar dan berkata.
“Harry, thanks. You genius” kata Niall.
“I know Niall” kata Harry. Niall kemudian menelpon Naufal yang kebetulan Niall mempunyai nomor Naufal.
“Hello, Naufal. What’s up bro?”
“Niall is that you?” tanya Naufal diujung sana.
“Yeah. I’m Niall. Anyway, I need your help” kata Niall.
“I’ll help you if i can” kata Naufal.
“I know you can help me. I wanna ask you what does ‘naafin’ meaning?” tanya Niall.
“Naafin?” tanya Naufal balik.
“So, you don’t know the meaning?” tanya Niall. Naufal tidak menjawab sepertinya Naufal masih berfikir.
“I thought it is Indonesian languange so you understand” kata Niall.
“Naafin? Are you mean maafin?” tanya Naufal.
“I don’t know but probably” kata Niall.
“So, what does naafin mean?” tanya Niall.
“To be honest I confused when you said ‘naafin’ because it must be ‘maafin’ and ‘maafin’ it means someone forgive you” kata Naufal.
“Thanks Naufal. So, Callista forgive me” kata Niall girang.
“You have a problem with Callista?” tanya Naufal.
“Yep. But I’ll tell you later, anyway thanks” kata Niall kemudian menutup telponnya.
Niall langsung mengirim pesan pada Callista.
To: Callista
I know that you forgive me.
1 menit,1 jam, bahkan sudah 1 hari Callista tidak membalas pesan tersebut. Niall menjadi bingung sebenarnya Callista memaafkannya atau tidak.
Senin, 04 Juni 2012
NLS part 21 "ILY but You Love Him"
“Thanks Harrold” kata Callista.
“Thanks Harry” kata Naya.
“Your welcome. Bye girls” pamit Harry.
“Take care Harry” ucap Callista dan Naya. Harry hanya tersenyum.
“Cal, baru inget gue ada sesuatu buat loe” kata Naya.
“Hah? Apa?” tanya Callista.
“Ini ada titipan buat loe” kata Naya sambil memberikan sebuah paper bag pada Callista. Callista melihat isi dalam paper bag itu.
“Bukanya nanti aja Cal” kata Naya. Callista pun menutup kembali paper bag tersebut. Mereka kemudian menuju kamar mereka.
Sesampainya di kamar Callista segera membuka isi paper bag tersebut. Di paper bag tersebut terdapat sebuah kotak. Callista membuka kotak tersebut yang isinya adalah sebuah CD.
“Ini CD apa Nay?” Tanya Callista pada Naya.
“Gue nggak tau loe cek sendiri aja. Lagipula gue udah capek banget gue mau tidur” kata Naya.
Callista kemudian menyalakan laptopnya menunggu laptopnya siap untuk dipakai dan memasukkan CD tersebut ke dalam laptopnya. Callista langsung membuka aplikasi DVD player di laptopnya dan sebuah video di layar laptop Callista muncul. Video tersebut ternyata video saat Naufal menyatakan perasaannya pada Callista. Saat itu Naufal ikut mengisi acara pensi di sekolah Callista dan setelah Naufal perform tiba-tiba saja dia memanggil Callista untuk naik ke atas panggung. Awalnya Callista tidak mau tetapi karena Callista tidak berpikir bahwa Naufal akan menyatakan perasaannya. Callista piker Naufal mengajak Callista ke panggung untuk mengajak Callista bernyanyi.
Naufal mulai memetik gitarnya dan kemudian menyanyika sebuah lagu. Lagu yang cukup popular pada masanya dan dulu filmnya pun cukup popular di Indonesia.
aku ingin menjadi mimpi indah dalam tidurmu
aku ingin menjadi sesuatu yang mungkin bisa kau rindu
karena langkah merapuh tanpa dirimu
oh karena hati tlah letih
aku ingin menjadi sesuatu yang selalu bisa kau sentuh
aku ingin kau tahu bahwa ku selalu memujamu
tanpamu sepinya waktu merantai hati
oh bayangmu seakan-akan
kau seperti nyanyian dalam hatiku
yang memanggil rinduku padamu
seperti udara yang kuhela kau selalu ada
hanya dirimu yang bisa membuatku tenang
tanpa dirimu aku merasa hilang
dan sepi
dan sepi
kau seperti nyanyian dalam hatiku
yang memanggil rinduku padamu
seperti udara yang kuhela kau selalu ada
kau seperti nyanyian dalam hatiku
yang memanggil rinduku padamu
seperti udara yang kuhela kau selalu ada
selalu ada, kau selalu ada
selalu ada, kau selalu ada
Melihat ulang kejadian tersebut. Callista menjadi senyum-senyum sendiri. Pipinya mulai memerah. Dia ingat sekali saat itu anak-anak yang lain menyoraki mereka bukan mereka karena penampilan Naufal yang jelek tetapi menyoraki mereka karena ya romantis sekali momen tersebut. Setelah Naufal menyanyikan lagu tersebut. Naufal langsung menyatakan perasaannya pada Callista.
“Cal, perasaan itu nggak bisa bohong dan gue cuman mau bilang ke loe kalo gue suka banget sama loe. Ini semuanya emang sengaja gue yang rencanain. So, would you be my girl?” Tanya Naufal. Callista hanya tertawa melihat video tersebut. Dia tertawa lebih terhadap dirinya sendiri yang salah tingkah pada saat itu. Terdengar teriakan kata “terima” dari video tersebut. Callista yakin itu adalah suara dari anak-anak yang menonton pensi tersebut. Di video tersebut Callista hanya menunduk kemudian mengangguk menandakan dia menerima Naufal sebagai pacarnya. Riuh tepuk tangan pun terdengar. Video tersebut berakhir tiba-tiba saja ponsel Callista bergetar.
From: Naufal
Hai darl, have you watch the video?
Callista dengan segera membalas pesan tersebut.
To: Naufal
On skype cepet!
Callista juga sign in skype-nya dan tak lama Naufal muncul di skype. Dengan segera Callista video call Naufal. Naufal disana nampak mengantuk sekali. Betapa tidak di Indonesia itu pagi buta. Setelah melihat Naufal seperti itu Callista menjadi tidak berniat untuk skype-ing bersama Naufal. Dia pun langsung membatalkan video call tersebut dan mengirim pesan pada Naufal di skype.
To: Naufal
Aku udah liat. Ya ampun, aku malu banget tau gak?
Tak lama ada balasan dari Naufal.
From: Naufal
Lho kenapa tadi video call-nya di close? Malu tapi mau kan :p
Callista segera membalas karena dia kasihan jika Naufal bergadang hanya untuknya.
To: Naufal
Fal, kita lanjut besok aja ya. Sekarang kamu tidur aja.
Naufal tidak membalas pesan Callista. Callista lihat Naufal sudah off. Mungkin Naufal memang sudah ingin tidur dari tadi kasihan sekali Naufal. Callista mematikan laptopnya. Kemudian dia pun menuju tempat tidurnya dan mengingat video tersebut. Callista tertawa mengingat video tersebut. Tetapi tiba-tiba saja ada satu yang terpikirkan Callista. Bagaimana saat Niall menyatakan perasaannya pada Annete waktu itu? Apakah Niall menyanyikan lagu untuk Annete seperti yang dilakukan Naufal pada Callista.
Mengapa Callista menjadi teringat Niall dan Annete kembali. Sudah bagus video tersebut mengalihkan pikiran Callista mengenai Annete dan Niall. Sekarang Annete dan Niall muncul kembali dipikiran Callista. Sebentar lagi Callista akan mulai belajar kembali. Semoga saja dengan mulai belajar kembali dia bisa melupakan mengenai Annete dan Niall. Mungkin karena kelelahan Callista pun akhirnya terlelap.
Kegiatan belajar dan mengajar sudah mulai. Callista pun mau tidak mau harus sudah kembali belajar. Saat di sekolah Callista mendapat kabar bahwa ternyata student exchange-nya tidak sampai satu tahun tapi hanya sampai 8 bulan. Rencananya saat sabtu malan nanti Callista akan memberitahu hal ini kepada Niall. Karena ya jika hanya 8 bulan berarti Callista hanya mempunyai waktu 1 bulan lagi berada di London. Callista sudah memberitahu Niall bahwa Callista ingin menemuinya nanti dan Niall bilang dia akan menunggu Callista di Hyde Park.
Sekarang waktu sudah menunjukkan pukul 6 sore. Callista pun bersiap-siap untuk bertemu Niall. Dia akan menemui Niall nanti pukul 7 di Hyde Park. Callista tidak mau datang terlambat pukul 7 kurang 5 Callista sudah berada di Hyde Park tetapi Callista belum melihat batang hidung Niall. Mungkin sebentar lagi Niall akan datang piker Callista.
Sambil menunggu Callista mengeluarkan iPod miliknya kemudian mulai mendengarkan lagu.Callista kemudian me-shuffle playlistnya. Callista lebih suka jika mendengarkan lagu di shuffle karena kita tidak tahu lagu apa selanjutnya dan seperti itulah kehidupan kita tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya dengan kehidupan kita. Kita hanya menikmati saja dan melakukan dengan apa yang memang seharusnya kita lakukan.
Sudah satu jam Callista menunggu Niall tetapi Niall tak kunjung datang. Callista masih berpikir untuk menunggu Niall mungkin sebentar lagi Niall akan datang pikir Callista.
Niall’s POV-------------------------
Saat Niall sudah berada di mobil. Niall sudah bilang pada sopirnya dia akan menuju Hyde Park. Tetapi tiba-tiba saja ponsel Niall bordering. Niall segera mengangkat telpon tersebut. Dari Annete awalnya Niall mengerutkan keningnya. Ada apa Annete menelpon Niall?
“Hello…” baru saja Niall bilang kata hallo terdengar suara isakan dari sana. Annete menangis.
“What happened?” Tanya Niall panik. Annete tidak menjawab dia hanya menangis.
“Where are you now?” Tanya Niall.
“I’m at my flat” kata Annete sambil terisak.
“Ok. I’ll be there” kata Niall kemudian langsung memutuskan sambungan telpon.
“Thanks Harry” kata Naya.
“Your welcome. Bye girls” pamit Harry.
“Take care Harry” ucap Callista dan Naya. Harry hanya tersenyum.
“Cal, baru inget gue ada sesuatu buat loe” kata Naya.
“Hah? Apa?” tanya Callista.
“Ini ada titipan buat loe” kata Naya sambil memberikan sebuah paper bag pada Callista. Callista melihat isi dalam paper bag itu.
“Bukanya nanti aja Cal” kata Naya. Callista pun menutup kembali paper bag tersebut. Mereka kemudian menuju kamar mereka.
Sesampainya di kamar Callista segera membuka isi paper bag tersebut. Di paper bag tersebut terdapat sebuah kotak. Callista membuka kotak tersebut yang isinya adalah sebuah CD.
“Ini CD apa Nay?” Tanya Callista pada Naya.
“Gue nggak tau loe cek sendiri aja. Lagipula gue udah capek banget gue mau tidur” kata Naya.
Callista kemudian menyalakan laptopnya menunggu laptopnya siap untuk dipakai dan memasukkan CD tersebut ke dalam laptopnya. Callista langsung membuka aplikasi DVD player di laptopnya dan sebuah video di layar laptop Callista muncul. Video tersebut ternyata video saat Naufal menyatakan perasaannya pada Callista. Saat itu Naufal ikut mengisi acara pensi di sekolah Callista dan setelah Naufal perform tiba-tiba saja dia memanggil Callista untuk naik ke atas panggung. Awalnya Callista tidak mau tetapi karena Callista tidak berpikir bahwa Naufal akan menyatakan perasaannya. Callista piker Naufal mengajak Callista ke panggung untuk mengajak Callista bernyanyi.
Naufal mulai memetik gitarnya dan kemudian menyanyika sebuah lagu. Lagu yang cukup popular pada masanya dan dulu filmnya pun cukup popular di Indonesia.
aku ingin menjadi mimpi indah dalam tidurmu
aku ingin menjadi sesuatu yang mungkin bisa kau rindu
karena langkah merapuh tanpa dirimu
oh karena hati tlah letih
aku ingin menjadi sesuatu yang selalu bisa kau sentuh
aku ingin kau tahu bahwa ku selalu memujamu
tanpamu sepinya waktu merantai hati
oh bayangmu seakan-akan
kau seperti nyanyian dalam hatiku
yang memanggil rinduku padamu
seperti udara yang kuhela kau selalu ada
hanya dirimu yang bisa membuatku tenang
tanpa dirimu aku merasa hilang
dan sepi
dan sepi
kau seperti nyanyian dalam hatiku
yang memanggil rinduku padamu
seperti udara yang kuhela kau selalu ada
kau seperti nyanyian dalam hatiku
yang memanggil rinduku padamu
seperti udara yang kuhela kau selalu ada
selalu ada, kau selalu ada
selalu ada, kau selalu ada
Melihat ulang kejadian tersebut. Callista menjadi senyum-senyum sendiri. Pipinya mulai memerah. Dia ingat sekali saat itu anak-anak yang lain menyoraki mereka bukan mereka karena penampilan Naufal yang jelek tetapi menyoraki mereka karena ya romantis sekali momen tersebut. Setelah Naufal menyanyikan lagu tersebut. Naufal langsung menyatakan perasaannya pada Callista.
“Cal, perasaan itu nggak bisa bohong dan gue cuman mau bilang ke loe kalo gue suka banget sama loe. Ini semuanya emang sengaja gue yang rencanain. So, would you be my girl?” Tanya Naufal. Callista hanya tertawa melihat video tersebut. Dia tertawa lebih terhadap dirinya sendiri yang salah tingkah pada saat itu. Terdengar teriakan kata “terima” dari video tersebut. Callista yakin itu adalah suara dari anak-anak yang menonton pensi tersebut. Di video tersebut Callista hanya menunduk kemudian mengangguk menandakan dia menerima Naufal sebagai pacarnya. Riuh tepuk tangan pun terdengar. Video tersebut berakhir tiba-tiba saja ponsel Callista bergetar.
From: Naufal
Hai darl, have you watch the video?
Callista dengan segera membalas pesan tersebut.
To: Naufal
On skype cepet!
Callista juga sign in skype-nya dan tak lama Naufal muncul di skype. Dengan segera Callista video call Naufal. Naufal disana nampak mengantuk sekali. Betapa tidak di Indonesia itu pagi buta. Setelah melihat Naufal seperti itu Callista menjadi tidak berniat untuk skype-ing bersama Naufal. Dia pun langsung membatalkan video call tersebut dan mengirim pesan pada Naufal di skype.
To: Naufal
Aku udah liat. Ya ampun, aku malu banget tau gak?
Tak lama ada balasan dari Naufal.
From: Naufal
Lho kenapa tadi video call-nya di close? Malu tapi mau kan :p
Callista segera membalas karena dia kasihan jika Naufal bergadang hanya untuknya.
To: Naufal
Fal, kita lanjut besok aja ya. Sekarang kamu tidur aja.
Naufal tidak membalas pesan Callista. Callista lihat Naufal sudah off. Mungkin Naufal memang sudah ingin tidur dari tadi kasihan sekali Naufal. Callista mematikan laptopnya. Kemudian dia pun menuju tempat tidurnya dan mengingat video tersebut. Callista tertawa mengingat video tersebut. Tetapi tiba-tiba saja ada satu yang terpikirkan Callista. Bagaimana saat Niall menyatakan perasaannya pada Annete waktu itu? Apakah Niall menyanyikan lagu untuk Annete seperti yang dilakukan Naufal pada Callista.
Mengapa Callista menjadi teringat Niall dan Annete kembali. Sudah bagus video tersebut mengalihkan pikiran Callista mengenai Annete dan Niall. Sekarang Annete dan Niall muncul kembali dipikiran Callista. Sebentar lagi Callista akan mulai belajar kembali. Semoga saja dengan mulai belajar kembali dia bisa melupakan mengenai Annete dan Niall. Mungkin karena kelelahan Callista pun akhirnya terlelap.
Kegiatan belajar dan mengajar sudah mulai. Callista pun mau tidak mau harus sudah kembali belajar. Saat di sekolah Callista mendapat kabar bahwa ternyata student exchange-nya tidak sampai satu tahun tapi hanya sampai 8 bulan. Rencananya saat sabtu malan nanti Callista akan memberitahu hal ini kepada Niall. Karena ya jika hanya 8 bulan berarti Callista hanya mempunyai waktu 1 bulan lagi berada di London. Callista sudah memberitahu Niall bahwa Callista ingin menemuinya nanti dan Niall bilang dia akan menunggu Callista di Hyde Park.
Sekarang waktu sudah menunjukkan pukul 6 sore. Callista pun bersiap-siap untuk bertemu Niall. Dia akan menemui Niall nanti pukul 7 di Hyde Park. Callista tidak mau datang terlambat pukul 7 kurang 5 Callista sudah berada di Hyde Park tetapi Callista belum melihat batang hidung Niall. Mungkin sebentar lagi Niall akan datang piker Callista.
Sambil menunggu Callista mengeluarkan iPod miliknya kemudian mulai mendengarkan lagu.Callista kemudian me-shuffle playlistnya. Callista lebih suka jika mendengarkan lagu di shuffle karena kita tidak tahu lagu apa selanjutnya dan seperti itulah kehidupan kita tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya dengan kehidupan kita. Kita hanya menikmati saja dan melakukan dengan apa yang memang seharusnya kita lakukan.
Sudah satu jam Callista menunggu Niall tetapi Niall tak kunjung datang. Callista masih berpikir untuk menunggu Niall mungkin sebentar lagi Niall akan datang pikir Callista.
Niall’s POV-------------------------
Saat Niall sudah berada di mobil. Niall sudah bilang pada sopirnya dia akan menuju Hyde Park. Tetapi tiba-tiba saja ponsel Niall bordering. Niall segera mengangkat telpon tersebut. Dari Annete awalnya Niall mengerutkan keningnya. Ada apa Annete menelpon Niall?
“Hello…” baru saja Niall bilang kata hallo terdengar suara isakan dari sana. Annete menangis.
“What happened?” Tanya Niall panik. Annete tidak menjawab dia hanya menangis.
“Where are you now?” Tanya Niall.
“I’m at my flat” kata Annete sambil terisak.
“Ok. I’ll be there” kata Niall kemudian langsung memutuskan sambungan telpon.
Langganan:
Postingan (Atom)