Callista’s POV----------------
“Loe kenapa sih Cal uring-uringan mulu dari tadi?” tanya Naya.
“Gue nggak apa-apa Nay. Cuman Niall” kata Callista.
“Niall kenapa emang?” tanya Naya.
“Gue bingung bales sms dari dia” kata Callista. Naya hanya mengerutkan keningnya. Callista menghela napas.
“Jadi gini, Niall udah tau gue maafin dia. Gue bingung mau bales apa dan
gue masih gengsi ceritanya gue ngambek gitu” kata Callista.
“Gengsi? Niall kayak gitu lagi tau rasa loe Cal” kata Naya.
“Loe jadi ngedoain gue kaya gitu?”
“Gue bercanda Cal. Sekarang, loe bilang aja ke Niall loe udah maafin
dia. Gampangkan?” saran Naya. Callista mengerutkan keningnya. Tiba-tiba
saja ponselnya berdering. Naufal.
“Hei, Cal. I’m on skype” kata Naufal langsung mematikan sambungan
telfon. Callista makin mengerutkan keningnya. Callista menyalakan
laptopnya dan mulai video call bersama Naufal.
Callista benar-benar rindu sekali pada pacarnya ini. Sepertinya yang
orang-orang katakan mengenai LDR itu tidak benar bagi Callista. Justru
semakin lama Callista semakin rindu pada Naufal yang berarti perasaan
Callista pada Naufal semakin bertambah. Tangan Callista sudah gatal
sekali ingin memeluk Naufal.
“Hi love” sapa Naufal ketika mereka sudah tersambung.
“Hei. Miss me?” tanya Callista. Naufal tertawa, Callista ikut tertawa.
“You kidding me? I miss you so bad” kata Naufal. Callista tertawa.
“Gimana kabar kamu?” tanya Callista.
“Biasa aja soalnya gak ada kamu disini” kata Naufal sambil tertawa. “Kabar kamu disana gimana?”
“Engga baik soalnya nggak ada kamu disini” gombal Callista.
Naufal tertawa “Masa sih? Disana kan ada the boys terutama Niall” sindir
Naufal. Callista menjadi salah tingkah. Naufal hanya tertawa.
“Kamu ada masalah apa sama Niall? Kemarin Niall telpon aku nanyain apa
arti ‘naafin’ awalnya aku gak tau. Tapi aku mikir mungkin yang dimaksud
Niall itu maafin. Aku kasih tau dia apa artinya. Emang ada masalah apa
sih?” tanya Naufal.
“Jadi, waktu itu aku udah janji mau ketemu sama Niall. Tapi dia nggak
datang. Aku udah nunggu dia hamper 3 jam. Bayangin. Kesel banget tau”
jelas Callista.
“Oh, karena itu. Tapi kamu udah maafin Niall?” tanya Naufal.
Callista menganggukkan kepalanya “udah”.
“Kata Niall apa?” tanya Naufal.
“Eh, kalo itu aku belum bilang aku maafin Niall” kata Callista.
“Gengsi iya kan?” tanya Naufal. Callista cemberut. Naufal sepertinya sudah benar-benar tahu Callista.
“Cepetan dong balik ke Indo” kata Naufal.
“Soon love” kata Callista.
“Cal, aku off duluan. Bye” ucap Naufal sambil melambaikan tangannya.
“Bye love”
Baru saja Callista mematikan laptopnya. Ponselnya berdering kembali.
Kali ini dari Niall. Callista dengan enggan mengangkat telpon tersebut.
“Hello” kata Callista.
“Thanks god. She pick up the phone” teriak Niall dari sana. Callista menjauhkan ponselnya dari telinganya.
“Sup Niall?” tanya Callista. Hening.
“Are you there Niall?” tanya Callista.
“Go outside!” kata Niall. Callista pun mengikuti perintah Niall. Callista bisa melihat mobil Niall.
“Niall where are you?” tanya Callista lewat telpon.
“I’m here” bisik Niall ditelinga Callista. Jantung Callista berdegup kencang sekali. Callista kaget sekali.
“Gosh, you scared me Niall” kata Callista.
“Sorry babe. c’mon join with us” kata Niall sambil menarik tangan Callista menuju mobilnya.
“Niall, I think I should change my clothes” kata Callista.
“You don’t have to” kata Niall.
Callista bingung sebenarnya dia dibawa kemana? Callista masih memakai
celana pendek, kaos dan juga sandal jepit. Semoga Niall tidak membawa
Callista ke tempat umum.
“Niall, where we’re going?” tanya Callista.
“Beach. I think the boys already there” kata Niall.
Pantai. Callista tidak membawa baju sama sekali. Dia hanya membawa
ponselnya. Pergi ke pantai sementara besok sekolah. Callista benar-benar
kacau.
“Niall but…?”
“What?” tanya Niall.
“Nope” kata Callista kemudian mengacak-acak rambutnya. Niall melihat Callista dan ikut mengacak-acak rambut Callista.
Perjalanan menuju pantai cukup lama. Berulang kali Callista menguap.
Niall dia sedang mendengarkan lagu di iPod miliknya. Lama-lama Callista
menjadi bosan. Niall juga sibuk sendiri mendengarkan lagu. Callista
menguap kembali.
“You sleepy?” tanya Niall. Callista mengangguk. Niall mencabut
earphone-nya sebelah dan memberikannya pada Callista. Niall mendekat
mungkin karena Niall sadar kabel earphone-nya pendek. Jadi Niall dan
Callista harus berdekatan.
“Niall” ucap Callista. Niall menengok dan tersenyum. Senyumannya membuat jantung Callista berkerja lebih cepat.
“Soon I’ll back to Indonesia” kata Callista. Callista melihat Niall
untuk melihat ekspresi Niall. Callista bisa melihat ekspresi sedih
dimata biru Niall itu. Niall hanya diam tidak menjawab. Callista menguap
kembali. Dia benar-benar mengantuk. Callista tertidur.
“Hai, wake up” kata Niall sambil menepuk-nepuk pipi Callista. Callista
membuka matanya. Callista tertidur dibahu Niall. Sudah berapa lama
Callista tertidur dibahu Niall? Selama itu pula Niall tidak bergerak
karena posisi Callista tetap seperti itu. Callista dengan segera
membenarkan duduknya.
“Sorry Niall” kata Callista.
“It’s okay. C’mon” ajak Niall. Callista dan Niall turun dari mobil the
boys sepertinya sudah sampai karena sudah ada beberapa mobil.
“HAI BOYS” teriak Niall dari kejauhan. The boys dan yang lain ikut berteriak. Disana ada juga Danielle dan Eleanor.
Niall dan Callista berlari menghampiri mereka. Tiba-tiba saja seseorang
dari belakang menggendong Callista. Harry yang menggendong Callista.
Harry menggendong Callista dan menceburkan Callista. Begitu pun dengan
Niall. Niall diangkat the boys dan the boys menceburkan Niall. Baju
Callista basah semua. Saat Harry menceburkan Callista. Callista masih
memakai sandal jepitnya sehingga satu sandal jepitnya lepas dan hanyut
terbawa ombak. Harry hanya tertawa puas.
“My sandal” teriak Callista. The boys dan yang lain ikut tertawa. Niall menuntun Callista untuk kembali ke pantai.
“Now, I’m a Cinderella” kata Callista kemudian tertawa. Niall ikut tertawa.
“You always be my Cinderella” kata Niall. Wajah Callista menjadi panas.
Callista yakin wajahnya pasti sudah semerah tomat. Callista dan Niall
duduk dipinggir pantai. Niall menuliskan nama Callista dipasir.
Callista-pun menuliskan nama Niall setelah itu Callista melempar pasir
pada Niall. Niall membalas Callista. Kemudian Niall menggendong Callista
dan menceburkan Callista lagi sandal Callista lepas lagi.
“My sandals gone” kata Callista. Niall hanya tertawa. Callista
mencipratkan air ke wajah Niall. Niall membalas Callista. Callista
mencipratkan air ke wajah Harry. Akhirnya mereka saling
menciprat-cipratkan air.
“I’m thirsty” kata Niall.
“Drink it Niall” kata Louis sambil menunjuk air laut. Niall mendengus kemudian berjalan menuju pantai.
“Wait Niall” teriak Callista.
Setelah selesai minum Callista dan Niall duduk dipinggir pantai.
“NIALLLLL” tiba-tiba saja terdengar suara perempuan yang meneriaki nama
Niall. Callista dan Niall menoleh ternyata Annete. Annete ngapain
disini? Rutuk Callista. Callista melihat Niall berdiri dan menyambut
Annete. Callista dengan enggan menyambut Annete. The boys dan yang lain
pun ikut menyambut Annete.
Hari sudah petang sekarang Callista sedang menyaksikan sunset bersama
dengan Harry dan Zayn. Niall tentu saja dia bersama Annete. Callista
bisa melihat Annete dan Niall mesra sekali. Annete bersandar pada bahu
Niall dan Niall merangkul Annete.
“Harry, Zayn I should go home now” kata Callista.
“Now?” tanya Zayn.
“Tomorrow I should go to school” kata Callista.
“Oke but I want to see the sun goes down” kata Harry. Callista menurut
dan menonton matahari terbenam bersama dengan Harry dan Zayn.
“Harry, but my clothes wet. I didn’t bring my clothes” kata Callista ketika melihat Harry sudah mandi dan ganti baju.
“I think Annete brought some clothes. You can borrow from her” kata Harry.
Pertama Callista tidak tahu Annete dan Niall berada dimana dan kedua
Callista tidak mau meminjam apapun dari Annete. Tapi sejak awal Callista
memang tidak menyukainya tidak tahu kenapa.
“Harry, can I borrow your stuff?” tanya Callista.
“What?” tanya Harry.
“Your shirt maybe. I don’t know where is she now” kata Callista.
“Wait but your…is wet too” kata Harry.
“I know Harry but…” kata Callista. Harry mengalah akhirnya dia
memberikan kaosnya pada Callista. Callista memakai kaos Harry yang
kebesaran. Callista dan Harry menuju mobil Harry tetapi sebelum menuju
mobil Harry.
“Harry” kata Callista. Harry hanya menaikkan alisnya. Callista menunjuk
ke kedua kakinya yang telanjang. Harry melihat yang ditunjuk Callista.
Harry kemudian berdiri didepan Callista membungkukkan badannya. Callista
naik dipunggung Harry. Sebenarnya ini canggung sekali pertama Callista
memakai kaos Harry dan sekarang Harry menggendong Callista.
Harry menggendong Callista sampai mobil Harry. Callista merasa tidak
enak karena jarak ke mobil Harry itu cukup jauh. Sekarang Callista dan
Harry sudah berada dimobil menuju London.
“Harrold” kata Callista.
“Yeah?” tanya Harry dan melihat Callista.
“Sorry, I’m bothering you Harrold” kata Callista.
“It’s ok Cal. Cause, you’re my lil sister for me” kata Harry.
“Thanks Harrold” kata Callista. Harry menyalakan lagu agar saat dia
menyetir tidak mengantuk. Callista juga mengajak ngobrol Harry agar
Harry tidak mengantuk.
Niall’s POV----------------------------
Saat Niall kembali dia tidak melihat Harry dan Callista. Niall pergi
menuju mobilnya untuk menelpon Callista. Ternyata ponsel Callista
tertinggal dimobil Niall. Niall melihat tidak ada mobil Harry. Apa
mereka sudah pulang? Bagaimana dengan Callista? Pakaian Callista basah.
Callista memakai baju siapa? Padahal Niall sudah menyiapkan pakaian
untuk Callista.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar