Kamis, 28 Juni 2012

NLS part 26

Naufal’s POV--------------------------------
Naufal hanya melirik ponselnya yang berbunyi dari Niall. Jujur Naufal sebenarnya Nufal bingung untuk menjawab telponnya atau tidak. Naufal tidak mengangkat telpon dari Niall tersebut. Setelah ponsel Naufal berhenti berdering. Naufal berniat untuk mematikan ponselnya. Tetapi ponselnya berdering kembali dan refleks Naufal menjawab telpon tersebut,

“Hallo Naufal” kata Niall di ujung sana.
“Ya?”
“Sorry it’s not her fault” kata Niall. Naufal tidak menjawab.
“I remember what you said to me” kata Niall. “What?” tanya Naufal.
“Dont make her sad. But, you made her sad” kata Niall. Naufal tidak menjawab.
“You can blame me. She avoid me. She wont talk with me. It’s kill me” kata Niall. Naufal tidak menjawab. Naufal mematikan sambungan telpon.

Niall benar. Seharusnya Naufal tidak berbuat seperti itu. Naufal sendiri yang mengingatkan Niall dan sekarang dia sendiri yang ternyata melakukannya. Naufal memejamkan matanya mencoba menenangkan dirinya. Semua masalah ini membuat dadanya sesak. Seharusnya Naufal tidak boleh berada dalam masalah karena akan memperburuk keadaannya.

Naufal mengambil ponselnya. Callista itu berada dinomor 3 di speed diallnya. Naufal sudah menekan nomor 3 tetapi dia mengurungkan niatnya. Naufal masih butuh waktu. Lagipula ia juga ingin memikirkan kata-kata untuk meminta maaf pada Callista.

Callista’s POV------------------------------
Sudah lebih dari 1 minggu ini Callista hanya memandang ponselnya berharap ada pesan atau telpon dari Naufal. Tetapi Naufal masih belum menghubungi Callista. Natasha pun tidak mengabari Callista mengenai Naufal. Natasha. Callista menyalakan laptopnya dan langsung membuka skype. Beruntung, Natasha sedang online skype. Callista kemudian mem-video call Natasha.

“Kak” ucap Callista.
“Hei, Cal. Sorry akhir-akhir ini gue lagu sibuk jadi gak sempet hubungin loe” kata Natasha.
“Gak apa-apa. Gue cuman pengen tau kabar Naufal” kata Callista.
“Naufal. Dia masih belum hubungin loe?” tanya Natasha. Callista menggeleng.
“Naufal gue denger dia lagi dirawat dirumah sakit” kata Natasha.
“Dirawat? Dia sakit apa?” tanya Callista panik.
“Gue juga gak tau Cal. Gue lagi diluar kota soalnya” kata Natasha.
“Kenapa loe baru kasih tau gue?” tanya Callista.
“Gue lagi sibuk Call ngerjain TA. Sekarang, gue lagi diluar kota dan belum sempet nengok Naufal” kata Natasha.
“Loe lagi sibuk ya udah kalo gitu udah dulu deh. Byeee kak” kata Callista. Natasha hanya tersenyum, Sambungan terputus.
Naufal dirawat. Naufal sakit apa? Itulah yang ada dipikiran Callista. Pantas saja selama satu minggu ini ponsel Naufal jika dihubungi tidak aktif. Callista duduk dan memegangi lututnya. Sekarang Callista khawatir sekali.
“Fal, apa gue udah gak dibutuhin lagi sama loe” gumam Callista dengan berlinang air mata.

Callista baru saja pulang sekolah bahkan ia hampir melompat karena kegirangan Naufal menelponnya. Sudah 1 minggu lebih dan sekarang Naufal menghubunginya. Callista senang sekali bukan main. Tanpa menunggu apa-apa lagi Callista langsung menjawab telpon tersebut.

“Naufal” ucap Callista lirih dia sudah rindu sekali pada kekasihnya ini.
“Hei, sweetheart” sapa Naufal.
“Terakhir nelpon marah-marah sekarang bilang sweetheart” omel Callista. Naufal hanya tertawa.
“Apa kabar?” tanya Callista.
“Baik” jawab Naufal. Suara Naufal terdengar serak apa Naufal masih sakit?
“Kata kak Natasha kamu dirawat kemarin sakit apa?” tanya Callista langsung. Hening sebentar.
“Oh, itu aku keracunan makanan” kata Naufal.
“Keracunan makanan?” tanya Callista.
“Disini jajanan kan udah banyak yang gak steril tau-tau pake formalin dan zat berbahaya lainnya” kata Naufal.
“Iya sih. Makanya jajan itu pilih-pilih. Tapi, kenapa dirawatnya lama banget kan cuman keracunan makanan itu paling 2 atau 3 hari juga udah boleh pulang?” tanya Callista.
“Ah, oh itu jadi abis keracunan tubuh gue nolak makanan gitu Cal. Jadi, gue makan malah dikeluarin lagi” kata Naufal.
“Sekarang, kamu udah pulang?” tanya Callista.
“Udah. Kemarin aku baru pulang” kata Naufal.
“Oh ya. Bulan depan aku balik ke Indonesia” kata Callista girang.
“Ah, bagus dong” kata Naufal terdengar datar dari suaranya.
“Bagus doang? Emang kamu gak kangen sama aku?” tanya Callista.
“I miss you. Cal, aku harus istirahat nih. jadi, udah dulu telponnya nanti aku telpon lagi” kata Naufal.
“Oh, oke. Byee Fal. Love you” kata Callista. Sambungan terputus tanpa Naufal yang membalas ‘love you’ Callista.

Callista ingin cepat-cepat sekali kembali ke Indonesia. Callista yakin ada sesuatu terjadi pada Naufal. Naufal berubah sekali, ini bukan Naufal yang Callista kenal. Callista harus cepat kembali ke Indonesia untuk mencari tahu penyebabnya.
Setelah Naufal menelpon Callista tadi. Callista tidak bisa berhenti tersenyum. Dia bahagia sekali. Memang terkadang Naufal atau Callista tidak berhubungan tetapi itu paling hanya 1 atau 2 hari. Callista juga baru ingat, selama satu minggu ini juga dia tidak berhubungan dengan the boys. Callista merasa rindu juga pada the boys. Callista sudah lama tidak bermain dengan the boys terakhir saat dipantai itu. Callista mengirim pesan pada Harry.

To: Harry
Hi Harry

2 jam kemudian baru ada balasan dari Harry.

From: Harry
Hi. I’m in New York now.

New York. Jadi sekarang mereka sekarang berada di New York. Ah, iya. Callita ingat saat Niall mengajak pergi ke pantai Niall bilang dia akan pergi. Padahal Callista ingin sekali mengajak Harry pergi entah mengapa tapi Callista suka bercerita pada Harry. Harry sudah seperti kakak Callista sendiri.
Beberapa menit dari situ ada sebuah pesan dari Harry.

From: Harry
Hi, we’re on twitcam now.

Callista segera menyalakan laptopnya membuka twitter Harry dan mengklik link twitcam tersebut. Disana ada Harry dan Niall yang sedang twitcam. Entahlah tapi mereka berdua terlihat semakin tampan. Callista ‘start chatting’ ditwitcam tersebut.
Callista mengetik: Hi, lads. I’m watching your twitcam.

Callista hanya memperhatikan mereka sesekali Callista tertawa oleh tingkah konyol mereka. Niall masih membacakan tweets dari fans dan Harry entahlah dia sedang sibuk dengan ponselnya. Saat twitcam mereka memasang musik. Niall sedang memilih playlist. Tiba-tiba saja lagu Vanilla Twilight – Owl City terdengar. Suara itu dari twitcam. Callista jadi ingat saat Niall di Amerika juga Niall mengirim Callista sebuah video dia sedang bernyanyi lagu Vanilla Twilight (baca part 11).

“Callista, watching us” kata Harry.
“Uh, really?” tanya Niall. “Yeah, look” kata Harry. Niall melihat ke ponsel Harry ya itu tweet Callista tadi. Harry kemudian memperlihatkan kepada kamera.
“Callista, we miss you” kata Niall.
“No, Niall miss you” kata Harry. Niall tidak menghiraukan Harry. Niall kembali membaca tweets dari fans.

Callista membuka twitternya. Benar saja yang dipikirkannya. Banyak sekali followers baru dan mention twitter Callista terus berdatangan setiap detiknya. Callista kembali menonton twitcam. Tumben sekali, saat di New York Niall tidak mengabari Callista sama sekali. Padahal setiap Harry Niall selalu mengirim pesan pada Callista.
“Oh yeah. Tomorrow we’ll back to UK” kata Niall ditwitcam tersebut.

Callista tidak menonton twitcam sampai selesai karena dia harus menyelesaikan tugas-tugasnya yang harus dikumpulkan besok. Setelah Callista selesai mengerjakan tugasnya. Callista bercerita pada Naya tentang Naufal yang keracunan makanan. Naya hanya tertawa mendengarkan Callista.

“Cal, Naufal itu gak bego. Dia udah gede gak mungkin jajan gak karuan” kata Naya. Callista diam dan berfikir benar apa yang dikatakan Naya. Naufal sudah besar tidak mungkin dia jajan sembarangan.
“Bener juga sih. Tapi Naufal bilangnya dia keracunan makanan ke gue” kata Callista. Naya tertawa kembali.
“Iya, udah. Mungkin dia emang keracunan makanan. Kita gak tau, mungkin dia lagi main sama temennya dan salah makan” kata Naya. Callista hanya tertawa hambar.

Harry menelpon Callista. Harry menyuruh Callista untuk menjemput the boys dibandara. Besok hari jumat hanya sekolah setengah hari. Callista pun mengiyakan. Lagipula Callista tidak sabar untuk bertemu dengan the boys. Tetapi mengapa Harry yang telpon? Mengapa bukan Niall? Apakah Niall sudah bersama Annete? Itulah yang ada dipikiran Callista saat ini.
Callista mengirim pesan pada Niall.

To: Niall
Hi, do you miss me? Well, see you tomorrow at airport.

Sambil menunggu balasan pesan dari Niall. Callista membaca novel yang belum dibacanya. Hanya 3 jam dan Callista sudah selesai membaca novel tersebut. Callista memeriksa ponselnya siapa tahu Niall sudah membalas pesannnya. Ada 1 pesan baru. Callista segara membuka pesan tersebut. Ternyata itu pesan dari mamanya yang menanyakan kapan Callista akan pulang.

Saat Callista bangun ada 2 pesan baru. Callista berharap salah satu pesan tersebut dari Niall. Callista membuka pesan yang pertama dari Naufal yang mengucapkan selamat pagi pada Callista dan pesan yang ke dua dari Liam bukan Niall. Liam memberitahu jika Callista ingin menjemput the boys datang pukul 4 sore nanti.

Callista datang setengah jam lebih awal dari pada yang Liam beri tahu. Callista tidak mau terlambat. Karena bosan Callista berjalan-jalan disekitar bandara. Tiba-tiba saja ada 3 orang anak remaja seumur dengan Callista menghampiri Callista. Jujur Callista merasa takut jika ingat Callista pernah mendapat death treath dari fans the boys.
“You Callista right?” tanya seseorang yang berambut blonde.
“Yeah” kata Callista.
“Are you here to pick up the boys?” tanya temannya yang berambut brunette.
“Nope. I pick up my friend” kata Callista bohong.
“Nah, what I said she isn’t pick up the boys because the boys back here tomorrow” kata temannya yang paling tinggi.
“Tomorrow?” tanya Callista.
“I think you know. Some fanbase on twitter said tomorrow the boys back to UK” katanya lagi.
“Oh, thankyou. I’ve got to go bye” kata Callista meninggalkan mereka.
Besok. Tapi the boys bilang mereka kembali ke UK hari ini. Tapi kenapa mereka bilang besok. Astaga Callista benar-benar bingung sekali. Callista menelpon Liam tetapi tidak diangkat. Callista menelpon semua the boys juga tidak diangkat. Kenapa tidak diangkat? Tanya Callista dalam hati. Tak lama ada telpon dari Harry.
“Where are you lads?” tanya Callista panik.
“We’re here” Callista menoleh dan ternyata itu the boys. Callista lega sekali. Berarti dia tidak sia-sia datang ke sini.
“But, some girls said you’ll come here tomorrow” kata Callista.
“We’re just arrived. You wont hug us?” kata Liam. Callista memeluk satu-satu the boys.
“I miss you lads” kata Callista.
“Yeah, we miss you too” kata Louis.
“Lets go home” kata Paul. Callista ikut bersama the boys. Tetapi sepertinya ada yang aneh dengan Niall mulai dari Niall yang tidak membalas pesan Callista dan dari tadi Niall tidak berkata apa-apa pada Callista. Niall hanya diam saja dan saat Callista memeluk Niall juga Niall tidak memeluk Callista balik.

Saat dirumah the boys. Callista bosan sekali. Ini tidak biasanya Callista didiamkan seperti ini oleh the boys. Niall dan Louis sedang bermain xbox. Harry sedang menelpon seseorang dan Liam sedang skype bersama Danielle karena Danielle sedang berada di Toronto. Zayn, dia sedang tidur di sofa.

Callista melihat jam pukul setengah 6 tapi rasanya Callista sudah berada 5 jam disini. Callista bosan. Jika dia tau begini dia tak akan menjemput the boys dibandara. Callista ingin pulang. Callista memainkan game di ponselnya tetapi tiba-tiba saja ponselnya habis batre. Mengapa the boys melakukan ini padanya? Memang Callista salah apa? Air mata Callista keluar. Callista paling tidak bisa di tak acuhkan seperti itu. Callista tidak mau the boys melihatnya menangis. Callista pergi ke toilet. Callista melap mukanya yang basah karena air mata.

“Aaaaaaah” teriak Callista.
“Gue salah apa? Kenapa gue di cuekkin begini?” dumel Callista.
“Aaaaaaaah” teriak Callista dan mengacak-acak rambutnya. Callista menangis kembali.
“Aaaa. Cukup 1 minggu Naufal cuekin gue. Jangan cuekkin gue lads” kata Callista yang berbicara pada dirinya sendiri dicermin.

Callista mencuci mukanya tapi tetap saja dia terlihat jelas sudah menangis. Agar tidak terlihat sudah menangis Callista memakai kacamatanya. Biasanya Callista memakai kacamatanya saat belajar, membaca dan menonton. Setelah selesai Callista kembali tetapi the boys tidak ada disana hanya ada Paul yang sedang makan apel.

Callista mencari the boys ke seluruh ruangan tetapi the boys tetap tidak ada. Callista kesal sekali. Air mata keluar dari matanya. Callista menangis kembali.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar