Naufal’s POV--------------------------------
Naufal hanya melirik ponselnya yang berbunyi dari Niall. Jujur Naufal
sebenarnya Nufal bingung untuk menjawab telponnya atau tidak. Naufal
tidak mengangkat telpon dari Niall tersebut. Setelah ponsel Naufal
berhenti berdering. Naufal berniat untuk mematikan ponselnya. Tetapi
ponselnya berdering kembali dan refleks Naufal menjawab telpon tersebut,
“Hallo Naufal” kata Niall di ujung sana.
“Ya?”
“Sorry it’s not her fault” kata Niall. Naufal tidak menjawab.
“I remember what you said to me” kata Niall. “What?” tanya Naufal.
“Dont make her sad. But, you made her sad” kata Niall. Naufal tidak menjawab.
“You can blame me. She avoid me. She wont talk with me. It’s kill me”
kata Niall. Naufal tidak menjawab. Naufal mematikan sambungan telpon.
Niall benar. Seharusnya Naufal tidak berbuat seperti itu. Naufal sendiri
yang mengingatkan Niall dan sekarang dia sendiri yang ternyata
melakukannya. Naufal memejamkan matanya mencoba menenangkan dirinya.
Semua masalah ini membuat dadanya sesak. Seharusnya Naufal tidak boleh
berada dalam masalah karena akan memperburuk keadaannya.
Naufal mengambil ponselnya. Callista itu berada dinomor 3 di speed
diallnya. Naufal sudah menekan nomor 3 tetapi dia mengurungkan niatnya.
Naufal masih butuh waktu. Lagipula ia juga ingin memikirkan kata-kata
untuk meminta maaf pada Callista.
Callista’s POV------------------------------
Sudah lebih dari 1 minggu ini Callista hanya memandang ponselnya
berharap ada pesan atau telpon dari Naufal. Tetapi Naufal masih belum
menghubungi Callista. Natasha pun tidak mengabari Callista mengenai
Naufal. Natasha. Callista menyalakan laptopnya dan langsung membuka
skype. Beruntung, Natasha sedang online skype. Callista kemudian
mem-video call Natasha.
“Kak” ucap Callista.
“Hei, Cal. Sorry akhir-akhir ini gue lagu sibuk jadi gak sempet hubungin loe” kata Natasha.
“Gak apa-apa. Gue cuman pengen tau kabar Naufal” kata Callista.
“Naufal. Dia masih belum hubungin loe?” tanya Natasha. Callista menggeleng.
“Naufal gue denger dia lagi dirawat dirumah sakit” kata Natasha.
“Dirawat? Dia sakit apa?” tanya Callista panik.
“Gue juga gak tau Cal. Gue lagi diluar kota soalnya” kata Natasha.
“Kenapa loe baru kasih tau gue?” tanya Callista.
“Gue lagi sibuk Call ngerjain TA. Sekarang, gue lagi diluar kota dan belum sempet nengok Naufal” kata Natasha.
“Loe lagi sibuk ya udah kalo gitu udah dulu deh. Byeee kak” kata Callista. Natasha hanya tersenyum, Sambungan terputus.
Naufal dirawat. Naufal sakit apa? Itulah yang ada dipikiran Callista.
Pantas saja selama satu minggu ini ponsel Naufal jika dihubungi tidak
aktif. Callista duduk dan memegangi lututnya. Sekarang Callista khawatir
sekali.
“Fal, apa gue udah gak dibutuhin lagi sama loe” gumam Callista dengan berlinang air mata.
Callista baru saja pulang sekolah bahkan ia hampir melompat karena
kegirangan Naufal menelponnya. Sudah 1 minggu lebih dan sekarang Naufal
menghubunginya. Callista senang sekali bukan main. Tanpa menunggu
apa-apa lagi Callista langsung menjawab telpon tersebut.
“Naufal” ucap Callista lirih dia sudah rindu sekali pada kekasihnya ini.
“Hei, sweetheart” sapa Naufal.
“Terakhir nelpon marah-marah sekarang bilang sweetheart” omel Callista. Naufal hanya tertawa.
“Apa kabar?” tanya Callista.
“Baik” jawab Naufal. Suara Naufal terdengar serak apa Naufal masih sakit?
“Kata kak Natasha kamu dirawat kemarin sakit apa?” tanya Callista langsung. Hening sebentar.
“Oh, itu aku keracunan makanan” kata Naufal.
“Keracunan makanan?” tanya Callista.
“Disini jajanan kan udah banyak yang gak steril tau-tau pake formalin dan zat berbahaya lainnya” kata Naufal.
“Iya sih. Makanya jajan itu pilih-pilih. Tapi, kenapa dirawatnya lama
banget kan cuman keracunan makanan itu paling 2 atau 3 hari juga udah
boleh pulang?” tanya Callista.
“Ah, oh itu jadi abis keracunan tubuh gue nolak makanan gitu Cal. Jadi, gue makan malah dikeluarin lagi” kata Naufal.
“Sekarang, kamu udah pulang?” tanya Callista.
“Udah. Kemarin aku baru pulang” kata Naufal.
“Oh ya. Bulan depan aku balik ke Indonesia” kata Callista girang.
“Ah, bagus dong” kata Naufal terdengar datar dari suaranya.
“Bagus doang? Emang kamu gak kangen sama aku?” tanya Callista.
“I miss you. Cal, aku harus istirahat nih. jadi, udah dulu telponnya nanti aku telpon lagi” kata Naufal.
“Oh, oke. Byee Fal. Love you” kata Callista. Sambungan terputus tanpa Naufal yang membalas ‘love you’ Callista.
Callista ingin cepat-cepat sekali kembali ke Indonesia. Callista yakin
ada sesuatu terjadi pada Naufal. Naufal berubah sekali, ini bukan Naufal
yang Callista kenal. Callista harus cepat kembali ke Indonesia untuk
mencari tahu penyebabnya.
Setelah Naufal menelpon Callista tadi. Callista tidak bisa berhenti
tersenyum. Dia bahagia sekali. Memang terkadang Naufal atau Callista
tidak berhubungan tetapi itu paling hanya 1 atau 2 hari. Callista juga
baru ingat, selama satu minggu ini juga dia tidak berhubungan dengan the
boys. Callista merasa rindu juga pada the boys. Callista sudah lama
tidak bermain dengan the boys terakhir saat dipantai itu. Callista
mengirim pesan pada Harry.
To: Harry
Hi Harry
2 jam kemudian baru ada balasan dari Harry.
From: Harry
Hi. I’m in New York now.
New York. Jadi sekarang mereka sekarang berada di New York. Ah, iya.
Callita ingat saat Niall mengajak pergi ke pantai Niall bilang dia akan
pergi. Padahal Callista ingin sekali mengajak Harry pergi entah mengapa
tapi Callista suka bercerita pada Harry. Harry sudah seperti kakak
Callista sendiri.
Beberapa menit dari situ ada sebuah pesan dari Harry.
From: Harry
Hi, we’re on twitcam now.
Callista segera menyalakan laptopnya membuka twitter Harry dan mengklik
link twitcam tersebut. Disana ada Harry dan Niall yang sedang twitcam.
Entahlah tapi mereka berdua terlihat semakin tampan. Callista ‘start
chatting’ ditwitcam tersebut.
Callista mengetik: Hi, lads. I’m watching your twitcam.
Callista hanya memperhatikan mereka sesekali Callista tertawa oleh
tingkah konyol mereka. Niall masih membacakan tweets dari fans dan Harry
entahlah dia sedang sibuk dengan ponselnya. Saat twitcam mereka
memasang musik. Niall sedang memilih playlist. Tiba-tiba saja lagu
Vanilla Twilight – Owl City terdengar. Suara itu dari twitcam. Callista
jadi ingat saat Niall di Amerika juga Niall mengirim Callista sebuah
video dia sedang bernyanyi lagu Vanilla Twilight (baca part 11).
“Callista, watching us” kata Harry.
“Uh, really?” tanya Niall. “Yeah, look” kata Harry. Niall melihat ke
ponsel Harry ya itu tweet Callista tadi. Harry kemudian memperlihatkan
kepada kamera.
“Callista, we miss you” kata Niall.
“No, Niall miss you” kata Harry. Niall tidak menghiraukan Harry. Niall kembali membaca tweets dari fans.
Callista membuka twitternya. Benar saja yang dipikirkannya. Banyak
sekali followers baru dan mention twitter Callista terus berdatangan
setiap detiknya. Callista kembali menonton twitcam. Tumben sekali, saat
di New York Niall tidak mengabari Callista sama sekali. Padahal setiap
Harry Niall selalu mengirim pesan pada Callista.
“Oh yeah. Tomorrow we’ll back to UK” kata Niall ditwitcam tersebut.
Callista tidak menonton twitcam sampai selesai karena dia harus
menyelesaikan tugas-tugasnya yang harus dikumpulkan besok. Setelah
Callista selesai mengerjakan tugasnya. Callista bercerita pada Naya
tentang Naufal yang keracunan makanan. Naya hanya tertawa mendengarkan
Callista.
“Cal, Naufal itu gak bego. Dia udah gede gak mungkin jajan gak karuan”
kata Naya. Callista diam dan berfikir benar apa yang dikatakan Naya.
Naufal sudah besar tidak mungkin dia jajan sembarangan.
“Bener juga sih. Tapi Naufal bilangnya dia keracunan makanan ke gue” kata Callista. Naya tertawa kembali.
“Iya, udah. Mungkin dia emang keracunan makanan. Kita gak tau, mungkin
dia lagi main sama temennya dan salah makan” kata Naya. Callista hanya
tertawa hambar.
Harry menelpon Callista. Harry menyuruh Callista untuk menjemput the
boys dibandara. Besok hari jumat hanya sekolah setengah hari. Callista
pun mengiyakan. Lagipula Callista tidak sabar untuk bertemu dengan the
boys. Tetapi mengapa Harry yang telpon? Mengapa bukan Niall? Apakah
Niall sudah bersama Annete? Itulah yang ada dipikiran Callista saat ini.
Callista mengirim pesan pada Niall.
To: Niall
Hi, do you miss me? Well, see you tomorrow at airport.
Sambil menunggu balasan pesan dari Niall. Callista membaca novel yang
belum dibacanya. Hanya 3 jam dan Callista sudah selesai membaca novel
tersebut. Callista memeriksa ponselnya siapa tahu Niall sudah membalas
pesannnya. Ada 1 pesan baru. Callista segara membuka pesan tersebut.
Ternyata itu pesan dari mamanya yang menanyakan kapan Callista akan
pulang.
Saat Callista bangun ada 2 pesan baru. Callista berharap salah satu
pesan tersebut dari Niall. Callista membuka pesan yang pertama dari
Naufal yang mengucapkan selamat pagi pada Callista dan pesan yang ke dua
dari Liam bukan Niall. Liam memberitahu jika Callista ingin menjemput
the boys datang pukul 4 sore nanti.
Callista datang setengah jam lebih awal dari pada yang Liam beri tahu.
Callista tidak mau terlambat. Karena bosan Callista berjalan-jalan
disekitar bandara. Tiba-tiba saja ada 3 orang anak remaja seumur dengan
Callista menghampiri Callista. Jujur Callista merasa takut jika ingat
Callista pernah mendapat death treath dari fans the boys.
“You Callista right?” tanya seseorang yang berambut blonde.
“Yeah” kata Callista.
“Are you here to pick up the boys?” tanya temannya yang berambut brunette.
“Nope. I pick up my friend” kata Callista bohong.
“Nah, what I said she isn’t pick up the boys because the boys back here tomorrow” kata temannya yang paling tinggi.
“Tomorrow?” tanya Callista.
“I think you know. Some fanbase on twitter said tomorrow the boys back to UK” katanya lagi.
“Oh, thankyou. I’ve got to go bye” kata Callista meninggalkan mereka.
Besok. Tapi the boys bilang mereka kembali ke UK hari ini. Tapi kenapa
mereka bilang besok. Astaga Callista benar-benar bingung sekali.
Callista menelpon Liam tetapi tidak diangkat. Callista menelpon semua
the boys juga tidak diangkat. Kenapa tidak diangkat? Tanya Callista
dalam hati. Tak lama ada telpon dari Harry.
“Where are you lads?” tanya Callista panik.
“We’re here” Callista menoleh dan ternyata itu the boys. Callista lega sekali. Berarti dia tidak sia-sia datang ke sini.
“But, some girls said you’ll come here tomorrow” kata Callista.
“We’re just arrived. You wont hug us?” kata Liam. Callista memeluk satu-satu the boys.
“I miss you lads” kata Callista.
“Yeah, we miss you too” kata Louis.
“Lets go home” kata Paul. Callista ikut bersama the boys. Tetapi
sepertinya ada yang aneh dengan Niall mulai dari Niall yang tidak
membalas pesan Callista dan dari tadi Niall tidak berkata apa-apa pada
Callista. Niall hanya diam saja dan saat Callista memeluk Niall juga
Niall tidak memeluk Callista balik.
Saat dirumah the boys. Callista bosan sekali. Ini tidak biasanya
Callista didiamkan seperti ini oleh the boys. Niall dan Louis sedang
bermain xbox. Harry sedang menelpon seseorang dan Liam sedang skype
bersama Danielle karena Danielle sedang berada di Toronto. Zayn, dia
sedang tidur di sofa.
Callista melihat jam pukul setengah 6 tapi rasanya Callista sudah berada
5 jam disini. Callista bosan. Jika dia tau begini dia tak akan
menjemput the boys dibandara. Callista ingin pulang. Callista memainkan
game di ponselnya tetapi tiba-tiba saja ponselnya habis batre. Mengapa
the boys melakukan ini padanya? Memang Callista salah apa? Air mata
Callista keluar. Callista paling tidak bisa di tak acuhkan seperti itu.
Callista tidak mau the boys melihatnya menangis. Callista pergi ke
toilet. Callista melap mukanya yang basah karena air mata.
“Aaaaaaah” teriak Callista.
“Gue salah apa? Kenapa gue di cuekkin begini?” dumel Callista.
“Aaaaaaaah” teriak Callista dan mengacak-acak rambutnya. Callista menangis kembali.
“Aaaa. Cukup 1 minggu Naufal cuekin gue. Jangan cuekkin gue lads” kata Callista yang berbicara pada dirinya sendiri dicermin.
Callista mencuci mukanya tapi tetap saja dia terlihat jelas sudah
menangis. Agar tidak terlihat sudah menangis Callista memakai
kacamatanya. Biasanya Callista memakai kacamatanya saat belajar, membaca
dan menonton. Setelah selesai Callista kembali tetapi the boys tidak
ada disana hanya ada Paul yang sedang makan apel.
Callista mencari the boys ke seluruh ruangan tetapi the boys tetap tidak
ada. Callista kesal sekali. Air mata keluar dari matanya. Callista
menangis kembali.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar