Callista duduk disofa dan memainkan psp Niall. Sudah hampir 1 jam
Callista menunggu the boys tapi mereka tetap tidak ada. Callista melirik
jam tangannya jika setengah jam lagi mereka tidak muncul Callista akan
pulang. Sudah setengah jam dan the boys tidak muncul juga. Callista akan
pulang. Callista berdiri masih memegang psp Niall. Callista kesal
sendiri dia ingin sekali membanting psp tersebut. Tiba-tiba saja
seseorang menahan tangan Callista. Niall. Niall memegang tangan
Callista.
“That’s mine. Why you want to throw it?” tanya Niall masih memegang
pergelangan tangan Callista. Callista hanya memalingkan muka melepaskan
pegangan Niall dan duduk kembali di sofa. Callista menatap meja yang
kosong. Dia masih kesal. Tiba-tiba saja terdengar alunan petikan gitar
semakin lama semakin terdengar jelas. Callista menoleh dan ternyata
Niall. Niall sedang berdiri dibelakang Callista sambil bermain gitar.
Niall mulai bernyanyi.
Oceans apart
Day after day
And I slowly grow insane
I hear your voice
On the line
But it doesnt stop the pain
If i see you next to never
Well how can we stay forever
Niall berjalan menghampiri Callista dan dia kemudian duduk disamping Callista.
Wherever you go whatever you do
I will be right here waiting for you
Whatever it takes or how my heart breaks
I will be right here waiting for you
I took for granted all the times
That i thought would last somehow
I hear the laughter
I taste the tears
But i cant get near you now
Oh cant you see it baby
You got me going crazy
Callista hanya menatap Niall. Setelah selesai bernyanyi Niall hanya diam.
“Sorry” katanya memulai percakapan. Callista diam.
“It was my idea” kata Niall. “and ours” kata the boys. Jadi mereka sedang menjahili Callista.
“So, you pranked me?” tanya Callista. The boys hanya tersenyum kikuk.
“Well done, you succeed” kata Callista sinis.
“Sorry, it cause you will back to Indonesia next week” kata Lou.
Indonesia. Callista baru ingat dia memang akan kembali ke Indonesia
minggu depan. Callista diam. Minggu depan Callista akan meninggalkan the
boys, London dan teman-teman barunya disini.
“We’ll miss you Cal” kata Zayn. Air mata keluar dari mata Callista.
Niall memeluk Callista. Harry ikut memeluk Callista. Semuanya ikut
memeluk Callista.
“I’ll miss you lads” kata Callista dan melepaskan pelukan the boys.
“We’ll miss you too. Sorry Cal, but when you go to Indonesia we’ll in Sweden” kata Liam.
“Sweden” gumam Callista.
“Yeah. That’s why we made surprise for you now” kata Zayn.
“The day after tomorrow we’ll go to Sweden” kata Harry. Callista diam.
Bahkan di hari kepergiannya kembali ke Indonesia dia tidak bisa melihat
the boys.
“Oh” itu yang hanya dikatakan Callista.
“I have something for you Cal. Wait. I’ll take it” kata Harry. Tak lama Harry datang dan memberikan Callista sebuah paper bag.
“What this?” tanya Callista. Harry hanya tersenyum.
“Wait. I have something for you too” kata Liam.
“Me too” kata Louis dan Zayn. Mereka kemudian pergi dan kembali paper
bag. Callista tidak bisa berkata apa-apa. Jujur dia sangat senang
sekali. The boys sudah Callista anggap sebagai saudara sendiri ya
mungkin kecuali Niall. Niall dia tidak memberikan apa-apa pada Callista.
“Cal, I want to take you out” kata Niall. Callista melihat ke the boys
mereka semua tersenyum. Callista memeluk mereka satu-satu.
“Thank you lads. I love you” kata Callista memeluk mereka sekali lagi. Ini benar-benar seperti perpisahan terakhirnya.
Niall membawa Callista ke Hyde Park. Tempat penuh memori ini. Mata
Callista sudah berkaca-kaca. Berat rasanya meninggalkan Niall dan the
boys. Tempat ini pula tempat paling bersejarah bagi Callista.
“I think you’ve know why I take you here” kata Niall. Ya. Callista sudah tahu mengapa.
“This place full of our memories. I’ll miss you Cal and I love you” kata Niall. Callista hanya diam.
“Why you act like I would leave you forever” kata Callista. Niall memandang Callista. Callista tertawa dan Niall ikut tertawa.
“Don’t forget us” kata Niall.
“I wouldn’t” kata Callista.
Dia memandang mata Niall yang biru itu. Niall memandang mata Callista
yang coklat dan memegang ke dua bahu Callista. Wajah mereka mendekat
semakin lama semakin dekat. Callista memejamkan matanya bibir Niall
menyentuh bibir Callista Callista membuka matanya dan melihat betapa
dekatnya dia dan Niall saat ini. Callista melihat Niall memejamkan
matanya. Callista sadar diri dan dia menjauh dari Niall.
“This is wrong” kata Callista dan menutup wajahnya dengan kedua
tangannya. Niall memegang kedua tangan Callista dan melihat mata
Callista dalam-dalam.
“It’s my fault sorry” kata Niall.
“I’ve got to go” kata Callista.
“Lemme take you home” kata Niall. Callista hanya mengangguk.
Dijalan Callista hanya memandang ke luar jendela. Kejadian tadi membuat
suasana canggung. Niall semenjak tadi pun tidak berkata apa-apa.
Callista mengingat-ingat kembali bagaimana dia bertemu dengan the boys
dan sekarang Callista harus berpisah dengan the boys. Ini benar-benar
seperti mimpi.
“Niall thanks for everything we’ve been through” kata Callista.
“Your welcome” kata Niall. Callista menatap Niall. Callita melompat dan
memeluk Niall. Niall memeluk Callista balik. Niall mengelus rambut
Callista. Setelah Callista mulai tenang Callista melepaskan pelukannya.
“Don’t forget me Niall” kata Callista.
“Never” kata Niall. Callista meninggalkan Niall dengan berat.
“Loe abis belanja Cal?” tanya Naya saat Callista masuk kamar.
“Engga. Ini dikasih sama the boys” kata Callista.
“Dikasih? Dalam rangkat apa?” tanya Naya.
“Mereka udah tau kalo minggu depan gue balik ke Indonesia” kata Callista.
“Jadi, ini semacam kenang-kenangan dari mereka gitu” tambah Callista.
“Buka dong Cal, gue pensaran isinya apa” kata Naya.
“Oke. Gue juga penasaran” kata Callista.
Pertama-tama Callista mengambil paper bag berwarna merah pemberian dari
Harry. Callista mengambil kotak dari dalam paper bag tersebut. Callista
membukanya dan didalamnya terdapat sebuah sundress berwarna kuning dan
masih terdapat sebuah kaos berwarna putih di kaos tersebut terdapat
tulisan “I Harry Styles”.
Callista kemudian membuka paper bag berwarna hijau dari Liam. Didalamnya
terdapat 2 buah buku. Callista mengambil kedua buku tersebut tepatnya
itu 2 buah novel. Novel yang sedang Callista inginkan tetapi ia selalu
lupa untuk membelinya. Pemberian dari Liam adalah novel The Apothecary
Rose: An Owen Archer Mystery dan The Wind-Up Bird Chronicle: A Novel.
Kebetulan sekali akhir-akhir ini Callista sedang mengoleksi novel-novel
detektif.
Selanjutnya Callista mengambil sebuah kotak pemberian dari Louis yang
tidak kecil dan juga tidak besar. Nampaknya Callista sudah bisa menebak
apa yang diberikan Louis. Callista sudah menebak yang ada dikotak itu
adalah sebuah jam tangan tetapi saat ia membukanya ternyata bukan itu
sebuah kalung. Kalung burung hantu. Lucu sekali tetapi kepalanya lebih
tebal dari pada badannya. Tak sengaja Callista memencet sebuah tombol
kecil dan tiba-tiba saja kepala burung hantu tersebut terbuka dan
didalamnya itu sebuah jam. Setidaknya Callista benar mengenai jam.
Kemudian Callista mengambil paper bag dari Zayn. Mengambil sebuah kotak
didalamnya. Kali ini Callista sedikit penasaran dengan hadiah yang
diberikan Zayn. Callista mengambil kotak tersebut dan membukanya. Zayn
memberikan Callista sebuah boneka tepatnya boneka Zayn sendiri tetapi
masih ada lagi 1 boneka dan itu adalah boneka Callista. Callista tidak
heran dengan boneka Zayn tetapi boneka dirinya sendiri entahlah dari
mana Zayn membuatnya.
“Cal, gue mau” kata Naya.
“Mau apa?” tanya Callista.
“Mau dikasih hadiah kayak gitu” kata Naya.
“Mau aja atau mau banget?” tanya Callista.
“Sialan loe” rutuk Naya.
“By the way. Niall gak kasih loe hadiah farewell?” tanya Naya. Callista
baru ingat Niall memang tidak memberinya hadiah apapun tetapi jika
mengingat apa yang terjadi di Hyde Park tadi rasanya tidak perlu Niall
memberikan Callista hadiah.
Hari ini adalah hari kepulangannya ke Indonesia. Di satu sisi Callista
sudah sangat rindu pada Indonesia tetapi disisi lain juga dia berat
sekali meninggalkan London. Callista teringat kembali dibandara inilah
dia bertemu dengan the boys.
Di lubuk hati Callista yang paling dalam dia masih menunggu the boys
untuk datang ke bandara setidaknya hanya untuk mengucapkan selamat
tinggal. Tetapi sepertinya itu tidak akan terjadi Callista tahu the boys
sedang sibuk bekerja dan tidak mungkin mereka yang sedang berada di
Swedia tiba-tiba saja datang disini.
Niall’s POV---------------------
“Can you drive faster?” tanya Niall pada supirnya.
“C’mon I’m in hurry” kata Niall setengah berteriak. Supirnya kemudian mengemudikannya lebih cepat.
Kemarin malam Niall baru saja kembali dari Swedia. Tetapi Niall
terlambat bangun. Dia kembali hanya untuk melihat Callista sebelum dia
kembali ke Indonesia. Karena Niall tahu dia tidak akan bertemu Callista
dalam waktu dekat. Akhirnya sampai juga di bandara tetapi saat Niall
melihat jam ternyata dia sudah terlambat. Niall mengambil hadiah yang
akan diberikannya pada Callista dan dia berlari mencari Callista.
Terlambat. Niall terlambat. Dia sudah mencari Callista kemana-mana dan
tidak menemukannya. Niall duduk dan menutupi wajahnya dengan kedua
tangannya. Kalau saja saat alarm tadi menyala Niall tidak tidur lagi
mungkin dia bisa bertemu Callista saat ini. Tiba-tiba saja seseorang
menepuk pundak Niall. Niall menoleh dan.......
Tidak ada komentar:
Posting Komentar