Minggu, 22 Juli 2012

NLS part 29

Untuk: Callista
Callista membaca ulang surat tersebut. Apakah dia tidak salah. Untuk? Niall menggunakan bahasa Indonesia. Apakah dia menggunakan google translate? Bagaimana bisa Niall memakai bahasa Indonesia. Callista segera membaca isi surat tersebut.
Aku tahu kau pasti sedang bertanya-tanya mengapa aku menulis surat ini menggunakan bahasa Indonesia sedangkan aku tidak bisa bahasa Indonesia. Kau tidak perlu tahu dari mana aku bisa menulis semua ini menggunakan bahasa Indonesia. Aku hanya ingin bilang tolong jaga baik-baik boneka dari ku dan juga gelang pemberianku saat natal. Karena itu sangat berarti bagiku. Oh ya, jangan lupa jika kau rindu padaku peluk saja boneka teddy bear itu. Sebenarnya aku tidak bisa membayangkan jika aku kembali ke London tidak ada dirimu. Apakah aku harus menyusulmu ke Indonesia? Itu sangat konyol. Perbedaan waktu dan jarak ini bisa membuatku gila. Aku akan selalu merindukanmu.
TTD
Niall

Callista ternganga. Apakah Niall belajar berbahasa Indonesia selama ini? Jika ia memakai google translate mengapa kalimat demi kalimat tidak ada yang salah. Meskipun disurat tersebut Niall mengatakan tidak perlu bertanya-tanya tapi ini malah semakin membuat Callista penasaran.Callista menjadi teringat Naufal karena dulu Naufal yang membantu Niall menerjemahkan kata maaf. Tetapi tidak mungkin jika Naufal yang membantu Niall kali ini. Lantas siapa?

Kehidupan Callista sekarang berjalan seperti biasa. Sesekali dia menghubungi the boys tetapi Callista dengan the boys sangat jarang berhubungan. Selain zona waktu yang memisahkan mereka tetapi pekerjaan the boys yang padat sekali sehingga Callista tidak bisa sering-sering menghubungi mereka. Jujur Callista sangat merindukan mereka sekarang ia hanya melihat mereka lewat layar laptopnya.

Callista sedang menunggu Naufal dilapangan parkir. Hari ini hari sabtu maka Callista hanya datang untuk ekskul ke sekolah. Naufal berencan mengajak Callista pergi mungkin hanya sekedar jalan-jalan, menonton, pergi ke toko buku, menonton dan makan.
Terlihat Naufal sedang berjalan ke arahnya. Kali ini

Naufal berjalan tampak terburu-buru dan juga terlihat kesal dari wajahnya. Callista sudah bisa menebak apa yang terjadi padanya. Itu pasti sama saat seperti sebelum Callista ke London. Ternyata suasana disini masih tetap sama seperti dulu. Naufal hanya tersenyum kecil pada Callista dan
menyodorkannya helm.

“Kenapa? Debat lagi waktu rapat?” tanya Callista sambil menerima helm yang diberikan Naufal.
“Iya. Kayak biasa mereka gak setuju ide yang aku kasih” kata Naufal. Callista hanya tersenyum.
“Sekarang kita mau kemana?” tanya Callista.
“Cal, kayaknya hari ini kita gak bisa jalan. Aku pulang ke rumah ya. Mungkin next time” kata Naufal.
“Lho? Kenapa?” tanya Callista.
“Lagi nggak mood aja. Pulang yuk” kata Naufal datar.

Callista memindahkan channel tidak ada yang menarik. Callista melihat layar ponselnya. Tidak ada pesan atau pun telepon. Dia benar-benar bosan.Callista membuka twitter lewat ponselnya. Dia melihat Niall sedang online di web. Mungkin saja Niall sedang online skype juga pikirnya. Callista menuju kamarnya dan menyalakan laptopnya. Benar saja Niall sedang online. Baru saja Callista akan mengirim text pada Niall. Niall sudah me-video call Callista.

“Hai Callista” sapa Niall dengan senyum lebarnya.
“Hai Niall” jawab Callista sedikit kikuk.
“Why you look at me like that?” tanya Niall.
“Wear your shirt” perintah Callista.
“Why?” tanya Niall dan melihat dirinya yang sedang bertelanjang dada.
“Am I should look at your nipples?” canda Callista.
“Yeah. You love my nipples?” tanya Niall.
“Er. Stop it Niall. It’s not funny” kata Callista sedikit kesal. Niall hanya tertawa dan Niall memakai kaosnya.
“Well. How your life?” tanya Callista.
“Good but it would be better if you were here” kata Niall. Callista tertawa.
“I miss London” kata Callista.
“Come here” kata Niall.
“2 years more” kata Callista.
“2 years. So you gonna collage here?” tanya Niall senyumnya merekah diwajahnya. Callista mengangguk.
“It’s my plan. But I don’t know” kata Callista.
“Niall” panggil Callista.
“What?” tanya Niall.
“I wanna ask you something” kata Callista.
“Go ahead” kata Niall.
“Wait a second” kata Callista. Dia kemudian mengambil kertas yang berada dimeja belajarnya.
“Tell me about this” kata Callista sambil menunjukkan isi kertas itu. Kertas itu surat dari Niall.
“Uh well...” kata Niall. Callista menunggu kata-kata selanjutnya dari Niall.
“It’s secret. I can’t tell you” kata Niall. Kemudian dia tertawa. Callista mendengus.
“Callistaaaa” teriak Natasha dari luar kamar.
“Niall. Wait a minute” kata Callista. Callista membuka pintu.
“Ada apa?” tanya Callista pada Natasha.
“Tadi loe titip ini” kata Natasha sambil memberikan Callista kantung kresek. Callista melihat isi di kresek tersebut.
“Makasih kak” kata Callista. Kemudian menutup pintu. Callista kembali pada Niall. Dia sedang makan chip ternyata.
“Hi. You back” kata Niall sambil mengunyah. Niall hanya makan saja. Callista melihat ke kantung kresek yang diberikan Natasha. Dia membukanya dan memakannya.
“What’s that? Is that chips?” tanya Niall. Callista mengangguk.
“But this chips different” kata Callista.
“Different” gumam Niall sambil memasukkan chip kedalam mulutnya.
“This chips so spicy” kata Callista. Dia melihat Niall menatap Callista sepertinya dia ingin mencicipi chips milik Callista.
“Cal. I’ve got to go. Talk to you later. Bye” kata Niall dan mematikan sambungan.

Baru saja Callista selesai mandi. Natasha mengetuk pintu kamar Callista.
“Cal, ada Naufal didepan” teriak Natasha dibalik pintu.
“Naufal?” tanya Callista.
“Iya. Cepet dia nungguin tuh diluar” kata Natasha. Callista segera mengenakan pakaiannya dan menemui Naufal diluar. Naufal sedang duduk diteras.
“Fal” panggil Callista. Naufal menoleh dan tersenyum pada Callista. Senyum Naufal kali ini berbeda sekali. Callista menjadi salah tingkah.
“Eh? Ada apa kesini?” tanya Callista. Naufal masih tersenyum kemudian berdiri.
“Kenapa gak boleh?” tanya Naufal.
“Engga gitu juga. Tadi waktu disekolah katanya gak mood”
“Sekarang udah mood. Kita keluar yuk” ajak Naufal.
“Kemana?” tanya Callista.
“Kemana-mana hatiku senang” kata Naufal.
“Yee. Bentar ganti baju dulu” kata Callista. Callista mengganti baju dengan baju yang dibelinya di London. Callista memakai tanktop galaxy, dipadukan dengan bolero denim, celana jeans dan sepatu converse merah dan rambut panjangnya dia biarkan tergerai.
“Fal” panggil Callista. Naufal menoleh dan nampak kaget melihat Callista.
“Kenapa?” tanya Callista sambil tertawa.
“Kayaknya London udah ngubah kamu ya” kata Naufal.
“Maksudnya?” tanya Callista.
“Never mind. Oh ya, kita pake taksi aja ya. Aku gak bawa motor” kata Naufal. Callista mengangguk.
“Jadi kita kemana?” tanya Callista saat ditaksi.
“Ntar juga tau deh” kata Naufal dan tersenyum pada Callista. Callista hanya mendengus.

Naufal mengeluarkan iPod miliknya. Dia memasang earphone ditelinga kanannya dan memberikan earphone sebelahnya pada Callista. Callista memasang earphone ditelinga kirinya. Dia menjadi ingat Niall. Naufal memilih lagu Dealova dia menaikkan volumenya. Lagu ini, lagu yang sangat berarti bagi Callista. Callista menatap Naufal. Naufal dia hanya memejamkan matanya. Entah apa yang ada dipikirannya saat ini. Dia orang yang susah sekali ditebak. 15 menit kemudian sudah sampai ditempat yang dituju. Callista menyenggol tangan Naufal.

“Fal, kita udah sampe” kata Callista. Naufal membuka matanya dan membayar pada supir taksi itu.
“Kita mau ngapain disini?” tanya Callista yang melihat sekelilingnya gelap.
“Mau bakar daerah sini” kata Naufal disusul tawanya.
“Ayoo. Kesana” ajak Naufal. Callista memegang tangan Naufal.
“Kita tunggu disini aja ya” kata Naufal.
“Nunggu apa?” tanya Callista.
“Ah itu udah dateng” kata Naufal. Callista benar-benar tidak mengerti dengan Naufal. Naufal menghampiri seorang laki-laki tak lama Naufal kembali membawa 4 buah kembang api.
“Aku udah bilang kita mau bakar daerah sini” canda Naufal. Callista hanya menatapnya.

Naufal menyalakan kembang api tersebut. Callista memeluk Naufal menikmati pemandangan langit yang dihiasi kembang api. Callista melihat ke arah Naufal. Naufal dia melihat ke langit. Sadar, dia dilihat Callista dia menoleh pada Callista. Mata mereka bertemu. Bibir mereka pun bertemu.

Setelah selesai Callista dan Naufal berjalan-jalan sekitar situ. Disana terdapat beberapa teman-teman Naufal. Naufal mengajak Callista untuk menghampiri mereka. Naufal meminjam gitar salah seorang temannya. Dia mengajak Callista berpisah dari teman-temannya.

“Mau ngapain Fal?” tanya Callista.
“Mau cuci piring Cal. Gak tau kenapa aku pengen nyanyiin lagu ini” kata Naufal.
“Lagu apa?” tanya Callista.
“Dengerin aja” jari-jari Naufal mulai memetik senar-senar digitar tersebut. Callista mendengarkan intro yang Naufal mainkan. Dia baru pertama kali mendenger lagu ini.
Dakara ima ai ni yuku, sou kimetanda
Poketto no kono kyoku wo kimi ni kikasetai
Sotto boryumo wo agete tashikamete mitayo

OH GOODBYE DAYS ima
Kawari ki ga suru
Kinou made ni SO LONG
Kakkou yokunai yasashisa ga soba ni aru kara
LA LA LA LA LA WITH YOU

Katahou no EARPHONE wo kimi ni watasu
Yukkuri to nagare komu kono shunkan
Umaku aisete imasu ka?
Tama ni mayou kedo

OH GOODBYE DAYS ima
Kawari hajimeta mune no oku ALLRIGHT
Kakkou yokunai yasashisa ga soba ni aru kara
LA LA LA LA NOW WITH YOU

Dekireba kanashii omoi nante shitaku nai
Demo yattekuru deshou, oh
Sono toki egao de "YEAH HELLO MY FRIEND"
Nante sa ieta nara ii noni

Onaji uta wo kuchizusamu toki
Soba ni ite I WISH
Kakkou yokunai yasashisa ni aeta yokatta yo
LA LA LA LA GOODBYE DAYS

Callista menelan ludahnya. Dia baru pertama kali mendengar lagu ini. Ini sepertinya lagu Jepang. Pantas saja Callista kurang menyukai lagu-lagu j-pop atau k-pop jadi memang dia baru mendengarkan lagu ini. Callista melihat Naufal setelah menyanyikan lagu itu. Naufal hanya diam saja. Tidak berkata apa-apa. Naufal hanya memandang kosong. Callista bisa merasakan nafas Naufal tidak teratur. Tiba-tiba saja Naufal menarik tangan Callista dan membawa Callista ke jalan. Naufal memberhentikan sebuah taksi. Membukakan pintu taksi. Callista masuk kedalam taksi. Naufal masih berada diluar.

“Cal, sorry. Aku gak bisa sama kamu lagi. Kita putus aja” ucap Naufal.
“Maksud kamu apa?” tanya Callista. Naufal tidak menjawab. Naufal hanya memberikan sejumlah uang pada supir taksi tersebut dan memberikan alamat rumah Callista.
“FAL” bentak Callista. Naufal tidak menggubris Callista. Naufal hanya menutup pintu taksi tersebut.

Callista benar-benar tidak mengerti dengan apa yang terjadi. Dia dan Naufal baru saja bersenang-senang dan sekarang Naufal bilang putus. Air mata mengalir dipipi Callista. Dalam satu hari Naufal bisa membuat
Callista senang dan bisa juga benar-benar menghancurkannya. Sesampainya dirumah Callista diam diteras dan menangis diteras. Dia tidak mau masuk kedalam kamarnya. Kamarnya penuh dengan foto-foto bersama Naufal. Barang-barang pemberian dari Naufal. Callista duduk melipat kakinya dan memeluk lututnya. Callista menangis. Seseorang memegang bahu Callista. Callista menoleh. Natasha memeluk Callista. Callista menangis dipelukan Natasha. Natasha menenangkan Callista.

“Kita di kamar aja yuk. Disini dingin” kata Natasha. Callista menggeleng.
“Oke. Dikamar gue” bujuk Natasha. Callista menurut.
Natasha memberikan minum pada Callista. Callista sudah sedikit agak tenang.
“Ada apa?” tanya Natasha. Callista masih sesenggukan.
“Naufal kak..” ucapannya terpotong.
“Naufal kenapa?” tanya Natasha pelan.
“Dia put-putusin aku” ucapnya masih sesenggukan. Naya menghampiri Callista dan memeluknya. Callista menangis kembali. Cukup lama Callista menangis. Setelah menangis dia langsung tidur tanpa mengganti pakaian yang dikenakannya.

“Hi. Feel better?” tanya Natasha setelah melihat Callista membuka matanya. Callista hanya diam.
“Mandi biar seger sana” perintah Natasha. Callista menurut. Dia melihat bayangannya dicermin. Sangatlah berantakan. Matanya bengkak sekali. Callista jadi ingat saat dia di London dia menangis seperti ini pula karena Naufal.

Setelah mandi. Badan Callista menjadi lebih enak. Callista ingat nyanyian Naufal semalam. Callista menjadi penasaran dengan maksud lagu yang dinyanyikan Naufal. Callista menyalakan laptopnya dan mulai browsing. Dia sedikit ingat liriknya ada kata-kata goodbye days. Callista sudah dapat liriknya sepertinya memang lagu ini yang Naufal nyanyikan semalam. Callista mencari arti dari lagu tersebut. Air matanya menetes ketika membacanya.



Ada alasannya mengapa sekarang aku memutuskan untuk menemuimu
Aku ingin memperdengarkan padamu sepotong lagu dalam sakuku ini
Sambil pelan-pelan menaikkan suaranya (volume) untuk memastikan semua baik-baik saja

Sekarang, hari perpisahan
Aku tahu perasaan ini akan berubah
Sampai kemarin (hari-hari yang kita lalui terasa) begitu lama
(Hari-hari yang) terlarang tapi tetap berkesan
Saat aku bersama denganmu

Menyerahkan padamu salah satu sisi earphone-ku
Perlahan-lahan saat lagu mulai terdengar
(Aku pun berpikir) apakah aku bisa mencintaimu dengan baik?
Dan sesekali aku merasa bimbang

Sekarang, hari perpisahan
Segalanya mulai berubah, tapi sesuatu dalam hatiku baik-baik saja
(Seperti sebelumnya, hari-hari yang) terlarang tapi tetap berkesan
Saat aku bersama denganmu, sekarang

Kalau bisa aku tidak ingin bersedih, bagaimana tidak siapnya perasaanku
Tapi kau datang kan?
Waktu itu dengan tersenyum, (tak tahu) bagaimana aku akan mengatakan "Hai, teman" dengan baik

Saat menyenandungkan lagu yang sama
Aku berharap ada di sisimu
Hari perpisahan yang tidak menyenangkan
Tapi aku senang bertemu denganmu

“Cal” panggil Natasha terengah-engah.
“Naufal dia........” ucapnya masih terengah-engah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar