The next day..
@ Canteen
-- Kei’s POV --
Oh well, cowok ganteng yang tadi main basket itu populer banget yah, ganteng pula. Yap! Siang tadi aku menonton pertandingan basket antar Bartleby High School dengan Camberwell High School. Dan ya, kau tau? Ketua tim basket sekolahku adalah cowok super populer dan ganteng itu. Kata teman-teman baruku Wina dan Laura, cowok tadi itu bernama Zayn Malik. Dan katanya juga dia playboy. Uh.. kalo soal itu, aku tak tau apapun.
“Uuuuh... how handsome he is!” jerit Laura tertahan.
“Who?” tanyaku
“You don’t know? Laura itu suka sama Zayn sejak kelas 2” jawab Wina
“Eh, jadi malu. tapi menurutku kalo diliat-liat, kamu sama Zayn cocok yah. Sama-sama cantik dan ganteng.. hehe” timpal Laura terkekeh.
“Ciee, jadi ceritanya kamu jealous nih Lau?” tanyaku yang cukup syok.
“Little bit. Eheheh.. but nevermind. Zayn will not look at me and love me, Imma nerd and he’s popular. Yeah, different” ungkap Laura. Raut mukanya sedih.
“Ahh.. Lauraaa.. my little girl.. jangan sedih dong” hibur Wina.
“Eh, guys.. tadi aku liat kok ada 4 orang cowok ngikut Zayn sih? Se gank ya mereka? Kok kayak Zayn sih bos mereka. Sok banget!” ujarku mengalih perhatian.
“Iyaa, yang blonde itu Niall, yang kalem itu Liam, yang rambutnya keriting itu Harry dan yang paling cerewet itu Louis” jelas Laura yang teralihkan perhatiannya
“Oh gitu..”
Teeeet.... Teeeeeettt....
“Eh, bell tuh. Balik ke kelas yuk!” ajak Wina
“Yuk!”
Saat aku baru mau balik kekelas, aku berpapasan dengan cowok yang bernama Liam, dia melihatku dan tersenyum simpul. Mau tak mau aku juga harus menyunggingkan senyum seadaku. Oh yaampun! Liam! His smile.. so cute. Eh, jangan-jangan aku suka sama Liam? Tapi masa sih?
-- Harry’s POV –
Saat aku melewati kantin tadi, aku melihat Laura dan Wina bersama anak baru itu, Kei. Mereka akrab sekali. Saat itu wajah Laura tampak sedih, dia kenapa ya? Yah, karena aku disitu, mau tak mau aku menguping sedikit pembicaraan mereka.
“Uuuuh... how handsome he is!” jerit Laura tertahan.
“Who?” tanya si anak baru itu penasaran
“You don’t know? Laura itu suka sama Zayn sejak kelas 2” jawab Wina, jawaban itu membuatku sakit. Entah kenapa sakit sekali rasanya.
“Eh, jadi malu. tapi menurutku kalo diliat-liat, kamu sama Zayn cocok yah. Sama-sama cantik dan ganteng.. hehe” timpal Laura terkekeh.
“Ciee, jadi ceritanya kamu jealous nih Lau?” tanya Kei, menggoda Laura. Aku semakin mempertajam telingaku untuk mendengar pembicaraan mereka.
“Little bit. Eheheh.. but nevermind. Zayn will not look at me and love me, Imma nerd and he’s popular. Yeah, different” ungkap Laura. Raut mukanya sedih sekali. Seandainya saja aku disana, bisakah Laura melihatku? Aku tak kuat lagi berada disitu. Sakit sekali mendengarnya. Saat aku kembali kekelas, aku berpapasan dengan Liam.
“Harry, are you okay?” tanyanya.
“Uh.. I’m okay btw” jawabku.
“Kenapa mukamu gitu?” tanya Liam lagi.
“I’m alright Liam..” ujarku meyakinkan Liam.
“Lemme guess.. It’s about Laura again, isn’t it?” tanyanya menusuk. Yap! Tepat sasaran. Ia memang benar, ini tentang Laura.
“Argh.. Up to you! Aku mau kembali ke kelas” sergahku cepat, kemudian berlari kecil menuju kelas. Aku tau, Laura memang sejak dulu menyukai Zayn. Aku selalu mencoba melupakannya, tapi kenapa perasaan ini sulit untuk dihapus? Laura.. you know? It hurts when you said you love other guy.. I’m here, can you see me?
-- Liam’s POV –
Kei is beautiful. Yeah, aku tidak menyangkal, senyumnya memang manis sekali. Aku terbius. Apa aku terlalu klise? Tapi benar, ternyata aku memang menyukai Kei. Bukan karena taruhan, atau bukan karena aku takut dianggap cemen. Kali ini aku memberanikan diri untuk menyapanya lebih dulu. Harus ada yang memulai.
“Hei..”
“Uh.. oh.. Hei!” jawabnya tergagap.
“I’m Liam” ujarku seraya menjabat tangannya
“Okay Liam, I’m...”
“I know, you’re Kei.. The new student” timpalku
“Haha, right! So, you’re Zayn’s friend right?” tanyanya riang. Zayn? Kenapa nama itu disebut-sebut? Entah kenapa aku sedikit muak mendengarnya.
“Yeah, he’s popular. Siapa sih yang nggak kenal dia” ucapanku terlihat sinis sekali.
“Uhm.. okay. Nice to meet you Liam” ujarnya.
“Nice to meet you too Kei. And thankyou” jawabku lalu tersenyum
“Thanks for?”
“Udah mau kenalan sama aku. Hehe” ujarku nyengir kuda.
“Oh, your welcome. Bye” jawabnya
“Bye~”
Aku melihat Kei berlalu pergi. Percakapan itu terasa sangat cepat. Dan.. hei! Aku sadar, kenapa aku tadi nggak minta nomer hp nya? Ah! Shit! Aku harus bisa ngejar dia. Kemudian aku mendengar suara Louis memanggilku. Oh damn!! Disana ada Zayn, Louis, Niall dan Harry. Aku tidak bisa mengejar Kei bila ada mereka. Shit! Yaudah lah kapan-kapan aku pasti bisa dapetin nomer hpnya. Aku berkata dalam hati.. One day, she will be mine.
-- Kei’s POV --
Tadi, aku berpapasan dengan Liam lagi untuk kedua kalinya, dan kali ini Liam menyapaku. Aku biasa saja saat disapanya, tidak ada rasa deg-degan atau mules kecil diperutku yang biasa terjadi padaku saat aku disapa oleh orang yang aku suka. Well, berarti intinya, aku tidak benar-benar suka dengan Liam. Maksudku aku tidak jatuh cinta dengannya, mungkin hanya sekedar fans atau apalah namanya itu.
Tiba-tiba.. BRAAAKK!! Seperti suara pintu dipukul keras dari belakangku.
“EHEMM!!” Suara dehem seseorang yang memang sengaja dikeraskan. Karena aku penasaran, aku memutar tubuhku dan berbalik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar