Jumat, 18 Mei 2012

NLS pt.20 "I Love You but You Love Him"


Callista mengucek-ngucek matanya. Kemarin malam Callista menangis dan dia tertidur. Sekarang ringtone handphone Callista menjerit-jerit minta diangkat. Callista mengangkat telfon tersebut.
“Halo” katanya langsung menjawab telfon tanpa melihat siapa penelpon tersebut.
“Halo Cal” ucap seseorang dengan suara yang sudah sangat Callista kenal.
“Naufal. Kemana aja sih baru ngabarin sekarang?” tembak Callista.
“Well, maaf Cal. Kemarin handphone  aku mati dan aku jetlagged banget. Jadi waktu sampe rumah aku langsung tidur dan ini baru bangun” jelas Naufal.
“Ya udah deh. Yang penting kamu udah selamat sampai dirumah” kata Callista.
“Gimana kabar kamu?” tanya Naufal. “Karena udah denger suara kamu jadi lebih baik” kata Calista.
“Gombal. Gimana kabar the boys?” tanya Naufal. Kata the boys mengingatkan Callista pada Niall. Terakhir kemarin malam melihat Niall bersama dengan Annete. Sudahlah Callista tidak mau mengingat-ingat kejadian itu lagi. Callista dihiraukan kemarin oleh Niall. Bahkan sampai sekarang Niall belum meminta maaf.
“Cal?” kata Naufal membuyarkan lamunan Callista.
“Mereka baik-baik aja kok. Tapi”
“Tapi apa?” tanya Naufal.
“Gak ada apa-apa sih cuman kemarin aku ketemu sama mantan pacar Niall” kata Callista.
“Mantan pacar Niall?” tanya Naufal. Callista mengangguk. Dia menyadari bahwa Naufal tidak melihatnya mengangguk.
“Iya mantan pacar Niall. Tapi udahlah gak usah dibahas gak penting” kata Callista.
“Yakin gak penting?” Naufal memastikan. “Iya Fal”.
“Tapi kok dari suaranya gak meyakinkan ya. Kamu cemburu Cal?” tanya Naufal. Callista memindahkan ponselnya ke telinga sebelah kanan. Callista memandang jari-jari tangannya dengan resah. Apa benar ia cemburu? Tapi mengapa ia harus cemburu?
“Engga kok Fal. Kecuali kalau ada mantan kamu baru deh aku cemburu”. Naufal hanya tertawa.
“Cal, bisa aja deh” kata Naufal.
“Ya. Bisa dong” kemudian mereka pun mengobrol tak terasa hampir 1 jam.
Kasihan Naufal pulsa yang dihabiskan untuk menelpon Callista pasti banyak sekali apalagi itu 1 jam. Callista melihat jam yang menempel di dinding sudah hampir siang. saatnya untuk mandi. Baru saja Callista akan pergi mandi. Ponsel Callista berdering kembali. Callista melihat penelpon dari layar ponselnya. Niall. Dengan malas Callista mengangkatnya.
“Hallo” ucap Callista ketus.
“Am I annoyed you Cal?” tanya Niall. “What?” kata Callista.
“I’m sorry for yesterday” kata Niall. Dia sadar juga ternyata pikir Callista. Callista tidak menjawab.
“Cal, are you there?” tanya Niall. “Yeah”
“So, do you forgive me?” tanya Niall.
“Yeah, but you should...” ucap Callista terpotong dia berfikir.
“I know what do you mean. At 7 pm I’ll pick you up and we’re going to Nandos” kata Niall.
“Niall you can read my mind wow” kata Callista.
“Yeah. Because I a Nandosman” kata Niall. Callista hanya tertawa.
“Well, I’ll pick you up at 7 pm. Don’t forget” kata Niall.
“Okay. Nialler”



“You waiting someone Niall?” tanya Callista karena sedari tadi Niall terus melihat ke arah pintu masuk.
“Nah, they’re coming” kata Niall. Callista melihat ke arah yang ditunjuk Niall. Annete ternyata tetapi dia bersama seorang laki-laki. Annete melambaikan tangan pada Niall dan Callista. Niall membalas lambaian tangan tersebut tetapi Callista hanya tersenyum simpul. Seperti biasa ya Callista dan Niall menyambut kedatangan Annnete dan laki-laki itu yang ternyata dia adalah Kelvyn pacar Annete.
“So, Cal are you dating with Niall?” tanya Kelvyn.
“Nope, we’re just friend.  Actually I have a boyfriend in Indonesia” kata Callista kemudian langsung melihat ke arah Niall. Niall hanya memainkan sedotan minumannya. Mereka pun mengobrol hampir 1 jam lamanya.
 Sebenarnya Callista agak ragu Kelvyn adalah pacar Annete. Mengapa? Karena ketika Kelvyn menatap Annete seperti Kelvyn menatap Callista. Tidak ada percikan di mata Kelvyn ketika melihat Annete. Annete lebih terlihat sebagai teman Kelvyn dari pada pacar.
“Sorry. I can’t stay any longer cause I’ve an appointment wiht my friends” kata Kelvyn.
“What?” kata Annete.
“Sorry Anne. I can take you home” kata Kelvyn.
“Nah. I’m okay. If you want to meet your friends go ahead. I still want to stay here” kata Annete terlihat sedikit marah.
“Well. Bye Niall and Callista. See ya” kata Kelvyn yang bahkan tanpa berpamitan pada Annete.
“So, Anne and Callista wanna meet the boys?” tanya Niall. Annete hanya mengangguk dan Callista setuju saja.

Sesampainya. Zayn sedang tidur dan the boys yang lainnya sedang bermain video games. Masih terlihat sangat jelas di wajah Annete bahwa dia sangat kesel terhadap Kelvyn. Jika Callista menjadi Annete mungkin dia pun akan seperti itu. Sepertinya bukan hanya Callista yang menyadari itu Niall menyadarinya juga. Niall kemudian membawa gitar dan menyanyikan sebuah lagu untuk Annete.

It's a quarter to three can't sleep at all
He's so overrated
If you told me to jump, I'd take the fall
And he wouldn't take it

All that you want's under your nose, yeah
You should open your eyes but they stay closed, closed

I, I wanna save you
Wanna save your heart tonight
He'll only break ya
Leave you torn apart, oh

I can't be no superman,
But for you I'll be super human

I, I wanna save ya, save ya, save ya tonight

Oh now you're at home
And he don't call
Cause he don't adore ya
To him you are just another doll
And I tried to warn ya

What you want, what you need
Has been right here, yeah
I can see that you're holding back those tears, tears


Mendengar Niall bernyanyi seperti itu untuk Annete rasanya seperti ada meteor yang jatuh dan menghantam Callista. Callista cemburu sudah nampak jelas bahwa Callista cemburu. Annete terlihat mengeluarkan air mata entahlah air mata apa itu. Entah itu terharu karena Niall menyanyikan lagu untuknya atau sedih menyadari bahwa Kelvyn seperti itu padanya. Niall pun langsung memeluk Annete. Melihat itu Callista langsung keluar. Callista tak tahan melihat itu. Tetapi, dulu Callista sering seperti itu bersama Naufal. Bagaimana dengan perasaan Niall?
“Jelly huh?” tanya Harry yang duduk disamping Callista.
“No. I’m not” ucap Callista bohong.
“But.....” ucapan Harry terpotong dengan suara dari ponsel Callista. Ternyata itu alarm yang mengingatkan untuk menjemput Naya dibandara. Callista hampir lupa untung saja ada alarm ini kalau tidak mungkin Callista tidak akan menjemput Naya.
“What’s wrong?” tanya Harry.
“I’ve got to  go Harry” kata Callista sambil berdiri.
“Where?” tanya Harry. “Airport” jawab Callista yang akan masuk kedalam untuk mengambil tasnya.
“Wait Cal. It’s almost 9 pm. I can take you there” kata Harry. Kemudian Harry dan Callista masuk kedalam. Callista masuk untuk mengambil tasnya dan Harry masuk untuk mengambil kunci mobilnya.
Ketika baru saja masuk. Annete sedang menangis Callista tidak tau mengapa Annete menangis karena sedari tadi Callista berada di luar dan Niall memeluk Annete sambil mengelus-elus kepalanya. Callista pun tak mau mengganggu mereka. Callista langsung mengambil tasnya dan menunggu Harry diluar tanpa pamit pada the boys dan Annete.
Tak lama Harry datang membawa kunci mobil dan mereka pun segera masuk ke dalam mobil Harry. Selama menyetir Callista bisa melihat bahwa Harry melirik ke arahnya. Akhirnya Harry buka suara.
“I can see it in your eyes” kata Harry.  “What?” tanya Callista.
“You jelly” kata Harry melihat ke arah Callista kemudian kembali berkonsenstrasi menyetir.
“No, I’m not” kata Callista.
“Yes, you are” kata Harry tak mau kalah. Callista mengalah dia pun tidak membalas Harry lagi.
“Yeah. You jelly” kata Harry. Jika Callista mengakui bahwa dia cemburu ya dia cemburu tapi dia sadar dia sudah mempunyai Naufal.
Mereka sampai dibandara. Harry tidak ikut turun bersama Callista. Harry menunggu di mobil. Ternyata Naya sudah menunggu. Terlihat dari wajahnya dia kelelahan sekali.
“Baru sampe Nay?” tanya Callista.
“Cal, akhirnya datang juga baru aja mau nelpon. Stop-in taksi Cal” kata Naya.
“Eh, nggak usah. Gue datang bareng Harry. Gue telfon Harry dulu ya” Beberapa menit kemudian mobil Harry datang. Harry membantu memasukkan barang-barang Naya ke bagasi mobilnya. Sekarang Harry, Callista dan Naya sudah berada dimobil. Hening. Harry, Callista dan Naya pun tidak mengeluarkan suara. Sepertinya mereka sedang lelah.
“Thanks Harrold” kata Callista.
“Thanks Harry” kata Naya.
“Your welcome. Bye girls” pamit Harry.
“Take care Harry” ucap Callista dan Naya. Harry hanya tersenyum.
“Cal, baru inget gue ada sesuatu buat loe” kata Naya.
“Hah? Apa?” tanya Callista.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar