Minggu, 22 April 2012

NLS "ILY but You love Him" pt.1

Callista’s POV------------------------
London di sini lah Callista berada sekarang. Setelah mengikuti tes-tes dan akhirnya Callista terpilih untuk ikut pertukaran pelajar di London selama satu tahun. Betapa tidak bahagia Callista bisa belajar di London. Negara impiannya. Meskipun dengan terpaksa Callista meninggalkan Indonesia, keluarga, temen, sahabat, dan termasuk Naufal pacar Callista. Sebenarnya Naufal ikut pula program pertukaran pelajar tetapi dewi keberuntungan tidak berpihak padanya, Naufal tidak terpilih untuk ikut pertukaran pelajar.

Setibanya di London Stansted Airport Callista dan pelajar lain yang terpilih mengurus kepindahannya. Tetapi sepertinya Callista sudah tidak bisa menahan untuk buang air kecil. Dia pun permisi kemudian mencari toilet. Setelah menanyakan kepada petugas bandara disana akhirnya Callista menemukan juga toilet tersebut.

Callista jadi ingat perkataan ibu Raya “Jangan lebih dari 5 menit ditoiletnya”. Tetapi dia sudah lebih dari lima menit di toilet. Dia harus kembali ke tempat tadi kalau tadu dia bisa ditinggalkan rombongan. Ibu Raya terkenal sekali dengan kedisiplinannya.

Callista berlari menuju tempat asalnya tersebut. Tetapi dia melihat ada sebuah kerumunan. Apa lagi? Rutuk Callista dalam hati. Callista menerobos keremunan tersebut dan bug. Dia jatuh terpental karena menabrak seseorang.

“Ah” erang Callista.
“Sorry, are you okay?” tanya seorang laki-laki yang berambut pirang. Kemudian laki-laki tersebut mengulurkan tangannya untuk membantu Callista berdiri. Callista mencoba berdiri tetapi dia tidak bisa berdiri tegak seperti biasa. Kakinya terkilir.

Tetapi sepertinya Callista mengenal laki-laki ini dan empat orang teman laki-laki ini. Astaga, orang yang ditabrak Callista adalah Niall Horan. Empat orang yang berada di belakang Niall adalah Zayn, Louis, Liam dan Harry. Mimpi apa semalam Callista ini bisa bertemu dengan idolanya secara tak langsung. Bahkan Niall memegang tangannya.

“I’ve got to go” ucap Callista gugup. Betapa tidak gugup biasanya Callista bertemu dengan idolanya di layar komputer sekarang bertemu mereka di dunia nyata. Kemudian meninggalkan idolanya dengan jalan yang dipaksakan karena kaki kirinya yang terkilir.
“Wait” ucap seseorang dengan aksen Irlandia. Callista berhenti kemudian menoleh. Niall berlari menghampirinya. Callista menaikkan alis sebelah kirinya.
“I think you’re not okay” ucap Niall kemudian. Membantu Callista berjalan. Zayn, Liam, Louis dan Harry mereka hanya tersenyum melihat Niall kemudian mengikuti Niall dari belakang.
“So, I’m Niall” ucap Niall.
“Yeah, i know. You know you and the boys are my idols” ucap Callista.
“Really?” tanya Niall. Callista hanya mengangguk.
“ So, where I should take you?” tanya Niall.
“There are my entourage” tunjuk Callista.
“I said just 5 minutes” ucap bu Raya ketika melihat Callista.
“Yeah, sorry” ucap Callista.
“We’ve got to go” ucap Niall.
“Thank you Niall and thank you boys”
“Bye” ucap the boys.
“Wait, may i ask your skype?” tanya Niall.
“Sure” ucap Callista merogoh pulpen didalam tasnya kemudian menuliskannya ditangan Niall.
Bu Raya berdehem keras.
“Ok bye” ucap the boys.


Callista sekarang sudah berada dikamar-nya bersama dengan 1 pelajar lain. Di kamar ini ada 2 tempat tidur. Karena disekolah ini menyediakan asrama juga jadi semuanya sudah enak.
Callista belum membereskan bajunya ataupun membenahi barang-barangnya. Sesampainya ia langsung membuka laptop dan membuka skype menanti Niall Horan untuk meng-add skype-nya. Callista tahu dia masih jetlagged setelah 8 jam perjalan dari Indonesia menuju Inggris. Tetapi demi Niall dia melupakan jetlagged-nya dan menunggu Niall meng-add skype-nya.
8 jam sudah Callista menunggu skype-nya. Tetapi Niall masih belum meng-add skype Callista. Bahkan Callista belum memberitahu orang-orang di Indonesia bahwa dia sudah sampai di London. Lelah, setelah 8 jam perjalan dan menunggu selama 8 jam untuk seorang Niall Horan meng-add skype-nya. Callista memutuskan untuk tidur.


Niall’s POV-------------------
Niall sudah berada didepan laptopnya dia berencana untuk mengadd gadis yang ditemuinya dibandara. Ketika sudah terlihat halaman skype. Niall melihat tangan kirinya dan celaka. Tidak ada, tidak ada skype gadis yang ditemuinya tersebut. Niall yakin sekali gadis itu menuliskannya ditangan kiri Niall.
Niall jadi ingat, sesampainya dia dirumah dimembuka kulkas dan mengambil minuman dingin. Sepertinya tinta-nya luntur karena minuman tersebut. Bagaimana ini? Entah kenapa tetapi Niall menjadi merasa bersalah pada gadis itu. Niall pun sebenarnya tertarik dengan gadis tadi, yang bahkan Niall lupa untuk menanyakan namanya.
“God, if she is my mate. Please i want you to unite us” doa Niall pada tuhan.

1 komentar:

  1. makasih banyak buat admin yang udah biki dan ngepost cerita ini, aku udah pernah baca cerita ini sebelumnya 2 tahun yang lalu, akku sempet lupa alamat blog ini sampai akhirnya sekarang udah ketemu lagi,im very thankful, this story gimme much spirit :)

    BalasHapus