Ponsel Niall berdering. Menandakan pesan masuk.
From: xxxxx
Hi Nialler. I’m Callista
“Guys, she texted me. Look” ucap Niall.
Tetapi Harry, Zayn, Louis dan Liam sudah sibuk dengan urusannya
masing-masing. Suatu hari nanti aku akan memperkenalkan Callista pada
mereka dan semoga mereka menyukai Callista. Seperti aku menyukai
Callista. Ucap Niall dalam hati.
Niall segera membalas pesan dari Callista.
To: Callista
The boys ask me to invite you to here.
Tak lama sudah ada balasan dari Callista.
From: Callista
Really? I’d love to. When Niall?
Niall membalas kembali.
To: Callista.
Next Saturday. It’ already night. You'd better sleep.
Ponsel Niall berdering kembali.
From: Callista
Okay Nialler. Good night.
Callista’s POV------------------
“Where are you?” tanya Niall pada Callista ditelfon.
“Still at my room” jawab Callista.
“i’m waiting here. Hurry up”
“Okay” Callista mematikan telfon. Dia kemudian mengambil tas dan segera pergi menemui Niall.
“Mau kemana loe Cal?” tanya Naya.
“Gue mau pergi. Bye Naya” ucap Callista meninggalkan Naya.
Terlihat diluar sudah mobil Niall. Callista berlari menghampirinya.
Kemudian mengetuk jendela mobil tersebut. Niall membuka jendela dan
menyuruh Callista untuk masuk mobil. Seperti biasa Niall lebih banyak
bercerita daripada Callista. Tetapi Callista senang mendengarkan cerita
dan lelucon Niall. Tak terasa pula mereka sudah sampai. The boys sedang
barbecue, ada Danielle dan Eleanor juga disana. Danielle dan Eleanor
cantik sekali.
“Hai guys” sapa Niall pada mereka.
“Hai Nialler” balas mereka.
“Guys this is Callista” ucap Niall memperkenalkan Callista pada mereka.
“Hi Callista” sapa mereka.
“Hi guys” sapa Callista. Kemudian membantu Eleanor dan Danielle mempersiapkan makanan.
Selain cantik Eleanor dan Danielle baik dan juga ramah.
“The foods ready” ucap Eleanor dan Danielle bersamaan. The boys yang
tadinya sedang bermain sepak bola kemudian berlari ke taman untuk makan.
Mereka telah selesai makan kemudian mereka pergi ke ruang tengah untuk
mengobrol.
“So, tell us about Indonesia Callista” ucap Zayn.
“Well ya know? So many towns in Indonesia. Jakarta is Capital city of
Indonesia and I live in Bandung” Callista menarik napas kemudian
melanjutkan bercerita.
“London and Bandung it’s so diffrent. The climate in Bandung is so
moist. People said that Bandung is Paris of Indonesia and also is
culinary city”
“Culinary city? We should go there” potong Niall.
“So many beautiful places in Bandung. Bandung is surrounded by
mountains. Indonesia have a lots of languages....” Callista menceritakan
semuanya tentang Indonesia budaya, suku yang berbeda-beda.
Tempat-tempat indah di Indonesia. Senang sekali itulah yang dirasakan
Callista. Dia mempromosikan Indonesia kepada selebriti yang sedang naik
daun ini.
Waktu tidak berpihak Callista karena tak terasa sudah empat jam Callista
bercerita mengenai Indonesia kepada the boys, Danielle dan Eleanor.
Sekarang saatnya Callista kembali ke asrama. Sepertinya the boys
menyukai Callista. Usaha Niall tidak sia-sia memperkenalkan Callista
pada mereka. Bahkan sekarang Callista mempunyai semua nomor telpon the
boys.
“Cal, loe abis dari mana sih?” tanya Naya ketika Callista memasuki kamar.
“Abis dari suatu tempat”
“Dari mana? Gue bosen gak ada temen tau” omel Naya.
“Kapan-kapan aja deh gue ceritanya. Sekarang gue mau skype-ing dulu” ucap Callista. Naya hanya menyinyir.
"Gue
Tanpa mandi terlebih dahulu Callista langsung menyalakan laptop. Dia
sudah berjanji pada Natasha kakak perempuannya akan skype-ing sore ini.
Natasha sudah online. Callista langsung “ask for videocall”
“Ka Natasha” teriak Callista kepada layar laptop.
“Callista, gue kangen banget deh” teriak Natasha yang tidak kalah kerasnya dari suara Callista.
“Mama sama papa mana? Suruh ikutan”
“Bentar, gue panggil dulu” tak lama Natasha datang bersama mama dan papa Callista.
“Mah, pah apa kabar?” tanya Callista suaranya terdengar bergetar karena menahan tangis rindu pada keluarganya.
“Baik sayang” jawab papa Callista. Terlihat mama Callista diam
sepertinya dia terlalu rindu Callista sehingga tidak bisa berkata-kata.
Maklum saja Callista dan mamanya sudah tidak bertemu 3 bulan.
“Oh ya disini aku ketemu....” ucap Callista terpotong melihat ke arah Naya yang sedang tertidur.
“One Direction” ucap Callista pelan.
“Serius loe? Idola loe itu?” tanya Natasha tak percaya.
“Serius kak gue aja punya no HP mereka. Gue juga ini baru pulang abis dari basecamp mereka” ucap Callista meyakinkan.
“Kalau gitu papa sama mama udah ya. Kalian ngobrol aja. Kita cuman mau tau kabar kamu doang ko” ucap papa Callista.
“Kok bisa. Ceritain ke gue dong” ucap Natasha.
Callista kemudian bercerita semuanya dari awal mulai dari dia menabrak
Niall saat dibandara. Berebut jaket bersama Niall dan akhirnya
mengetahui itu Niall saat ia berada di Starbuck.
“Loe kok bisa seberuntung itu?” ucap Natasha iri.
“Enggak tau deh gue juga. Gue mah bersyukur aja”
“Beruntung banget sih loe. Pokoknya kalau loe balik harus bawa mereka ke sini” perintah Natasha.
“Kalo mereka mau”
“Btw, gimana hubungan loe sama Naufal?” tanya Natasha.
“Baik-baik aja dan setiap apa-apa pasti dia bilang kangen hahaha”
“Maklum-lah dia kan sayang banget sama loe Cal. Loe itu beruntung banget
punya Naufal. Loe sama dia udah dari awal kelas 2 SMP kan dan sekarang
loe udah kelas 2 SMA berarti loe udah 4 tahun sama Naufal. Hebat.
Langgeng”
“Belum 4 tahun. 3 bulan lagi baru 4 tahun”
“Buletin aja jadi 4 tahun. Call, gue ada tugas kuliah nih banyak banget. Kapan-kapan kita ngobrol lagi ya. Byee” ucap Natasha.
“Bye” sambungan pun terputus. Callista memutuskan untuk membaca buku agar dikelas nanti dia lebih mengerti materi.
Niall’s POV--------------------
Sudah seminggu lebih setelah Niall memperkenalkan Callista pada the
boys. Niall sudah yakin sebelumnya Callista bisa mengatasi the boys.
Tetapi 3 hari belakangan ini Callista tidak pernah membalas pesan, dan
mengangkat telfon Niall. Callista seperti sedang menghindari Niall.
Niall tidak tahu mengapa Callista berubah seperti ini. Apakah Callista
sakit sampai tidak bisa membalas pesan dari Niall.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar