“GOSH” terlihat Natasha sangat terkejut dia tidak menyangka bahwa apa yang diceritakan adiknya itu benar.
“Why both of you have the same reaction when saw me? And you could be Natasha? Callista’s sister?” tanya Niall.
“Really? Does Callista had the same reaction with me? Yes, and the one”
“Yeah and Natasha you’re beautiful like Callista” puji Niall pada Natasha.
“Thanks Niall”
“Cal, disana cuman ada Niall aja? Ada yang lain gak?” tanya Natasha.
“Ada Zayn sama Harry, bentar ya gue panggil. Zayn, Harry come here”
“What are you girls talking about?” tanya Niall karena tidak mengerti bahasa Indonesia. Zayn dan Harry menghampiri mereka.
“Zayn and Harry. She is Natasha my sister” Callista memperkenalkan Natasha.
Kira-kira gimana ya kalo Niall tau Callista udah punya pacar. apakah Niall bakalan terus maju atau mundur ya?
“Hi Natasha” sapa Zayn dan Harry.
“You’re beautiful” kata Zayn pada Natasha.
“Thanks” ucap Natasha malu-malu. Callista yakin setelah video call ini
berakhir Natasha akan berteriak-teriak seperti orang gila.
“Cal, aduh gila mereka ganteng banget. Gue gak bisa napas” Callista hanya tertawa.
“What does she said?” tanya Harry.
“When she looked at you guys. She can’t breathe hahaha” mereka pun ikut
tertawa bersama Callista sedangkan Natasha hanya merengut karena malu.
“Nat, panggilan papa dong” pinta Callista.
“Tunggu bentar ya” Natasha kemudian memanggil papa-nya. Terlihat disana
ruang tamu mereka. Natasha apabila sedang bermain apa-apa tempat
favoritnya adalah ruang tamu. Callista rindu sekali pada rumahnya. Mama,
papa-nya, teman-temannya, dan tentu saja Naufal. Natasha sudah kembali
bersama papa-nya.
“PAPAAAAA” teriak Callista yang tidak sadar bahwa ada Niall, Zayn dan Harry disana.
“Sorry” katanya.
“Hai, Callista apa kabar? Mereka siapa?” tanya papa Callista.
“Ba.....”
“Mereka itu pah One Direction. Ituloh pah yang sering aku ceritain sama
papah. Idola aku itu” Natasha memotong pembicaraan Callista.
“Pah, ini Niall, Zayn dan Harry. Guys, say hi to my dad” kata Callista.
“Hallo Mr.....”
“Luthfi” kata papa Callista.
“How could you guys meet Callista?” tanya papa Callista penasaran.
“It’s a long story sir. But i loved to tell you about how we could meet
Callista. So here’s the story” Niall menceritakan semuanya. Papa
Callista mengangguk dan mendengarkan Niall sampai Niall selesai
bercerita.
“Mr. Luthfii forgot to tell you” kata Niall.
“Tell me what?” tanyanya.
“Happ Birthday for you Mr. Luthfi and thanks for have a such beautiful daughter” kata Niall.
“Happy birthday Mr.Luthfi” ucap Harry dan Zayn.
“So, I’m not beauty?” Natasha merajuk.
“You don’t you’re beautiful Natasha? So that’s what makes you beautiful”
Zayn bernyanyi. Wajah Natasha sudah berubah merah seperti kepiting
rebus.
“You’re beautiful when you blushed” tambah Harry. Natasha semakin salah tingkah pipinya makin memerah.
“Stop it guys. Look, she’s like a crab boil” kata Callista. Ini pertama
kalinya dia melihat kakaknya seperti ini. Ini kejadian langka baginya.
“Lads, I want to talk with my family privately. So, please excuse us” kata Callista.
“Mr. Luthfi once again Happy Birthday” kata Zayn, Niall dan Harry berbarengan. Mereka pun meninggalkan Callista.
“Btw, mama mana?” tanya Callista.
“Mama tadi pergi sama tante gak tau deh kemana” kata Natasha.
“Pah, happy birthday sekali lagi. Maaf, nih Callista enggak bisa kasih apa-apa”
“enggak apa-apa kok sayang. Kamu nuntut ilmu disana juga udah jadi kado buat papah”
“Oh, iya Callista mau tanya dong? Naufal apa kabarnya?”
“Naufal. Enggak tau deh udah beberapa hari ini dia jarang main kesini.
Biasanya dia suka kesini kok Cal bantuin kerjain tugas kuliah gue”
Meskipun Naufal masih SMA tapi kemampuan berfikirnya sudah bukan seperti
anak SMA. Naufal termasuk anak yang bisa dikatakan jenius. Tetapi,
Callista masih tetap bingung Naufal yang begitu pintarnya tetapi tidak
lolos untuk student exchange. Dan sebenarnya itulah penyebab utama
Callista uring-uringan 3 hari ini. Sudah 3 hari Naufal tidak mengabari
Callista. Hal ini jarang sekali terjadi, Callista tidak tahu apa yang
terjadi pada Naufal. Callista benar-benar mengkhawatirkannya.
“Emang dia gak ngehubungin kamu Cal?” tanya papa Callista.
“Udah 3 hari Naufal gak ngehubungin aku pah”
“Cal, loe disana jangan galau karena Naufal gak ngehubungin loe dong.
Resiko LDR itu. Mungkin aja tugas sekolah dia banyak dan dia kecapekan
dan ga sempet ngehubungin loe” Natasha mencoba menghibur.
“Selama tiga hari? Dan itu weekend?”
“Ya....Mungkin”
“Mungkin apa?” tanya Callista.
“Tau deh ah. Ntar gue ke rumah dia aja deh” usul Natasha.
“Kalo loe ketemu kabarin gue ya. Disini udah sore gue udah harus balik
nih. Besok udah senin ada tugas. Bye. Dah kak Natasha dah papah. Miss
you”
“Eh....eh”
“Apa sih kak?”
“Kalo mau skype lagi ajak Niall, Zayn sama Harry lagi dong. Liam sama Louis juga ajak dong” pinta Natasha.
“Iya deh lain kali”
“Loe harus janji kalo engga. Gue nggak bakal ke rumah Naufal”
“Iya deh iya. Byeee” setelah selesai. Callista mematikan laptop Harry
dan berterima kasih pada Harry. Kemudian dia meminta izin pulang pada
mereka.
Sekarang Niall sedang mengantarkan Callista pulang. Sebenarnya ada satu
hal yang ingin Niall tanyakan. Sebenarnya saat Callista sedang skype-ing
bersama keluarganya dia mendengar kata ‘Naufal’ disebut-sebut dan juga
“LDR”. Baik itu oleh Callista dan juga Natasha. Niall penasaran siapa
itu Naufal? Apakah dia pacar Callista? Tanpa terasa karena sedari tadi
Niall melamun sekarang dia sudah sampai di asrama Callista.
“Thanks Niall. You and the boys made my day”
“Yeah. Yourwelcome Callista” Callista hanya tersenyum. Senyuman yang
membuat Niall jatuh padanya. Meskipun sebenarnya Niall agak ragu apa
memang dia sudah jatuh cinta pada Callista atau hanya sekedar mengagumi
saja. Tetapi setiap Callista tersenyum semakin menambah pula rasa Niall
pada Callista. Niall sadar bahwa Callista hanya sekedar menyukai dia
sebagai idola tidak lebih. Tetapi, dia yakin bahwa dia bisa membuat
Callista jatuh juga kepadanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar