Minggu, 22 April 2012

NLS "ILY but You Love Him" pt.12


“Cal, loe kenapa?” tanya Naya.
“Nay, gue bingung banget nih. Gue harus gimana?”
“Gimana apa Cal? Loe kalo ngomong jangan setengah-setengah”
“Niall dan Naufal. Gue harus gimana?” tanya Callista.
“Sebenernya Niall tau nggak sih loe udah punya pacar?” tanya Naya. Callista menggeleng.
“Kenapa nggak tau?” tanya Naya. “Dia gak pernah nanya” jawab Callista enteng.
“Cal, sumpah gue nggak ngerti. Kenapa loe sebego ini sih?” ucap Naya blakblakan.
“Nay, itu dalem lho” ucap Callista tetapi dengan mukanya yang datar.
“Abis gue nggak abis pikir loe itu. Aah udahlah. Loe harus bilang ke Niall kalau loe udah punya pacar Cal” saran Naya.
“Nanti deh gue bilang gue udah punya ke Niall kalau dia udah balik ke London” kata Callista yang lebih tepatnya berbicara pada diri sendiri. Sekarang Callista sudah memutuskan siapa yang dipilihnya.
Callista jadi merasa rindu pada kakak perempuannya. Dia pun mengirim pesan padanya.
To: Natasha
Kak Nataw. Liburan musim dingin ini gue mau balik ke Indonesia.
10 menit kemudian baru ada balasan dari Natasha.
From: Natasha
Loe mau balik? Nggak akan nyoba tahun baruan disana?
Callista menjadi berpikir Natasha ini kenapa. Memang Natasha tidak rindu pada Callista? Pikirnya.
To: Natasha
Gue kangen sama Indonesia. Loe emang nggak kangen sama gue?
Tak lama ada sudah ada balasan dari Natasha.
From: Natasha
Gue pengen diceritain sama loe. Suasana Inggris waktu tahun baru. Pasti asik deh. Loe ituCal, gue pengen kesana. Loe pengen kesini.
Callista kemudian berpikir benar juga apa kata Natasha. Callista sudah berada di London. Kenapa dia tidak menikmatinya. Tetapi Naya akan pulang ke Indonesia. Callista tidak mempunyai teman nanti. Callista pun mencoba memikirkan rencananya nanti saja. Dia harus mengerjakan tugas dan setelah itu tidur.

Ini sudah lebih dari seminggu dan Naufal belum menghubungi Callista ada apa ini? Jangan sampai kejadian ini terulang lagi. Callista baru ingat Naufal pernah bilang kalau dia ada UAS semester 1. Tetapi, benarkah sesibuk itu kan Naufal sehingga dia tidak bisa menelpon Callista. Jangankan menelpon, mengirim pesan saja tidak. Padahal beberapa hari lagi anniversary Callista dan Naufal yang ke 4 tahun.
Lost contact Callista dan Naufal membuat Callista tidak mood untuk membalas pesan atau mengangkat telpon dari Niall. Bahkan awalnya Callista menolak untuk menjemput the boys dibandara karena sekarang mereka pulang dari Amerika. Niall sampai memohon-mohon pada Callista agar dia mau datang untuk menjemput mereka di bandara. Niall bilang bahwa Niall sangat-sangat rindu pada Callista. Callista pun menjadi teringat bahwa dia akan memberitahu Niall tentang Naufal.
Naya tidak mau menemani Callista ke bandara. Naya bilang Callista harus menyelesaikan urusannya sendiri. Sekarang Callista sedang menunggu the boys di kedatangan Internasional. Seharusnya pesawat the boys sampai dari tadi tapi ternyata keberangkatannya di delay. Dan baru sampai London sekarang. Masih ada 10 menit lagi menunggu the boys. Callista memutuskan untuk membaca novelnya yang belum selesai.
Ketika sedang asik membaca novel. Tiba-tiba ada seseorang yang memeluk Callista dari belakang.
“I know thay you’ve missed me” kata Callista.
“Yeah, I miss you so much darl” suara ini. Suara yang benar-benar Callista rindukan. Bau parfum tersebut Callista masih ingat siapa pemilik bau parfum tersebut. Kemudian dia mencium pipi  Callista. Callista hampir tidak bernapas.
“Naufal” kata Callista kemudian Callista menoleh ke belakang.
“Yeah, it’s me” kata Naufal. Naufal sudah lama Callista tidak bertemu Naufal. Callista menelan ludah. Sudah lama tidak bertemu Naufal semakin tampan. Bahkan dia pun menjadi lebih modis. Callista masih tidak percaya dengan apa yang dilihatnya. Naufal yang mengenakan kaos putih, jaket kulit hitam, jeans, sepatu supra dan memakai kacamata.
“Cal, kenapa?” tanya Naufal.
“K-k-kamu ada disini?” tanya Callista tergagap.
“Iya, lho kamu nungguin orang lain ya? Aku kira Natasha kasih tau kamu soalnya kamu ada disini” kata Naufal. Natasha? Pikir Callista. Pantas saja Natasha menyuruh Callista untuk tetap berada di London. Ternyata karena Naufal.
“Jadi kamu gak kangen aku nih?” kata Naufal. Callista mengerti apa yang dimaksud Naufal. Callista pun langsung memeluk Naufal. Naufal membalas memeluk Callista erat. Kemudian Naufal mencium kening Callista.
“Fal, kamu disini tinggal sama siapa?” tanya Callista sambil melepaskan pelukannya.
Naufal kemudian merangkul Callista “Aku punya tante disini Cal. Ya, udah yuk pulang” kata Naufal.
Callista teringat sesuatu tujuannya kesini itu adalah Niall. Sekaran Callista malah bersama Naufal. Callista akan meminta maaf pafa Niall dan dia akan menceritakan semuanya nanti. Karena sekarang sudah ada Naufal.

Niall’s POV-------------------
Niall sudah ingin berlari ketika dia melihat Callista yang sedang duduk membaca novel. Niall benar-benar sudah merindukan Callista. Apalagi akhir-akhir ini Callista hanya membalas pesan Niall singkat dan seperlunya saja. Bahkan, terkadang pesan dari Niall tidak dibalas dan telpon dari Niall tidak diangkat.
Ketika Niall hendak berlari menghampiri Callista. Hatinya mencelos sangat-sangat mencelos. Siapa lelaki itu? Lelaki yang memeluk Callista kemudian mencium Callista. Mengapa Callista tidak pernah bercerita selama ini?
“What’s wrong Nialler?” tanya Liam yang heran  karena Niall yang paling bersemangat untuk kembali ke London dan sekarang Niall tampak tidak semangat bahkan seperti orang yang kehilangan semangat hidupnya.
“Look there” kata Niall. Liam pun mengikuti arah pandangan yang ditunjukkan Niall. Liam pun sama kagetnya dengan Niall.
“Maybe, he is Callista’s fahter” sahut Harry.
“No, Harold. I think he’s the same age with Callista” kata Niall.
“if you curious just ask her” kata Louis. Zayn dari tadi hanya diam saja memerhatikan semuanya. Zayn mengeluarkan ponselnya dan mengirim pesan pada seseorang.
“So, c’mon Niall” kata Liam kemudian merangkul Niall.

Niall masih tidak bisa tenang. Sampai di tau siapa lelaki itu barulah dia bisa tenang meskipun sepertinya tidak. Niall memutuskan untuk bertemu Callista.
“So, where are you?” tanya Niall setelah Callista mengangkat telpon tersebut.
“I’m at starbuck. Why?”
“Don’t go anywhere. I’ll be there” kata Niall dan langsung memutuskan hubungan telponnya dengan Callista.

Selama dalam perjalan Niall pun masih belum bisa tenang. Dia ingin sekali mendengar penjelasan dari Callista. Disana Callista sedang duduk sendirian meminum kopinya. Niall langsung menghampiri Callista.
“Hi Niall” sapa Callista.
“You should explain everything” kata Niall. “About?” tanya Callista tidak mengerti.
“Sorry Cal lama. Tadi di toiletnya penuh” kata seseorang. Niall langsung melihat ke sumber suara tersebut. Lelaki yang dibandara kemarin. Hening.
“So, you are Niall from One Direction” kata Naufal.
“Yeah. Who are you?” tanya Niall.
“Well. I’m Naufal” kata Naufal. Naufal? Sepertinya Niall pernah mendengar kata-kata Naufal. Ah, iya. Niall ingat sekarang dia mendengar kata Naufal saat Callista sedang skype bersama Natasha. (Baca di part 6)
“Her boyfriend” tambah Naufal. Hati Niall benar-benar mencelos. Niall kemudian memutarkan kepalanya dan melihat Callista. Callista hanya menunduk dan meminum kopinya.
“Oh. Callista never told me that she has a boyfriend” kata Niall.
“You never asked” sahut Callista. Benar. Niall memang tidak pernah bertanya apakah Callista sudah mempunyai pacar atau tidak. Tetapi, seharusnya Callista bilang dari awal.
Canggung. Itulah yang terjadi diantara mereka bertiga. Niall yang biasanya selalu tanpa henti berbicara kini dia diam saja mendengar Naufal bercerita. Setelah mendengar cerita Naufal dia pun merasa memang jika dia menjadi Callista pasti akan memilih Naufal.
“So, how long you’ve guys dating?” tanya Niall penasaran.
“Almost 4 years” kata Callista. Entahlah, apabila Callista yang menjawab Niall merasakan sakit sekali. Callista kenapa tega berbuat seperti ini pada Niall?
“How about the boys? Are they okay?” tanya Callista.
“Yeah. You should meet them. You too Naufal” kata Niall yang sebenarnya berat sekali berbicara seperti itu.
“I loved to. When?” tanya Callista.
“What if tomorrow?” tanya Niall.
“Great. Because, tomorrow is holiday” kata Callista.
“So, guys. I’ll go home now. Bye. See ya tomorrow” kata Niall. Sebenarnya Niall sudah ingin pergi dari tadi karena dia sudah tidak sanggup melihat Callista  bersama Niall.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar