“Cal, loe kenapa?” tanya Naya.
“Nay, gue bingung banget nih. Gue
harus gimana?”
“Gimana apa Cal? Loe kalo ngomong
jangan setengah-setengah”
“Niall dan Naufal. Gue harus
gimana?” tanya Callista.
“Sebenernya Niall tau nggak sih
loe udah punya pacar?” tanya Naya. Callista menggeleng.
“Kenapa nggak tau?” tanya Naya.
“Dia gak pernah nanya” jawab Callista enteng.
“Cal, sumpah gue nggak ngerti.
Kenapa loe sebego ini sih?” ucap Naya blakblakan.
“Nay, itu dalem lho” ucap Callista
tetapi dengan mukanya yang datar.
“Abis gue nggak abis pikir loe
itu. Aah udahlah. Loe harus bilang ke Niall kalau loe udah punya pacar Cal”
saran Naya.
“Nanti deh gue bilang gue udah
punya ke Niall kalau dia udah balik ke London” kata Callista yang lebih
tepatnya berbicara pada diri sendiri. Sekarang Callista sudah memutuskan siapa
yang dipilihnya.
Callista jadi merasa rindu pada
kakak perempuannya. Dia pun mengirim pesan padanya.
To: Natasha
Kak Nataw. Liburan musim dingin
ini gue mau balik ke Indonesia.
10 menit kemudian baru ada balasan
dari Natasha.
From: Natasha
Loe mau balik? Nggak akan nyoba
tahun baruan disana?
Callista menjadi berpikir Natasha
ini kenapa. Memang Natasha tidak rindu pada Callista? Pikirnya.
To: Natasha
Gue kangen sama Indonesia. Loe
emang nggak kangen sama gue?
Tak lama ada sudah ada balasan
dari Natasha.
From: Natasha
Gue pengen diceritain sama loe.
Suasana Inggris waktu tahun baru. Pasti asik deh. Loe ituCal, gue pengen
kesana. Loe pengen kesini.
Callista kemudian berpikir benar
juga apa kata Natasha. Callista sudah berada di London. Kenapa dia tidak
menikmatinya. Tetapi Naya akan pulang ke Indonesia. Callista tidak mempunyai
teman nanti. Callista pun mencoba memikirkan rencananya nanti saja. Dia harus
mengerjakan tugas dan setelah itu tidur.
Ini sudah lebih dari seminggu dan
Naufal belum menghubungi Callista ada apa ini? Jangan sampai kejadian ini
terulang lagi. Callista baru ingat Naufal pernah bilang kalau dia ada UAS
semester 1. Tetapi, benarkah sesibuk itu kan Naufal sehingga dia tidak bisa
menelpon Callista. Jangankan menelpon, mengirim pesan saja tidak. Padahal
beberapa hari lagi anniversary Callista dan Naufal yang ke 4 tahun.
Lost contact Callista dan Naufal
membuat Callista tidak mood untuk membalas pesan atau mengangkat telpon dari
Niall. Bahkan awalnya Callista menolak untuk menjemput the boys dibandara
karena sekarang mereka pulang dari Amerika. Niall sampai memohon-mohon pada
Callista agar dia mau datang untuk menjemput mereka di bandara. Niall bilang
bahwa Niall sangat-sangat rindu pada Callista. Callista pun menjadi teringat
bahwa dia akan memberitahu Niall tentang Naufal.
Naya tidak mau menemani Callista
ke bandara. Naya bilang Callista harus menyelesaikan urusannya sendiri.
Sekarang Callista sedang menunggu the boys di kedatangan Internasional.
Seharusnya pesawat the boys sampai dari tadi tapi ternyata keberangkatannya di
delay. Dan baru sampai London sekarang. Masih ada 10 menit lagi menunggu the
boys. Callista memutuskan untuk membaca novelnya yang belum selesai.
Ketika sedang asik membaca novel.
Tiba-tiba ada seseorang yang memeluk Callista dari belakang.
“I know thay you’ve missed me”
kata Callista.
“Yeah, I miss you so much darl”
suara ini. Suara yang benar-benar Callista rindukan. Bau parfum tersebut Callista
masih ingat siapa pemilik bau parfum tersebut. Kemudian dia mencium pipi Callista. Callista hampir tidak bernapas.
“Naufal” kata Callista kemudian
Callista menoleh ke belakang.
“Yeah, it’s me” kata Naufal.
Naufal sudah lama Callista tidak bertemu Naufal. Callista menelan ludah. Sudah
lama tidak bertemu Naufal semakin tampan. Bahkan dia pun menjadi lebih modis.
Callista masih tidak percaya dengan apa yang dilihatnya. Naufal yang mengenakan
kaos putih, jaket kulit hitam, jeans, sepatu supra dan memakai kacamata.
“Cal, kenapa?” tanya Naufal.
“K-k-kamu ada disini?” tanya
Callista tergagap.
“Iya, lho kamu nungguin orang lain
ya? Aku kira Natasha kasih tau kamu soalnya kamu ada disini” kata Naufal.
Natasha? Pikir Callista. Pantas saja Natasha menyuruh Callista untuk tetap
berada di London. Ternyata karena Naufal.
“Jadi kamu gak kangen aku nih?”
kata Naufal. Callista mengerti apa yang dimaksud Naufal. Callista pun langsung
memeluk Naufal. Naufal membalas memeluk Callista erat. Kemudian Naufal mencium
kening Callista.
“Fal, kamu disini tinggal sama
siapa?” tanya Callista sambil melepaskan pelukannya.
Naufal kemudian merangkul Callista
“Aku punya tante disini Cal. Ya, udah yuk pulang” kata Naufal.
Callista teringat sesuatu
tujuannya kesini itu adalah Niall. Sekaran Callista malah bersama Naufal.
Callista akan meminta maaf pafa Niall dan dia akan menceritakan semuanya nanti.
Karena sekarang sudah ada Naufal.
Niall’s POV-------------------
Niall sudah ingin berlari ketika
dia melihat Callista yang sedang duduk membaca novel. Niall benar-benar sudah
merindukan Callista. Apalagi akhir-akhir ini Callista hanya membalas pesan
Niall singkat dan seperlunya saja. Bahkan, terkadang pesan dari Niall tidak
dibalas dan telpon dari Niall tidak diangkat.
Ketika Niall hendak berlari
menghampiri Callista. Hatinya mencelos sangat-sangat mencelos. Siapa lelaki
itu? Lelaki yang memeluk Callista kemudian mencium Callista. Mengapa Callista
tidak pernah bercerita selama ini?
“What’s wrong Nialler?” tanya Liam
yang heran karena Niall yang paling
bersemangat untuk kembali ke London dan sekarang Niall tampak tidak semangat
bahkan seperti orang yang kehilangan semangat hidupnya.
“Look there” kata Niall. Liam pun
mengikuti arah pandangan yang ditunjukkan Niall. Liam pun sama kagetnya dengan
Niall.
“Maybe, he is Callista’s fahter”
sahut Harry.
“No, Harold. I think he’s the same
age with Callista” kata Niall.
“if you curious just ask her” kata
Louis. Zayn dari tadi hanya diam saja memerhatikan semuanya. Zayn mengeluarkan
ponselnya dan mengirim pesan pada seseorang.
“So, c’mon Niall” kata Liam
kemudian merangkul Niall.
Niall masih tidak bisa tenang.
Sampai di tau siapa lelaki itu barulah dia bisa tenang meskipun sepertinya
tidak. Niall memutuskan untuk bertemu Callista.
“So, where are you?” tanya Niall
setelah Callista mengangkat telpon tersebut.
“I’m at starbuck. Why?”
“Don’t go anywhere. I’ll be there”
kata Niall dan langsung memutuskan hubungan telponnya dengan Callista.
Selama dalam perjalan Niall pun
masih belum bisa tenang. Dia ingin sekali mendengar penjelasan dari Callista.
Disana Callista sedang duduk sendirian meminum kopinya. Niall langsung
menghampiri Callista.
“Hi Niall” sapa Callista.
“You should explain everything”
kata Niall. “About?” tanya Callista tidak mengerti.
“Sorry Cal lama. Tadi di toiletnya
penuh” kata seseorang. Niall langsung melihat ke sumber suara tersebut. Lelaki
yang dibandara kemarin. Hening.
“So, you are Niall from One
Direction” kata Naufal.
“Yeah. Who are you?” tanya Niall.
“Well. I’m Naufal” kata Naufal.
Naufal? Sepertinya Niall pernah mendengar kata-kata Naufal. Ah, iya. Niall
ingat sekarang dia mendengar kata Naufal saat Callista sedang skype bersama
Natasha. (Baca di part 6)
“Her boyfriend” tambah Naufal. Hati
Niall benar-benar mencelos. Niall kemudian memutarkan kepalanya dan melihat
Callista. Callista hanya menunduk dan meminum kopinya.
“Oh. Callista never told me that
she has a boyfriend” kata Niall.
“You never asked” sahut Callista.
Benar. Niall memang tidak pernah bertanya apakah Callista sudah mempunyai pacar
atau tidak. Tetapi, seharusnya Callista bilang dari awal.
Canggung. Itulah yang terjadi
diantara mereka bertiga. Niall yang biasanya selalu tanpa henti berbicara kini
dia diam saja mendengar Naufal bercerita. Setelah mendengar cerita Naufal dia
pun merasa memang jika dia menjadi Callista pasti akan memilih Naufal.
“So, how long you’ve guys dating?”
tanya Niall penasaran.
“Almost 4 years” kata Callista.
Entahlah, apabila Callista yang menjawab Niall merasakan sakit sekali. Callista
kenapa tega berbuat seperti ini pada Niall?
“How about the boys? Are they
okay?” tanya Callista.
“Yeah. You should meet them. You
too Naufal” kata Niall yang sebenarnya berat sekali berbicara seperti itu.
“I loved to. When?” tanya
Callista.
“What if tomorrow?” tanya Niall.
“Great. Because, tomorrow is
holiday” kata Callista.
“So, guys. I’ll go home now. Bye. See
ya tomorrow” kata Niall. Sebenarnya Niall sudah ingin pergi dari tadi karena
dia sudah tidak sanggup melihat Callista
bersama Niall.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar