Niall’s POV---------------
“You sure you wont spend your holiday with me” tanya Niall. Callista
melihat ke arah Naufal dan kemudian dia menggangguk. Callista bilang
Callista dan Naufal tidak mau mengganggu acara liburan mereka bersama
keluarganya masing-masing. Maka Callista dan Naufal tidak memilih ikut
berlibur baik itu bersama Niall ataupun Zayn.
“We’re sure Niall. Enjoy your holiday and Merry Christmas”kata Callista yang meskipun Natal datang masih 1 minggu lagi.
“Merry Christmas Niall” kata Naufal. “Merry Christmas you two” kata Niall.
“I would back to London before New Year. You should join us to celebrate New Year eve”kata Niall.
“Are we have another choice?” kata Naufal. “No” jawab Niall.
“So, we’re in” kata Callista.
“Good bye Niall” kata Callista dan Naufal.
Selama dalam pesawat Niall membayangkan jika Callista ikut bersamanya
sekarang ini. Dia akan merayakan Natal bersama Callista dan itu akan
menjadi Natal terindah yang pernah Niall rasakan. Menghias pohon Natal
bersama Callista. Mebuka hadiah-hadiah yang diterima bersama Callista.
Niall merasakan semua menjadi lebih indah apabila bersama Callista.
Sekarang pun Niall masih memegang kado Natal dari Callista. Sebenarnya
Niall sudah tidak sabar karena dia harus menunggu hari Natal untuk
membuka kado dari Callista tetapi dia sudah berjanji pada Callista.
Bahwa dia akan membuka kadonya pada hari natal.
Sekarang sudah malam Natal tidak ada salahnya jika Niall membuka kado
dari Callista itu sekarang. Niall pun membuka kado dari Callista. Sebuah
gelang. Gelang kayu yang dihubungkan oleh tali dan dikayu tersebut
terdapat ukiran nama Niall. Meskipun sederhana bahkan sangat-sangat
sederhana tapi Niall menyukainya. Niall langsung memakai gelang
tersebut. Niall melihat kotak kado tersebut dan melihat ada sebuah note.
Hi, Niall. Merry Christmas. I don’t know if you like my present or not. Hope you like it. I made it by myself x – Callista
Niall kemudian mengambil ponselnya yang berada disaku celananya. Dia langsung menelpon Callista.
“Hi Niall” sapa Callista disana. Suara ini Niall benar-benar rindu
dengannya. Dia sudah tidak bisa menahan dirinya lagi untuk berpura-pura
tidak rindu pada Callista.
“I’ve just opened your present” kata Niall. “Really? You like it?” tanya Callista.
“Absolutely. Especially it because you made it Cal” kata Niall.
“I’m glad you like it and Niall I’ve received your present” kata Callista.
“You like it?” tanya Niall.
“No” kata Callista. Niall kemudian menundukan kepalanya. Bodoh, aku
salah memilih hadiah. Pikirnya. Callista tidak menyukai hadiah yang
diberikannya.
‘but, I love it” tambah Callista. Moodbooster karena setelah mendengar
itu Niall benar-benar bersemangat sekali. Niall memberikan Callista
sebuah gelang juga. Gelang platinum dan digelang tersebut terukir
inisial N&C. Callista dan Niall itulah maksud Niall.
“N&C it means Naufal and Callista right?” tanya Callista. Hati Niall mencelos mendengar itu.
“Thanks Niall. Really, you’re my best friend ever” kata Callista.
“Cal, my mom ask me to dinner. Bye Cal” kata Niall. Bohong. Niall sudah
makan malam bahkan dia menelpon Callista setelah dia makan malam.
“Oke. Bye. Nialler. Merry Christmas” kata Callista. “Merry Christmas. Bye” balas Niall.
Niall pun menjadi malas untuk beraktivitas. Meskipun begitu Niall
sebenarnya senang sudah mendengar suara Callista. Setidaknya mengobati
rasa rindunya pada Callista.
“Ten...Nine...eight...seven...six...five...three...two...one. HAPPY NEW YEAR” teriak mereka semua..
Kemudian DUAR,DUAR,DUAR. Suara kembang api. Niall memandang ke langit
yang gelap dihiasi oleh kembang-kembang yang menjadi terlihat indah.
Untung saja tidak turun salju pikir Niall. Niall kemudian melihat ke
arah Callista. Naufal yang sedang merangkul Callista dan Callista yang
melingkarkan tangannya dipinggang Naufal. Niall langsung mengalihkan
pandangannya. Dia tidak bisa melihat Callista bersama Naufal. Cemburu.
Benar, Niall cemburu. Niall berharap bahwa yang dipeluk Callista itu
dirinya bukanlah Naufal. Tanpa terasa wajah Niall menjadi panas.
Ternyata dia telah menjatuhkan air matanya.
Tiba-tiba saja seseorang menepuk-nepuk pundak Niall. Niall melihat ke
arah orang tersebut. Zayn. Zayn lah yang mengerti keadaan Niall
sekarang. Bukan berarti the boys yang lain tidak mengerti tetapi Niall
tidak bisa memberitahu mereka.
“NOW IT’S TIME FOR FOOD” teriak Louis. Semua masuk kembali ke rumah
karena memang dibalkon itu dingin sekali. Niall pun berpura-pura
semangat.
Setelah selesai makan-makan dan beberapa dari the boys minum. Sekarang waktunya untuk bercerita mengenai resolusi di tahun baru.
“So, Zayn what’s your resolution?” tanya Liam. “Quit smoking maybe” kata
Zayn. Semua pun diberi pertanyaan yang sama sampai sekarang giliran
Niall.
“So, Niall. What’s your resolution?” tanya Danielle.
“I don’t know. Maybe girlfriend” kata Niall. Kemudian dia melihat ke arah Callista. Callista kemudian mengalihkan pandangannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar